Brilio.net - Najwa Shihab tengah dirundung duka mendalam setelah sang suami tercinta, Ibrahim Sjarief Assegaf, berpulang pada Selasa, 20 Mei 2025. Sosok yang selama ini dikenal setia menemani Najwa dalam suka dan duka itu mengembuskan napas terakhir usai berjuang melawan komplikasi kesehatan pasca stroke.
Kondisi kesehatan Ibrahim sempat naik turun selama beberapa bulan sebelum akhirnya tak tertolong. Kepergiannya meninggalkan kehampaan bagi keluarga dan banyak orang yang mengenal figur tangguh di balik layar kehidupan Najwa.
BACA JUGA :
Potret ketegaran anak Najwa Shibab, Izzat Assegaf setia di samping jenazah sang ayah
Di balik kesuksesannya sebagai jurnalis, Najwa menyimpan kisah cinta yang sederhana namun begitu manis bersama sang suami. Ia dikenal sebagai sosok istri yang sangat mencintai dan menghargai pasangannya, bahkan mengaku sebagai “bucin” alias budak cinta.
foto: Instagram/@najwashihab
BACA JUGA :
Ucapan menyentuh Najwa Shihab saat sulitnya membicarakan kematian orang tercinta
Kisah manis itu pernah ia ungkap dalam perbincangan hangat bersama Maudy Ayunda di sebuah podcast. Najwa secara terbuka membagikan perjalanan panjang cintanya bersama Ibrahim, termasuk bagaimana cinta itu justru makin tumbuh seiring usia pernikahan.
Najwa mengungkap bahwa mempertahankan rasa cinta dalam pernikahan bukan perkara mudah, apalagi setelah puluhan tahun hidup bersama. Ia merasa perlu terus belajar agar tetap bisa mencintai dengan cara yang dewasa dan penuh kesadaran.
“Sekarang tantangannya gimana bikin itu bucin sampai 25 tahun,” ujar Najwa dikutip dari YouTube Maudy Ayunda, Rabu (21/5).
Awalnya ia sempat merasa kebucinan mulai berkurang seiring kesibukan dan waktu yang terus berjalan. Namun perubahan besar justru terjadi ketika sang putra semata wayang, Izzat, melanjutkan kuliah ke luar negeri dan meninggalkan rumah.
Saat itulah Najwa dan Ibrahim kembali menjadi sepasang suami istri yang benar-benar hidup berdua saja. Rumah yang tadinya dipenuhi aktivitas sebagai orang tua kini kembali menjadi ruang intim bagi mereka sebagai pasangan.
“Aku kembali menjadi agak bucin setelah anakku kuliah di luar negeri. Karena jadinya kan di rumah berdua,” ungkapnya.
foto: YouTube/Maudy Ayunda
Tanpa kehadiran sang anak, Najwa merasa seperti sedang merajut ulang kisah cinta mereka dari awal. Semua hal yang dulu berputar di sekitar anak kini perlahan berganti menjadi waktu khusus berdua dengan suami. Ia menyadari bahwa peran sebagai orang tua sempat membuat hubungan suami-istri mereka jadi prioritas kedua.
“Karena waktu ada Izzat, rasa-rasanya hubungan suami dan istri itu dinomor duakan dengan menjadi ayah ibu,” lanjutnya.
Kini mereka punya ruang untuk saling mengenal kembali sebagai pasangan, bukan sekadar ayah dan ibu. Najwa bahkan menyebut mereka seperti kembali pacaran setelah sekian lama sibuk dengan peran sebagai orang tua.
Ada momen canggung di awal saat mulai terbiasa hanya berdua saja, tanpa kehadiran sang anak. Namun seiring waktu, ia menemukan kembali kenikmatan menjalani hari-hari bersama Ibrahim secara lebih intim.
Ia teringat pesan ibunya yang selalu mengajarkan pentingnya menjaga relasi dengan suami. Pesan itu melekat kuat di benaknya sebagai pengingat bahwa suami tetap membutuhkan perhatian dan kehadiran istri.
“Kalau ada pilihan nemenin Baim atau Izzat, kamu harusnya nemenin Baim, supaya Baim nggak ditemenin yang lain,” kenangnya.
foto: Instagram/@najwashihab
Nasihat itu perlahan makin terasa artinya seiring waktu berjalan dan usia pernikahan bertambah. Di sisa kebersamaan mereka, Najwa justru merasa makin kuat dan bucin terhadap sosok yang selama ini setia di sisinya.
Momen canggung di awal justru menjadi titik balik yang membuka lembaran baru dalam hubungan mereka. Najwa mengaku, seiring berjalannya waktu, ia mulai menikmati kembali masa-masa berdua dengan sang suami tanpa gangguan.
“Agak awkward awal-awalnya to be totally honest, awkward karena ya ini lagi,” tuturnya.
“Tapi terus it’s been fun sih. Nemuin hobi baru bareng. Jalan-jalannya berdua bareng," ungkapnya lagi.
Kini, setelah kepergian Ibrahim, kenangan cinta mereka jadi harta paling berharga yang tersisa. Najwa telah membuktikan bahwa cinta yang tumbuh dari kebersamaan dan pengertian bisa tetap mekar, bahkan sampai maut memisahkan.