Brilio.net - Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan temuan tak terduga dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi. Dalam rekaman tersebut, terlihat selembar plester bekas menempel di dalam adonan terigu tahu goreng yang menjadi bagian dari menu makan siswa.
Kejadian ini pertama kali diketahui oleh Andri (23), kakak dari seorang siswa penerima MBG. Ia menceritakan bahwa sang adik membawa pulang makanan dari sekolah dan hendak menyantap tahu goreng yang disediakan. Namun, saat digigit, ada sesuatu yang terasa keras dan asing.
BACA JUGA :
Rayakan HUT Prabowo ke-74, MBG sajikan nasi goreng telur secara serentak
“Setelah diperiksa, ternyata di balik kulit terigu tahu goreng itu ada plester berwarna coklat yang ikut tergoreng,” ujar Andri, Selasa (20/10).
Merasa jengkel, Andri kemudian memotret temuan tersebut dan mengunggahnya ke media sosial. Tak butuh waktu lama, unggahannya pun menjadi viral dan ramai diperbincangkan warganet. Ia menegaskan bahwa makanan tersebut sudah dilaporkan ke pihak sekolah dan disimpan sebagai barang bukti untuk menunjukkan bahwa kejadian ini benar-benar terjadi.
Pihak Dapur Akui Lalai dan Minta Maaf
Menanggapi viralnya kasus ini, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Cigunung, Desa Sukaresmi, Hana Nabilah Azmi, menyampaikan permohonan maaf atas insiden tersebut. Ia mengaku tidak mengetahui ada menu yang lolos dari pengecekan kualitas.
BACA JUGA :
Dokter Tan Shot Yen raih Anugerah Perempuan Hebat 2025, sosok yang lantang menyuarakan pangan lokal
“Pertama-tama, kami mohon maaf sebesar-besarnya atas kejadian ini,” kata Hana.
Dalam menu MBG yang dibagikan pada Senin (20/10), para siswa menerima nasi, ayam kecap, tahu goreng tepung, acar wortel dan mentimun, serta satu buah jeruk. Hana menjelaskan, kemungkinan ada kelalaian dalam proses pengawasan di dapur, terutama karena beberapa relawan dapur mungkin sedang mengalami luka kecil atau kelelahan saat bekerja.
“Ini akan menjadi bahan evaluasi kami agar pengawasan lebih ketat, terutama pada proses penyajian makanan,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa pihaknya akan segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh tahapan penyediaan MBG, mulai dari kebersihan dapur hingga disiplin kerja relawan.
“Ke depan, kami akan menekankan pentingnya prosedur keselamatan dan memastikan tidak ada relawan yang bekerja tanpa alat pelindung diri (APD). Quality control juga akan kami perketat,” tutup Hana.