7 Fakta terbaru kematian diplomat muda Kemlu di indekos Gondangdia, polisi janjikan kesimpulan kasus
  1. Home
  2. »
  3. Serius
13 Juli 2025 14:00

7 Fakta terbaru kematian diplomat muda Kemlu di indekos Gondangdia, polisi janjikan kesimpulan kasus

Ditemukan sidik jari ADP di lakban. Hapsari Afdilla
Liputan6.com/Ady Anugrahadi

Seorang pegawai Kementerian Luar Negeri (Kemlu) berinisial ADP (39) ditemukan meninggal dunia dengan wajah tertutup lakban di kamar indekosnya di kawasan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa (8/7). Kejadian ini mengejutkan banyak pihak dan memicu penyelidikan mendalam oleh aparat kepolisian.

Aparat kepolisian saat ini sedang menyelidiki jejak sidik jari pada lakban yang menutupi wajah korban. Penyelidikan kasus kematian ini masih dalam tahap awal dan ada banyak hal yang perlu diklarifikasi terlebih dahulu.

BACA JUGA :
Viral penemuan mayat suami-istri di Bali ini diduga jasad mantan bupati Jembrana, begini kronologinya


Penyebab kematian ADP masih menjadi misteri. Meskipun diketahui memiliki riwayat penyakit GERD dan kolesterol, polisi tidak ingin terburu-buru menyimpulkan bahwa kematian tersebut disebabkan oleh sakit. Wakasatreskrim Polres Metro Jakarta Pusat, Kompol Sigit Karyono, menjelaskan bahwa informasi mengenai riwayat penyakit tersebut diberikan oleh istri korban saat pemeriksaan.

Polda Metro Jaya kini mengambil alih penyelidikan kasus ini. Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum (Wadirkrimum) Polda Metro Jaya, AKBP Putu Kholis Aryana, mengonfirmasi bahwa penyelidikan sedang berlangsung. Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto, juga menegaskan bahwa semua bukti, termasuk rekaman CCTV dan hasil autopsi, sedang dipelajari untuk mendapatkan kesimpulan dalam waktu dekat.

Berikut adalah beberapa fakta terkini terkait kasus kematian diplomat muda Kemlu, dihimpun brilio.net dari Liputan6.com, pada Minggu (13/7).

BACA JUGA :
Penemuan kerangka ibu dan anak jadi misteri, terungkap curahan hati di tembok rumah, isinya bikin pilu

1. Polisi Selidiki Jejak Sidik Jari di Lakban.

Seorang pegawai Kementrian Luar Negeri (Kemlu) insial ADP (39) ditemukan meninggal dunia dalam kondisi wajah tertutup lakban di kamar indekosnya kawasan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 8 Juli 2025. Polisi saat ini tengah menyelidik jejak sidik jari pada lakban yang menutupi korban.

"Kami menunggu hasil juga dari labfor Untuk pemeriksaan yang sisa lakbannya dan sidik jarinya segala macam yang tertempel gitu," kata Kapolsek Menteng Kompol Rezha Rahandhi saat dikonfirmasi, Rabu 9 Juli 2025.

Polisi hingga kini belum mendapatkan kesimpulan apakah ADP merupakan korban pembunuhan, sebab proses penyelidikan hingga kini masih berlangsung. Proses olah TKP juga telah dilakukan penyidik kemarin.

Reza mengatakan di kamar indekos korban dipasang pintu keamanan otomatis. Namun dicongkel oleh tetangga korban setelah mendapat izin dari pemilik kost.

"Memang ada, karena itu sudah sepengetahuan pemilik kos dan istri korban untuk mengetahui korban di dalam itu gimana keadaannya. Makanya meminta izin untuk dibuka paksa," ucapnya.

Di lokasi, penyidik juga mengamankan rekaman CCTV sebelum korban meninggal dunia. Rekaman itu saat ini tengah dalam penelitian di labolatorium forensik.

"CCTV sudah ada Sudah kita amankan cuman kan prosesnya tidak langsung seperti ini Karena itu kepotong-potong. Jadi kita harus recording ulang untuk menyatukan posisi selama satu malam itu," terang dia.

Sementara, terkait dengan kondisi kondisi korban, kata Rezah jenazah ADP telah dibawa ke kampung halaman oleh pihak keluarga dari RSCM ke Yogyakarta pagi tadi. Proses autposi juga sudah dinyatakan selesai.

Namun demikian, Rezha masih enggan membeberkan hasil daripada autopsi pada jenazah pegawai Kemlu itu.

