Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini melayat Uskup Emeritus Keuskupan Agung Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Mgr. Petrus Turang, Pr, yang telah berpulang pada Jumat (4/4).
Dalam suasana haru di Katedral Jakarta, tempat di mana jenazah Mgr. Petrus Turang disemayamkan, Prabowo mengungkapkan rasa duka yang mendalam. Ia menyatakan bahwa ia memiliki hubungan keluarga dengan Uskup asal Kupang tersebut.
BACA JUGA :
Kritik ahli gizi terhadap bingkisan open house Presiden Prabowo saat Lebaran di Istana
"Saya datang melayat karena memang Mgr. Turang adalah sosok yang saya kenal baik. Kami sering bertemu dan ada hubungan keluarga juga. Jadi, sebagai manusia, kita sepatutnya memberikan penghormatan. Saya ingin menyampaikan belasungkawa kepada seluruh keluarganya," ungkap Prabowo di Katedral, Jakarta, pada hari yang sama.
Prabowo mengingat Mgr. Petrus Turang sebagai seorang tokoh yang selalu berpikir positif dan berkomitmen untuk membela rakyat kecil.
"Beliau adalah orang baik, selalu berpikir positif dan selalu bekerja untuk rakyat kecil. Itu yang saya tahu tentang beliau," tambahnya.
BACA JUGA :
Demi Presiden Prabowo bisa datang, Al Ghazali dan Alyssa Daguise ubah tanggal pernikahan
Kardinal Ignatius Suharyo menjelaskan Presiden Prabowo Subianto memiliki hubungan yang erat dengan Uskup Emeritus Keuskupan Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang, bahkan sejak masa kecil,
"Bapak Presiden itu mengenal baik Bapak Uskup Kupang, bersama dengan temannya waktu Pak Simon masih kecil. Jadi masih ada hubungan keluarga," katanya seusai melayat di Katedral, Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan kehadiran Presiden menjadi penanda kedekatan pribadi yang telah terjalin lama antara dirinya dan mendiang uskup. “Maka, beliau menyempatkan datang di tengah-tengah kesibukannya, meskipun hanya beberapa menit,” ujar Kardinal Suharyo.
Sososk Uskup Mgr. Petrus Turang
Dikatakan Suharyo, Mgr. Petrus Turang, yang lahir di Manado, telah melayani sebagai Uskup di Kupang selama lebih dari 27 tahun. Meskipun bukan putra daerah, pengabdiannya yang panjang di Nusa Tenggara Timur membuatnya diputuskan untuk dimakamkan di Kupang.
“Beliau adalah orang Manado. Tetapi sudah 27 tahun lebih, hampir 28 tahun, menjadi uskup di Kupang. Maka diputuskan untuk dimakamkan di Kupang,” katanya.
Jenazah Mgr. Petrus Turang dijadwalkan diberangkatkan dari Jakarta pada Senin (1/4) dini hari menuju Kupang.“Nanti malam akan berangkat dari sini jam 23.00. Ikut pesawat besok jam 06.00 langsung dibawa ke Kupang, dan akan dimakamkan pada hari Selasa di Kupang,” kata Kardinal.
Selain itu, ia juga memastikan bahwa ucapan duka dari Vatikan akan disampaikan secara resmi dalam misa pemakaman. Mgr. Petrus Turang meninggal dunia pada Jumat pukul 06.02 WIB di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan, setelah menjalani perawatan intensif.