Brilio.net - Air mineral dalam kemasan seringkali mencantumkan tanggal kedaluwarsa pada labelnya. Hal ini mungkin menimbulkan pertanyaan: apakah air mineral dapat kedaluwarsa? Ternyata, tanggal kedaluwarsa tersebut bukan ditujukan untuk airnya, melainkan untuk kemasan botolnya. Air, sebagai senyawa kimia, tidak memiliki masa kedaluwarsa dan dapat bertahan selamanya dalam kondisi yang tepat. Namun, kemasan botol plastik memiliki batas waktu tertentu untuk menjaga kualitas dan keamanan air di dalamnya.
Mengapa botol air mineral memiliki tanggal kedaluwarsa?
Botol plastik air mineral umumnya terbuat dari polietilen tereftalat (PET) atau polietilen densitas tinggi (HDPE). Seiring waktu, bahan-bahan kimia dari plastik ini dapat meresap ke dalam air, terutama jika botol disimpan dalam kondisi yang tidak ideal, seperti terpapar sinar matahari langsung atau suhu tinggi. Meskipun konsentrasi zat kimia yang terlepas biasanya rendah dan tidak beracun, hal ini dapat memengaruhi rasa dan kualitas air.
BACA JUGA :
Bukan sekadar gantungan, ini fungsi rahasia lubang kecil di pegangan panci yang jarang diketahui
Sejarah pencantuman tanggal kedaluwarsa pada air mineral
kadaluarsa di botol air mineral
© 2025 brilio.net/fre
Pencantuman tanggal kedaluwarsa pada kemasan air mineral dimulai pada 1987 di New Jersey, Amerika Serikat. Negara bagian tersebut mengeluarkan undang-undang yang mewajibkan semua produk pangan, termasuk air kemasan, untuk memiliki tanggal kedaluwarsa dua tahun atau kurang dari tanggal produksi. Meskipun air secara alami tidak dapat kedaluwarsa, aturan ini diterapkan untuk memastikan kualitas produk dan memberikan panduan kepada konsumen mengenai batas waktu penyimpanan yang aman.
BACA JUGA :
Bukan kebetulan, ternyata ada alasan menarik kenapa penempatan dapur di belakang rumah, ini faktanya
Bahaya penggunaan ulang botol plastik
kadaluarsa di botol air mineral
© 2025 brilio.net/fre
Selain permasalahan terkait tanggal kedaluwarsa, penting untuk diperhatikan bahwa penggunaan ulang botol plastik sekali pakai dapat menimbulkan risiko kesehatan. Botol plastik dengan kode 1 (PET) dirancang untuk penggunaan sekali pakai. Penggunaan berulang dapat menyebabkan kontaminasi bakteri, terutama jika botol tidak dibersihkan dengan benar. Bakteri yang berkembang biak dalam botol dapat menyebabkan gejala keracunan makanan, seperti mual, muntah, dan diare.
Tips menyimpan air mineral dalam kemasan
kadaluarsa di botol air mineral
© 2025 brilio.net/fre
Untuk menjaga kualitas air mineral dalam kemasan, perhatikan hal-hal berikut:
1. Simpan di tempat sejuk dan teduh
Hindari paparan sinar matahari langsung atau sumber panas lainnya yang dapat mempercepat degradasi plastik dan mempengaruhi kualitas air.
2. Jauhkan dari bahan kimia berbau tajam
Simpan botol air mineral jauh dari bahan pembersih rumah tangga atau cairan kimia lainnya yang berbau tajam, karena dapat memengaruhi rasa dan aroma air.
3. Gunakan alas saat menyimpan dalam jumlah banyak
Jika menyimpan botol air mineral dalam jumlah banyak, gunakan palet atau alas untuk menghindari kontak langsung dengan lantai dan meminimalkan risiko kontaminasi.
Dengan memahami bahwa tanggal kedaluwarsa pada botol air mineral lebih berkaitan dengan kemasan daripada air itu sendiri, konsumen dapat lebih bijak dalam menyimpan dan mengonsumsi air mineral dalam kemasan. Selalu perhatikan kondisi penyimpanan dan hindari penggunaan ulang botol plastik sekali pakai untuk menjaga kesehatan dan keselamatan kamu.
Informasi tambahan terkait kedaluwarsa pada botol air mineral:
1. Proses degradasi plastik dan dampaknya pada air
Plastik PET dan HDPE yang umum digunakan untuk botol air kemasan memiliki sifat yang memungkinkan molekul mikroplastik terlepas seiring waktu.
Studi dari National Institute of Health (NIH) menunjukkan bahwa paparan panas dan sinar UV dapat mempercepat proses degradasi plastik, menyebabkan zat seperti antimon (digunakan dalam pembuatan PET) meresap ke dalam air.
Efek dari zat antimon dapat menyebabkan iritasi pada lambung jika terpapar dalam konsentrasi tinggi, meski umumnya kadarnya rendah dalam kondisi penyimpanan normal.
2. Pencemaran mikroplastik dalam air kemasan
Penelitian oleh State University of New York pada 2018 menemukan bahwa 93% dari 259 botol air kemasan yang diuji dari berbagai merek global mengandung partikel mikroplastik - dapat berasal dari proses produksi dan pengemasan, serta dari degradasi botol itu sendiri seiring waktu.
Meski dampaknya terhadap kesehatan manusia masih dipelajari lebih lanjut, WHO telah mengeluarkan peringatan untuk memperhatikan kualitas kemasan air minum.
3. Keamanan air dalam kemasan kaca vs. plastik
Botol kaca tidak mengalami degradasi seperti plastik, sehingga lebih aman untuk penyimpanan jangka panjang tanpa risiko kontaminasi zat kimia.
Namun, biaya produksi dan distribusi yang lebih tinggi membuat air dalam botol kaca kurang populer dibandingkan plastik.
Ahli toksikologi dari University of Michigan merekomendasikan penggunaan botol kaca atau stainless steel untuk menghindari risiko paparan zat kimia dari plastik.
4. Peraturan standar tanggal kedaluwarsa di berbagai negara
FDA (Food and Drug Administration) di Amerika Serikat tidak mewajibkan pencantuman tanggal kedaluwarsa untuk air kemasan, namun produsen umumnya mencantumkannya sebagai panduan.
Di Uni Eropa, air kemasan termasuk dalam kategori pangan dengan masa simpan maksimum dua tahun sejak tanggal produksi, mengacu pada potensi perubahan kualitas air akibat kemasan.
BPOM Indonesia juga mengikuti standar serupa, merekomendasikan konsumsi sebelum tanggal kedaluwarsa untuk memastikan kualitas terbaik.
5. Mitos dan fakta seputar tanggal kedaluwarsa air mineral
Mitos: Air yang melewati tanggal kedaluwarsa berbahaya dan tidak boleh diminum.
Fakta: Selama botol tidak terpapar sinar matahari langsung dan disimpan dengan baik, air masih aman diminum meski melewati tanggal kedaluwarsa, namun rasanya mungkin berubah.
Studi oleh Mayo Clinic menegaskan bahwa air dalam kemasan yang terjaga baik umumnya aman diminum selama botolnya tidak mengalami kerusakan fisik.