Produser film animasi Merah Putih 'one for all' bantah habiskan dana Rp 6,7 M, ini 5 klarifikasinya
  1. Home
  2. »
  3. Serius
12 Agustus 2025 19:10

Produser film animasi Merah Putih "one for all" bantah habiskan dana Rp 6,7 M, ini 5 klarifikasinya

Kualitas visualnya dinilai belum memenuhi harapan, dengan gerakan karakter yang terkesan kaku dan detailnya dianggap kurang maksimal. Syeny Wulandari
KapanLagi.com/Fikri Alfi Rosyadi ; Instagram/@merahputihoneforall

Brilio.net - Menjelang perilisan pada 14 Agustus 2025, film animasi Merah Putih One For All menuai polemik. Trailer yang dirilis menjelang HUT ke-80 RI ini memunculkan banyak komentar kritis dari pencinta film Tanah Air.

Kualitas visualnya dinilai belum memenuhi harapan, dengan gerakan karakter yang terkesan kaku dan detailnya dianggap kurang maksimal. Perbandingan pun bermunculan, terutama dengan film animasi lokal yang sukses memikat penonton seperti JUMBO.

BACA JUGA :
Ulasan film animasi The Secret Life of Pets, petualangan lucu hewan peliharaan


Isu semakin ramai ketika terungkap kabar bahwa biaya produksinya disebut mencapai Rp6,7 miliar. Nilai tersebut membuat sebagian publik mempertanyakan hasil akhir yang ditampilkan di layar.

Menanggapi beragam kritik, produser Merah Putih One For All, Toto Soegriwo, akhirnya memberikan penjelasan. Ia membantah tudingan penggunaan dana sebesar itu.

Lantas seperti apa klarifikasinya? Berikut brilio.net rangkum, Selasa (12/8).

BACA JUGA :
Masuk nominasi Oscar 2020, ini ulasan film animasi Netflix Klaus


1. Bantahan Soal Dana Rp 6,7 Miliar dari Pemerintah

klarifikasi produser film animasi Merah Putih
© X/@totosoegriwo

Dalam akun X @totosoegriwo, produser Toto Soegriwo membantah kabar yang menyebut film Merah Putih One for All menerima pendanaan pemerintah senilai Rp 6,7 miliar. Ia menegaskan tudingan tersebut tidak benar dan menyebutnya sebagai fitnah yang beredar tanpa dasar.

“Kami tidak pernah menerima satu rupiah pun dana dari pemerintah. Apalagi melakukan tindakan korupsi atau memanfaatkan uang haram sebagaimana yang telah dituduhkan,” tulisnya.

2. Kementerian Ekonomi Kreatif Hanya Sebatas Masukan Teknis

klarifikasi produser film animasi Merah Putih
© Instagram/@merahputihoneforall

Produser ini juga menjelaskan bahwa Kementerian Ekonomi Kreatif sama sekali tidak terlibat dalam pembiayaan maupun promosi film. Menurutnya, peran kementerian sebatas memberi masukan teknis terkait pengembangan cerita, desain karakter, visual, trailer, dan aspek kreatif lain saat proses audiensi.

“Pihak pemerintah melalui Ibu Irene Umar, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif juga telah memberikan klarifikasi resmi bahwa saat menerima audiensi tim Merah Putih One for All, beliau hanya memberikan masukan terkait cerita, karakter, visual (look and feel), trailer dan aspek kreatif lainnya sebagaimana beliau lakukan kepada setiap pihak yang beraudiensi,” ungkapnya.

3. Film Digarap Tanpa Budget Besar

klarifikasi produser film animasi Merah Putih
© KapanLagi.com/Fikri Alfi Rosyadi

Endiarto, sutradara sekaligus produser eksekutif, membeberkan bahwa film ini dibuat tanpa mengandalkan budget besar. Prosesnya lahir dari kerja sama banyak pihak yang berkontribusi demi terwujudnya karya ini, tanpa budget fantastis seperti yang ramai dibicarakan.

“Kita ini sifatnya proyek gotong royong. Karena nggak ada dana, nggak ada budget. Ditanya berapa budgetnya, budgetnya nggak ada, budgetnya itu spirit. Tadi di awal saya singgung, ‘Eh mau nggak gini, mau nggak gini?’ Gini, gini, gini. Proyek thank you,” jelasnya dikutip dari Kapanlagi.com.

4. Kontribusi Keahlian Jadi Modal Utama

klarifikasi produser film animasi Merah Putih
© Instagram/@merahputihoneforall

Gotong royong yang dimaksud Endiarto bukan berupa patungan uang, melainkan kontribusi keahlian dari tiap individu yang terlibat. Mulai dari animator, manajer produksi, hingga tim komunikasi, semua memberi effort sesuai bidang masing-masing demi menyelesaikan film ini.

“Jadi sifatnya gotong royong dan gotong royong ini bukan duit, tapi effort. Kemampuanmu apa, animasi. Kemampuanmu manajemen film, kemampuanmu me-manage ini, komunikasi, ini ini ini ini ayo mau nggak?” tuturnya.

5. Prioritas Anggaran Jika Memiliki Dana Lebih

klarifikasi produser film animasi Merah Putih
© Instagram/@merahputihoneforall

Endiarto menambahkan, jika memiliki dana produksi yang lebih besar, ia akan menggunakannya untuk memperluas jangkauan penayangan. Menurutnya, biaya terbesar dalam proyek ini justru ada pada proses distribusi film dan materi promosi.

“Kalau ada, saya enggak akan, hari ini bisa tayang 400 layar. Biaya yang paling gede buat kami yang tidak bisa dibayar terima kasih apa? DCP sama poster,” kata Endiarto.

SHARE NOW
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags