Brilio.net - Kasus pembunuhan seorang ibu rumah tangga di Serang menyita perhatian publik setelah fakta mengejutkan terungkap dari balik kejadian tragis tersebut. Petry Sihombing (35), yang awalnya diduga tewas akibat perampokan, ternyata dibunuh oleh suaminya sendiri, Wadison Pasaribu (37).
Peristiwa ini terjadi pada Minggu (1/6) di rumah mereka yang berada di Perumahan Puri Anggrek, Kalodran, Kecamatan Walantaka, Kota Serang. Saat ditemukan, tubuh Petry dalam kondisi tangan terikat, sementara Wadison berada di dalam karung dan mengaku sebagai korban penyekapan perampok.
BACA JUGA :
Ibu dari remaja pelaku pembunuhan ayah dan nenek di Jaksel minta anaknya dapat keringanan hukuman
Awalnya, kepolisian pun menduga kasus ini sebagai tindakan kriminal perampokan yang berujung maut. Kerusakan pada pintu belakang rumah memperkuat dugaan bahwa pelaku masuk secara paksa ke rumah tersebut.
Pihak kepolisian pun mengungkapkan hasil pemeriksaan awal di lokasi kejadian. Mereka melihat ada indikasi bahwa pintu belakang telah didobrak secara paksa.
BACA JUGA :
Menteri PPPA sebut anak 14 tahun bunuh orang tua adalah anak baik, begini tanggapan pakar psikologi
foto: Pixabay.com
"Dari pintu belakang kami cek TKP ada rusak didobrak, terlihat dari engsel pintu yang rusak," ujar Kapolresta Serang Kombes Pol Yudha Satria, dikutip brilio.net dari Merdeka.com pada Rabu (4/6).
Namun, penyelidikan lebih lanjut justru membawa cerita berbeda dari yang disampaikan Wadison. Kepada polisi dan keluarga, Wadison akhirnya mengaku sebagai pelaku pembunuhan sang istri.
Ia mengakui telah membunuh Petry dengan cara mencekik menggunakan kelambu di rumah mereka sendiri. Tindakannya dipicu oleh pertengkaran yang sudah lama berlangsung dalam rumah tangga mereka.
"Dia kesal karena korban marah setelah mendapati percakapan dia dengan wanita lain di HP-nya," ungkap kuasa hukum keluarga korban, Toni Lembas Pasaribu, Rabu (4/6).
Setelah membunuh, Wadison sempat berusaha mengakhiri hidupnya sendiri namun gagal. Ia kemudian menyusun skenario agar kematian istrinya terlihat seperti akibat perampokan.
foto: Pixabay.com
Upaya tersebut dilakukan dengan cara membekap wajahnya sendiri menggunakan kantong plastik, lalu masuk ke dalam karung dan membenturkan kepala ke dinding. Ia juga membuang perhiasan milik istrinya untuk memperkuat alibi.
"Dia sendiri yang masuk ke karung berusaha bunuh diri karena kepala dia ditutup kresek supaya mati sesak napas sekaligus menciptakan alibi kena rampok," jelasnya lebih lanjut.
Wadison sempat bersikukuh mengaku sebagai korban saat diperiksa oleh polisi. Namun, keluarganya yang mulai mencurigai kejanggalan mencoba mendorongnya agar berkata jujur.
Setelah pemakaman, keluarga mengonfrontasinya soal apa yang sebenarnya terjadi. Saat itu, Wadison pun memberikan pengakuan mengejutkan tentang alasan ia belum mengaku sejak awal.
foto: YouTube/Liputan6
"Kami tanya kenapa tidak langsung mengaku, kata dia: 'Saya masih ingin satu malam lagi tidur dengan anakku dan melihat anakku,' begitu katanya," ungkap Toni.
Akhirnya pada malam Selasa (3/6), keluarga mengantar Wadison ke kantor polisi. Ia pun secara resmi menyerahkan diri ke Mapolresta Serang Kota untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Kasus ini menyisakan luka mendalam bagi keluarga korban sekaligus menjadi pengingat kelam bahwa kekerasan dalam rumah tangga bisa berujung tragis. Sementara proses hukum terhadap Wadison kini terus berlanjut, pihak keluarga berharap keadilan segera ditegakkan.