"Tadi pagi ya sudah mengambil surat keterangan karena kan dari pihak RSCM juga mungkin sudah melakukan pemeriksaan hasil autopsi. Tinggal menunggu hasil sempurnanya dari pemeriksaan-pemeriksaan itu," tutup dia.

2. Penyebab Kematian Masih Dicari.

Meskipun korban diketahui memiliki riwayat penyakit GERD dan kolesterol, pihak kepolisian belum mengambil kesimpulan bahwa kematian tersebut disebabkan oleh kondisi kesehatan tersebut.

Hal ini disampaikan oleh Wakasatreskrim Polres Metro Jakarta Pusat, Kompol Sigit Karyono, yang menjelaskan bahwa informasi mengenai riwayat penyakit korban diperoleh dari keterangan istri korban saat proses pemeriksaan.

"Memang dia punya sakit lah ya, punya gerd, sakit kolesterol aja sebenarnya," kata Sigit dalam keterangannya, Kamis (10/7).

Pihak kepolisian masih belum mengambil kesimpulan bahwa penyakit menjadi penyebab kematian pegawai Kementerian Luar Negeri berinisial ADP.

"Nanti akan kita padukan dengan hasil autopsi, apakah obat ini diminum atau bagaimana. Nanti kita lihat," ucap Kompol Sigit Karyono.

3. Polda Metro Jaya Ambil Alih Penyelidikan.

Polda Metro Jaya saat ini telah mengambil alih penanganan kasus kematian diplomat muda dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu), ADP. Korban ditemukan meninggal dengan kondisi kepala terlilit solasi di dalam rumah kos yang berlokasi di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7).

Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum (Wadirkrimum) Polda Metro Jaya, AKBP Putu Kholis Aryana, membenarkan bahwa pihaknya kini memimpin proses penyelidikan terkait kasus tersebut.

"Betul. Dalam penyelidikan,” ujar dia dalam keterangannya.

Sementara itu, Kapolsek Menteng Kompol Rezha Rahandhi mengamini. Sebelumnya, penanganan kasus ini menjadi ranah Polsek Menteng dan Polres Metro Jakarta Pusat. Namun, kini Ditreskrimum Polda Metro Jaya telah mengambil alih proses penyelidikan.

"Untuk saat ini, perkara penemuan jenazah di kos Gondangdia ditangani oleh Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya," singkat dia,

4. Kemungkinan Ekshumasi Jenazah. 

Penyebab kematian seorang pegawai Kementerian Luar Negeri (Kemlu) insial ADP (39), masih penuh teka-teki. Karena itu wacana dilakukannya ekshumasi pun mencuat.
Terkait hal itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, tidak menutup kemungkinan jika harus ada proses ekshumasi terhadap jasad yang bersangkutan.

"Ya nanti penyelidik yang akan mempertimbangkan ya (ekshumasi), ini masih terus dilakukan pendalaman. Tadi yang saya sampaikan, masih menunggu hasil autopsi, masih beberapa hal perlu dilakukan pendalaman lagi," kata dia di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat 11 Juli 2025.

Ade memastikan, tempat kejadian perkara (TKP) adalah gudang barang bukti, karenanya saat ini penyelidik masih berfokus di lokasi tersebut.

"TKP adalah gudang barang bukti. Oleh karena itu ketika petugas kepolisian datangi TKP, maka dilakukan status quo, mengamankan TKP, barang bukti lokasi harus orisinil, ya harus asli. TKP tidak boleh tercemar, dijaga," tegas dia.

5. Kapolda Janjikan Kesimpulan Kasus.

Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto, angkat suara terkait kasus meninggalnya diplomat muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan, di kamar indekosnya, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat.

Menurut Kapolda, jajarannya masih mendalami semua hal yang berhubungan dengan kasus kematian diplomat muda itu hingga sepekan kedepan.

"Bukti-bukti masih dipelajari oleh tim forensik, mulai dari CCTV, hasil autopsi, sampai barang digital seperti laptop. Insya Allah seminggu lagi sudah ada kesimpulan," kata Karyoto di Jakarta, Jumat 11 Juli 2025.

Terkait hasil visum, Kapolda Metro Jaya memastikan tim penyelidik sudah bekerja. Termasuk soal temuan medis dan teknis dari olah tempat kejadian perkara (TKP).

"Semuanya masih dipelajari. Sekarang penyelidikan sudah saya ambil alih di tingkat Polda," jelas jenderal polisi bintang dua ini.

