Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini meminta agar desain untuk kompleks legislatif dan yudikatif di Ibu Kota Nusantara (IKN) direvisi. Dalam rangka itu, beliau meminta jajarannya untuk melakukan studi banding ke tiga negara, yaitu Mesir, Turki, dan India.
"Dalam rapat terakhir, Pak Prabowo meminta agar tim melakukan studi banding ke Mesir, Turki, dan India," ungkap Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo di kantornya di Jakarta pada Kamis (13/2).
BACA JUGA :
9 Potret kondisi IKN di tengah kabar anggaran diblokir, mangkrak, kini jadi 'rumah' bebek
Dody menjelaskan bahwa Prabowo melihat bahwa desain bangunan di ketiga negara tersebut memiliki kemiripan dengan pola yang ada di Indonesia.
"Mungkin saat beliau berkunjung ke sana, beliau merasa bahwa kantor-kantor legislatif dan yudikatif di negara tersebut memiliki karakter yang mirip dengan Indonesia. Dari situ, tim akan merekonstruksi gambar dan menyampaikannya kembali kepada Pak Prabowo," tambahnya.
Saat ini, proses rekonstruksi untuk kelanjutan pembangunan di IKN sedang berlangsung, terutama untuk kompleks eksekutif dan beberapa infrastruktur dasar. "Kami hanya perlu menyesuaikan beberapa hal yang belum selesai, tidak banyak itu," imbuh Dody.
BACA JUGA :
Potret-potret editan netizen soal IKN mangkrak, jadi sarang zombi dan poster film horor
Erdogan tertarik berpartisipasi dalam proyek IKN
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dalam kunjungannya ke Indonesia, menyatakan ketertarikan untuk terlibat dalam proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara.
"Kami membahas berbagai pekerjaan yang dapat kami lakukan untuk meningkatkan perdagangan kami hingga mencapai 10 miliar dolar dan membuatnya lebih seimbang. Kami juga ingin mendiversifikasi hubungan ekonomi di bidang kesehatan, konstruksi, energi, pangan, dan halal," jelas Erdogan di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (12/2).
"Kami berharap perusahaan konstruksi kami, yang telah sukses menyelesaikan proyek di seluruh dunia, dapat berpartisipasi dalam pembangunan Nusantara, ibu kota baru Indonesia," tambahnya.
Erdogan juga menyebutkan bahwa ada 12 nota kesepahaman (MoU) yang telah ditandatangani bersama kementerian Indonesia, mencakup bidang energi, pertanian, perdagangan, industri pertahanan, komunikasi, dan pendidikan. Pemerintah Turki sangat mendukung kerja sama ini dan sedang meninjau proyek serta peluang kerja sama tambahan, khususnya dalam industri pertahanan.
"Kami percaya bahwa Indonesia, sebagai tuan rumah Sekretariat ASEAN, akan membantu negara kami dalam memperkuat kerja sama dengan ASEAN. Mari kita sepakat untuk meningkatkan hubungan kita di platform multilateral seperti PBB, G20, MIKTA, D-8, dan Organisasi Kerja Sama Islam," kata Erdogan.