Brilio.net - Anto Wijaya, lahir pada 10 November 1969, adalah seorang aktor yang menjadi ikon dalam serial kolosal pada era 90-an hingga 2000-an. Dengan penampilannya yang macho dan sering memerankan karakter jagoan di film laga, Anto menjadi idola banyak wanita dari masa ke masa. Beberapa serial terkenal yang dibintanginya antara lain Tutur Tinular, Misteri Gunung Merapi, Angling Dharma, dan Singgasana Brama Kumbara.
Meski sudah bertahun-tahun berlalu, pesona karisma Anto Wijaya tetap memikat. Sebagai seorang ayah dari tiga anak, Anto masih menunjukkan karisma yang sama seperti saat ia memerankan Arya Kamandanu. Publik pun penasaran dengan transformasi penampilannya dari dulu hingga sekarang.
BACA JUGA :
Potret lawas 11 aktor laga di usia 20-an, wajah imut dan polos George Rudy bikin pangling
Anto Wijaya memulai kariernya sebagai model majalah sebelum akhirnya terjun ke dunia akting. Dengan wajah tegas dan tubuh kekar, ia sering mendapatkan peran sebagai pendekar atau raja dalam berbagai serial. Aksi bela dirinya yang memukau membuat banyak penonton terpesona dan kagum. Namun, di balik layar, Anto dikenal sebagai sosok yang sangat dekat dengan keluarganya.
Meskipun usianya kini sudah tidak muda lagi, Anto tetap terlihat gagah dan berwibawa. Walaupun jarang muncul di layar kaca, ia cukup aktif di media sosial, berinteraksi dengan para penggemar.
Lantas seperti apa perbedaan potret dulu dan kini pemeran Arya Kamandanu dulu dan sekarang? Berikut brilio.net himpun potretnya dari Instagram @antoichtijanto, Minggu (6/4).
BACA JUGA :
Tak banyak yang tahu, Willy Dozan pernah eksis di industri film Mandarin era 70-an, ini potretnya
1. Anto Wijaya memulai kariernya sebagai model majalah di Surabaya.
Potret dulu dan kini Anto Wijaya
© Instagram/@antoichtijanto
2. Pada tahun 1991, ia memenangkan penghargaan The Best Model Pageant.
Potret dulu dan kini Anto Wijaya
© Instagram/@antoichtijanto
3. Kesuksesan di dunia modeling membawanya ke dunia film dan sinetron.
Potret dulu dan kini Anto Wijaya
© Instagram/@antoichtijanto
4. Wajah tegas dan tubuh kekarnya membuat Anto sering berperan sebagai pendekar atau raja.
Potret dulu dan kini Anto Wijaya
© Instagram/@antoichtijanto
5. Aksi bela dirinya di layar kaca selalu berhasil memukau penonton.
Potret dulu dan kini Anto Wijaya
© Instagram/@antoichtijanto
6. Di balik layar, Anto adalah sosok family man yang sangat dekat dengan anak-anaknya.
Potret dulu dan kini Anto Wijaya
© Instagram/@antoichtijanto
7. Anto dikenal ramah dan murah senyum, membuatnya mudah bergaul dengan orang di sekitarnya.
Potret dulu dan kini Anto Wijaya
© Instagram/@antoichtijanto
8. Meski usianya bertambah, Anto tetap terlihat gagah dan karisma.
Potret dulu dan kini Anto Wijaya
© Instagram/@antoichtijanto
9. Walaupun jarang tampil di televisi, Anto aktif di media sosial.
Potret dulu dan kini Anto Wijaya
© Instagram/@antoichtijanto
10. Sebagai aktor kawakan, Anto jauh dari kesan sombong.
Potret dulu dan kini Anto Wijaya
© Instagram/@antoichtijanto
11. Di Instagram, Anto sering berinteraksi dengan fans, menjawab pertanyaan di kolom komentar.
Potret dulu dan kini Anto Wijaya
© Instagram/@antoichtijanto
Mengapa serial dan film laga Indonesia era 90-an dan 2000-an menjadi favorit tontonan saat itu
Pada era 90-an, sinetron laga menjadi salah satu tontonan favorit masyarakat Indonesia. Salah satu alasan utamanya adalah karena sinetron laga menawarkan hiburan yang berbeda dari drama keluarga atau komedi situasi yang mendominasi layar kaca saat itu. Aksi-aksi pertarungan, jurus-jurus sakti, dan adegan kejar-kejaran memberikan sensasi adrenalin yang membuat penonton betah berlama-lama di depan televisi. Di tengah keterbatasan teknologi efek visual saat itu, sinetron laga justru terasa lebih alami dan mendekatkan penonton pada aksi nyata yang mengesankan.
Selain itu, tema-tema sinetron laga banyak mengangkat budaya lokal, cerita rakyat, hingga kisah-kisah silat klasik yang sarat dengan nilai moral. Karakter-karakter seperti pendekar pembela kebenaran atau tokoh jahat yang mendapatkan balasan atas perbuatannya, membentuk cerita yang sederhana namun memikat.
Penonton bisa dengan mudah berempati pada tokoh utama dan merasakan kepuasan saat keadilan akhirnya ditegakkan. Nilai-nilai seperti keberanian, kejujuran, dan kesetiaan yang sering diangkat dalam sinetron laga juga memperkuat daya tariknya di tengah masyarakat.
Tak bisa dimungkiri, kepopuleran sinetron laga di era 90-an juga didukung oleh deretan aktor dan aktris yang sangat ikonik. Banyak di antara mereka yang memang memiliki kemampuan bela diri atau setidaknya dilatih khusus untuk peran-peran tersebut. Penampilan mereka yang karismatik serta chemistry antarpemain mampu membangun ikatan emosional dengan penonton. Nama-nama besar seperti Advent Bangun, Willy Dozan, George Rudy, Anto Wijaya menjadi jaminan mutu yang membuat sinetron laga dinantikan tiap minggunya.
Faktor lain yang membuat sinetron laga digemari adalah kesederhanaan produksinya yang justru terasa lebih otentik. Adegan laga dilakukan dengan minim efek komputer, sehingga terkesan lebih "real" dan mendebarkan. Lokasi syuting yang sering menampilkan alam terbuka seperti hutan, sungai, dan pegunungan, memberikan nuansa petualangan yang kuat. Ini menjadi pelarian ideal bagi masyarakat yang mendambakan hiburan seru di tengah rutinitas keseharian.
Pada akhirnya, sinetron laga di era 90-an memiliki tempat spesial di hati banyak orang karena berhasil menggabungkan aksi seru, cerita yang membumi, nilai budaya, dan kehadiran bintang-bintang karismatik. Meskipun zaman telah berubah dan selera penonton berkembang, kenangan terhadap sinetron laga masa itu tetap hidup, menjadi bagian dari nostalgia kolektif yang tak lekang oleh waktu.
