Brilio.net - Kisah cinta Sherly Fanny, atau yang lebih dikenal sebagai Fanny Kondoh, dengan Hajime Kondoh, Presiden Direktur Marugame Udon Indonesia, menjadi sorotan publik. Perjalanan cinta mereka bukan hanya tentang pertemuan tak terduga, tetapi juga tentang keyakinan, pengorbanan, dan perjuangan hingga maut memisahkan mereka.
Tak ada yang menyangka kisah ini bermula dari sebuah restoran Marugame Udon di Semarang, tempat Fanny bekerja sebagai kasir. Saat itu, Hajime Kondoh, yang dikenal sebagai Papa Udon, datang sebagai General Manager untuk mengawasi pembukaan cabang baru.
BACA JUGA :
Dicibir hidup enak karena menikah dengan orang kaya, tanggapan Nia Ramadhani bikin haters kicep
Momen pertama pertemuan mereka begitu sederhana, namun bagi Fanny, ada sesuatu yang istimewa. Saat berjabat tangan, dia langsung merasakan firasat kuat bahwa pria di hadapannya akan menjadi suaminya kelak.
"Aku tuh nggak bisa bahasa Inggris, cuma bilang ‘Halo mister, nice to meet you.’ Tapi pas pertama kali shaking hand, aku langsung batin ‘He’s gonna be my husband.’ Aku udah yakin, demi Allah," ungkap Fanny dikutip brilio.net dalam podcast Denny Sumargo, Rabu (19/2).
BACA JUGA :
5 Fakta Sawkani Jamhuri suami Ratna Galih, pengusaha tambang yang terlilit utang nyaris Rp100 M
cerita Fanny Kondoh berjodoh dengan Papa Udon
YouTube/CURHAT BANG Denny Sumargo
Perasaan itu bukan muncul tanpa alasan. Sebelumnya, dia telah mengalami banyak kegagalan dalam hubungan asmara dan merasa lelah dengan kehidupan percintaan yang tidak pasti.
"Pada saat itu aku memang lagi capek sama dunia percintaan ini. Aku ngebatin sama Tuhan, ‘Ya Allah, aku capek kerja, pengin dinafkahi, pengin nikah, punya pasangan hidup, dan aku capek miskin,’ terus tiba-tiba dia datang dan pegang tanganku," bebernya.
Satu hal yang membuat Fanny semakin terkejut adalah saat mengetahui bahwa Hajime Kondoh sebenarnya sudah berstatus duda dengan tiga anak di Jepang. Namun, perbedaan latar belakang itu tak menghalangi kedekatan mereka.
cerita Fanny Kondoh berjodoh dengan Papa Udon
Instagram/@fannykondoh
Keistimewaan hubungan mereka semakin terlihat ketika hanya Fanny yang diberikan kartu nama oleh Papa Udon, sementara karyawan lain tidak. Momen ini menandakan bahwa sejak awal, Hajime Kondoh telah melihat sesuatu yang berbeda dalam diri Fanny.
"Saat itu yang dikasih kartu nama dia cuma aku doang, satu outlet nggak dikasih," katanya.
Tak lama setelah itu, Fanny mendapatkan promosi sebagai trainer manager di Jakarta, yang ternyata menjadi awal baru dalam hubungannya dengan Papa Udon. Dia sempat mengira dipindahkan hanya untuk urusan pekerjaan, tetapi kenyataannya jauh lebih dari itu.
"Dibawa ke Jakarta buat jadi trainer, terus ternyata dibawa ke Jakarta dijadiin istri," ucapnya sambil tertawa.
Seiring waktu, hubungan mereka berkembang semakin serius. Meski harus menjalani long distance relationship (LDR), Hajime Kondoh menunjukkan kesungguhannya dengan datang langsung ke Semarang untuk memastikan perasaannya terhadap Fanny.
"Desember, dia tiba-tiba Line aku dan bilang, ‘Fanny, I want to go to Semarang.’ Aku pikir dia mau inspeksi restoran, tapi dia bilang, ‘No, no, I want to go to Semarang to make sure my feeling ke kamu.’" ujar Fanny mengenang momen tersebut.
cerita Fanny Kondoh berjodoh dengan Papa Udon
Instagram/@fannykondoh
Tak hanya ke Semarang, Papa Udon bahkan datang ke Probolinggo, kampung halaman Fanny, untuk melamar secara resmi. Dia memberikan cincin sebagai tanda keseriusan dan pengikat hubungan mereka.
"Dia ke Probolinggo, rumahku. Aku dibeliin cincin pengikat," lanjutnya.
Namun, perjalanan cinta mereka tak selalu berjalan mulus. Salah satu tantangan terbesar adalah perbedaan usia 25 tahun dan perbedaan keyakinan yang cukup besar.
Hajime Kondoh akhirnya mengambil keputusan besar setelah mengalami pencarian spiritual yang panjang. Dalam proses menuju pernikahan, dia mengalami sakit demam berkepanjangan yang membuat Fanny semakin yakin untuk mengajaknya memeluk Islam.
"Persiapan akad itu, dia sebetulnya belum mau mualaf. Tapi tiba-tiba demam lima hari, dibawa ke rumah sakit masih demam. Aku bilang, ‘Aku ingin kita bukan hanya bersama di dunia ini, tapi di akhirat juga. Aku pengin kita masuk surga yang sama,’" cerita Fanny kepada suaminya saat itu.
Setelah perenungan mendalam, Hajime Kondoh akhirnya mengucapkan syahadat dan resmi menjadi mualaf pada 2017. Keyakinannya semakin kuat, hingga akhirnya dia melangsungkan akad nikah dengan Fanny dalam keadaan sudah memeluk Islam.
"Setelah itu kita akad, dalam keadaan dia sudah mengimani dan beriman kepada Islam," terang Fanny.
Kisah cinta mereka penuh dengan lika-liku, tetapi tetap berlandaskan kesetiaan dan keyakinan yang kuat. Namun, kebahagiaan itu harus terhenti ketika Papa Udon meninggal dunia, meninggalkan Fanny dalam kondisi hamil empat bulan anak pertama mereka.