Soal motif, Karyoto menyatakan dilakukan pendalaman melalui data dari perangkat digital milik korban. Jejak komunikasi lewat via ponsel dan media digital lainnya akan ditelusuri.

"Dari forensik nanti bisa ditelusuri, HP-nya siapa yang terakhir kontak, jam berapa, dia bicara dengan siapa. Itu bisa jadi petunjuk penting," ungkap Karyoto.

Karyoto menambahkan, sampai saat ini kepolisian belum memanggil saksi untuk dilibatkan dan digali keterangannya. Hal itu disebabkan karena polisi masih menunggu hasil visum.

"Nanti tergantung hasil visumnya ya. Kalau memang dibutuhkan kita minta keterangan ahli terkait, termasuk psikolog," beber Karyoto.

6. Aktivitas Terakhir Diplomat Terekam CCTV.

Kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), ADP, masih menyisakan banyak pertanyaan. Pada malam sebelum ditemukan meninggal, aktivitas ADP sempat terekam oleh kamera CCTV di sekitar rumah kosnya yang terletak di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat.

Berdasarkan rekaman video yang diterima, ADP keluar dari kamar kos pada Senin, 7 Juli 2025, pukul 23.21 WIB. Ia mengenakan batik berwarna biru dongker dan celana panjang hitam, sambil membawa plastik kresek hitam. ADP tampak berjalan kaki meninggalkan area kos.

Beberapa menit kemudian, tepatnya pukul 23.25 WIB, ADP terlihat kembali ke kos dengan tangan kosong dan langsung masuk ke dalam kamar. Rekaman CCTV ini sesuai dengan keterangan saksi yang menyatakan bahwa korban sempat terlihat pada malam tersebut, di mana ia sempat makan di salah satu ruangan area kos sebelum keluar untuk membuang sampah.

"Saat itu malam hari dia makan. Memang dibuktikan, kelihatan di CCTV itu memang dia keluar buang sampah. Jadi malam hari itu dia sekitar 22.30. Dia menyapa, 'Ayo, Mas,' gitu aja. Menyapa penjaga kosan. Karena kan penjaga kosannya itu kan di belakang," ujar Kapolsek Menteng, Kompol Rezha Rahandhi.
 
Sementara itu, korban juga sempat berkomunikasi dengan istrinya. Korban tinggal di kosan itu memang seorang diri. Sedangkan, istrinya saat itu sedang berada di Yogyakarta.
"Komunikasi terakhir itu jam 9 malam ke istrinya. Ya, istrinya pun mengiyakankan. Komunikasi (normal)," ucap dia.

Setelah kejadian tersebut, korban tidak terlihat lagi hingga keesokan paginya. Istri korban merasa cemas karena tidak dapat menghubungi suaminya. Ia kemudian menghubungi penjaga kos untuk memeriksa kondisi korban di dalam kamar. Saat diperiksa, korban ditemukan sudah meninggal dunia dalam posisi tergeletak di atas kasur dengan kepala yang terbungkus lakban.

7. Detik-Detik Penjaga Kos Temukan Jenazah.

Kematian seorang diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) berinisial ADP masih menyimpan banyak tanda tanya. ADP ditemukan meninggal dengan kepala terlilit lakban isolasi di kamar kosnya yang terletak di kawasan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7).

Rekaman CCTV di lokasi kejadian menunjukkan dua orang yang berusaha membuka paksa kamar korban. Keduanya melakukan tindakan tersebut atas permintaan istri ADP yang merasa khawatir karena suaminya tidak kunjung memberikan kabar.

Dalam video tersebut, tampak satu orang berkacamata mencoba mencongkel jendela kamar menggunakan obeng, sementara rekannya merekam proses tersebut. Setelah berusaha selama lebih dari dua menit, mereka berhasil membuka jendela, namun kemudian mengalami kesulitan karena kamar terkunci dengan sistem Smart Doorlock.

Akhirnya, keduanya berhasil masuk ke dalam kamar dan segera keluar untuk mencari pertolongan dalam keadaan panik, setelah menemukan korban sudah meninggal dengan kepala terbungkus solasi.

Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan secara menyeluruh guna memastikan penyebab kematian tersebut. Kapolsek Menteng, Kompol Rezha Rahandhi, menyatakan bahwa pihaknya telah mengantongi rekaman CCTV, namun sejauh ini belum ditemukan indikasi yang mencurigakan.

Source: liputan6.com / Devira Prastiwi
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang dengan bantuan Artificial Intelligence dengan pemeriksaan dan kurasi oleh Editorial.

SHARE NOW
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags