Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa baru saja menghadiri rapat kerja pertamanya dengan Komisi XI DPR. Di momen ini, banyak komentar yang muncul, salah satunya dari anggota legislatif PDIP, Harris Turino. Dalam suasana yang penuh canda, Harris menyindir Purbaya dengan ucapan yang cukup menggelitik, "Selamat Pak, baru dua hari jadi menteri, dan langsung jadi orang paling viral di seluruh Indonesia!"
Viralnya Purbaya tak lepas dari responsnya terhadap tuntutan 17+8, di mana dia menyebut bahwa tuntutan tersebut hanya mewakili suara sebagian kecil masyarakat. Ini tentu saja memicu reaksi dari banyak pihak, termasuk Harris yang menyoroti optimisme Purbaya tentang pertumbuhan ekonomi nasional yang diproyeksikan mencapai 5,4% pada 2026, meskipun masih ada masalah seperti PHK dan daya beli masyarakat yang menurun.
BACA JUGA :
Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa minta maaf terkait pernyataannya yang viral soal tuntutan 17+8
"PHK masih terjadi, Pak. Meskipun angka pengangguran turun, dampaknya masih terasa di masyarakat. Daya beli masyarakat juga masih sulit, dan defisit APBN 2,48% harus dijaga ketat," ungkap Harris, menekankan pentingnya perhatian terhadap masalah ini.
Setelah pernyataannya yang viral, Purbaya pun meminta maaf kepada semua pihak yang merasa tersinggung. Dia menjelaskan bahwa maksudnya bukan untuk meremehkan suara masyarakat, melainkan ingin menekankan bahwa banyak orang yang terdampak jika ekonomi tertekan.
"Bukan hanya sebagian kecil. Ketika ekonomi tertekan, banyak masyarakat yang merasa kesulitan, dan jika sudah sampai ke demonstrasi, itu berarti banyak yang merasakan dampaknya," jelas Purbaya.
BACA JUGA :
Sri Mulyani resmi mundur dari jabatan Menkeu, minta dihormati privasinya
Purbaya juga mengakui bahwa dia terkejut dengan reaksi yang muncul di media sosial. Dia berkomitmen untuk memperbaiki cara komunikasinya dengan publik agar lebih jelas dan tidak menimbulkan kesalahpahaman.
"Kaget juga. Tapi ini adalah proses edukasi. Jika saya salah, saya akan memperbaiki. Yang jelas, saya tidak bermaksud meremehkan rakyat," tuturnya.
Dia berjanji akan berusaha menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan agar kesejahteraan bisa dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. "Ada banyak hal yang bisa diperbaiki agar masyarakat lebih mudah mencari pekerjaan. Tujuan utama kami adalah menciptakan kesejahteraan bersama," tambahnya.
Purbaya juga menanggapi tuntutan 17+8 yang muncul setelah aksi demonstrasi besar-besaran. Dia menyebutkan bahwa tuntutan tersebut adalah suara dari sebagian kecil masyarakat dan akan mereda ketika pertumbuhan ekonomi meningkat.
"Jika saya bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi 6-7%, tuntutan itu akan hilang dengan sendirinya karena orang-orang akan sibuk mencari pekerjaan dan menikmati hidup," ujarnya dengan nada optimis.