Brilio.net - Pemeran Gusur dalam serial Lupus, Fahmi Bo menyatakan dengan tegas bahwa dirinya tidak bersedia tinggal di panti jompo. Meski kini menjalani hari-hari seorang diri dengan kondisi kesehatan yang kian menurun, ia memilih untuk tetap hidup mandiri di kamar kos yang sudah lama ia tempati.
Alasannya sederhana, ia merasa lebih nyaman berada di lingkungan yang sudah dikenal. "Saya masih punya anak, jadi saya tidak mau tinggal di panti jompo," ujar Fahmi yang juga bermain dalam Tukang Ojek Pengkolan.
BACA JUGA :
Penampilan Fahmi Bo pemeran Tajudin di TOP semakin kurus, potret terbarunya bikin warganet simpati
Keputusan itu mencerminkan tekad Fahmi untuk mempertahankan kemandirian di tengah keterbatasan fisik yang dialami. Ia menjadikan keberadaan anak-anaknya sebagai alasan utama untuk tetap bertahan di tempat tinggalnya saat ini.
Meski tubuh tak sekuat dahulu, semangat Fahmi untuk tidak bergantung pada pihak lain masih menyala. Ia lebih memilih menghadapi hari-hari sendiri daripada harus tinggal di tempat yang menurutnya tidak cocok.
Pada usia senja, ia menunjukkan keteguhan hati untuk menjalani hidup sebagaimana keinginannya. Menurutnya, panti jompo bukanlah solusi atas kesulitan yang sedang dihadapi.
BACA JUGA :
Putus asa 3 tahun tak bertemu, Fahmi Bo ungkap perubahan sikap anak, ada campur tangan Nikita Mirzani
Fahmi Bo mengungkapkan bahwa banyak yang menyarankannya agar tinggal di panti jompo, namun ia menolak. Menurutnya, tempat tersebut tidak akan memberinya kenyamanan seperti yang ia rasakan di kamar kosnya. Ia khawatir, tinggal di panti jompo akan mengikis kemandiriannya yang selama ini ia junjung.
Fahmi Bo merasa tak cocok dengan lingkungan panti jompo
Pandangannya terhadap panti jompo pun cukup tegas. Ia merasa lingkungan semacam itu kurang sesuai bagi orang-orang seusianya. Ia pun berkomitmen untuk terus mengandalkan diri sendiri dan menghadapi berbagai tantangan hidup secara mandiri. "Saya lebih baik berjuang sendiri daripada harus tinggal di tempat yang tidak saya kenal," katanya.
Keputusan ini turut dipengaruhi oleh keinginannya untuk tetap berada dekat dengan anak-anaknya. Meski mereka tidak selalu hadir secara fisik, keberadaan mereka di hidupnya menjadi sumber semangat untuk terus bertahan. Ia ingin memberi contoh baik bahwa tetap mandiri adalah pilihan hidup yang bermakna.
Bagi Fahmi Bo, kemandirian adalah bagian penting dari jati dirinya. Meski menghadapi berbagai tantangan, ia yakin mampu menjalaninya tanpa harus menyusahkan orang lain.
Dengan bertambahnya usia, kesehatan Fahmi memang tak seprima dulu. Ia mengakui bahwa dirinya kerap merasa lelah dan kurang bertenaga. Namun, kondisi tersebut tak menyurutkan niatnya untuk menjalani hidup secara mandiri.
Dalam keadaan seperti itu, ia tetap berupaya menjaga semangat hidup. Ia pun memperhatikan pola makan dan menerapkan gaya hidup sehat sesuai kemampuannya. "Saya berusaha untuk tidak menyerah, meskipun kadang sulit," ucapnya.
Selain mengandalkan kekuatan diri, Fahmi Bo juga mendapat dukungan dari orang-orang terdekat. Anak-anak serta sahabat-sahabatnya tetap hadir memberikan semangat, meski tidak tinggal bersamanya.
Dukungan emosional tersebut menjadi penguat bagi Fahmi dalam menjalani hari-hari penuh tantangan. Ia merasa tak benar-benar sendiri karena komunikasi dengan keluarga tetap terjalin baik. Kehadiran mereka memberi energi tambahan untuk terus melangkah.
Fahmi Bo merasa ada harapan
Fahmi berharap keputusan hidup yang diambilnya bisa menginspirasi orang lain, terutama yang berada dalam situasi serupa. Ia ingin menunjukkan bahwa masih ada harapan dan pilihan untuk hidup sesuai kehendak, meski dalam kondisi sulit.
Ia juga ingin masyarakat lebih menghargai pilihan hidup para lansia yang ingin tetap hidup sendiri. Menurutnya, setiap orang berhak menentukan jalannya tanpa harus tertekan oleh penilaian sosial.
Dengan semangat yang tetap menyala, Fahmi bertekad menjalani hidup sebagaimana yang ia yakini terbaik. Ia ingin membuktikan bahwa usia bukan penghalang untuk tetap mandiri dan bahagia. "Saya ingin menunjukkan bahwa meskipun dalam keadaan sulit, tetap ada harapan dan pilihan untuk menjalani hidup dengan cara yang diinginkan," ujarnya.
Keyakinan tersebut menjadi bahan bakar bagi Fahmi Bo untuk terus melangkah. Ia ingin menjadi contoh bahwa siapa pun bisa memilih kebahagiaan mereka sendiri, selama masih ada harapan dan semangat juang.