Kisah kedermawanan Kades Heri Suryana jamin STNK untuk pengobatan warga bikin Dedi Mulyadi angkat topi
  1. Home
  2. »
  3. Wow!
28 Mei 2025 18:35

Kisah kedermawanan Kades Heri Suryana jamin STNK untuk pengobatan warga bikin Dedi Mulyadi angkat topi

Sebagai bentuk dukungan nyata, Dedi telah mengirim dana pribadi untuk melunasi sisa biaya pengobatan tersebut Syeny Wulandari

Brilio.net - Nama Heri Suryana, yang lebih dikenal sebagai Jaro Midun, belakangan ini menjadi sorotan publik di berbagai platform media sosial. Bukan karena sensasi, melainkan aksi kemanusiaannya yang begitu tulus sebagai kepala desa.

Sebuah video yang dibagikan oleh akun TikTok @dedimulyadiofficial memperlihatkan momen mengharukan di RSUD Palabuhanratu, Sukabumi. Tampak Jaro Midun berdiri di depan kasir rumah sakit, membawa uang dan sebuah STNK untuk dijadikan jaminan. Ia memutuskan menjaminkan STNK mobil pribadinya karena pasien tidak memiliki KIS dan belum mampu membayar biaya rumah sakit.

BACA JUGA :
KPAI minta pendidikan barak militer ditutup, Dedi Mulyadi: Terserah, saya sayang warga Jabar


“Ini warga saya dan saya kepala desanya. Karena itu tidak mampu dan belum punya uang, maka saya jaminkan STNK ini,” ucap Jaro Midun kepada petugas rumah sakit.

Peristiwa bermula saat seorang warga datang ke rumah Jaro Midun tengah malam dalam kondisi mendesak. Kondisi pasien yang semakin kritis membuat sang kades tanpa pikir panjang langsung membawa pasien ke rumah sakit.

BACA JUGA :
Kemensos tanggapi kebijakan Dedi Mulyadi bawa siswa nakal ke barak militer: Kami punya cara sendiri

foto: TikTok/@herisuryanaofficial

Meski sudah berusaha mengajukan KIS melalui dana APBD, sistem pemerintah kabupaten belum bisa memprosesnya. Akhirnya pasien dirawat sebagai pasien umum selama tiga hari tanpa adanya jaminan biaya.

“Setelah tiga hari, karena tidak punya KIS sehingga masuk ke umum dan harus bayar dan tidak bisa bayar,” ujar Jaro Midun.

Dengan hanya membawa uang Rp 500 ribu, ia langsung bergegas ke rumah sakit begitu mendengar kabar pasien akan dipulangkan. Ia menjelaskan, saat ditelepon, ia segera datang dengan membawa uang tersebut meski total biaya yang harus dibayar mencapai Rp 1,78 juta.

“Tadi pas ditelpon tuh langsung ke rumah sakit dan saya waktu tadi punya uang 500 ribu. Jumlah pembayaran 1 juta 780 ribu semuanya yang harus dibayar,” tuturnya.

Uang tersebut dijadikan sebagai uang muka, sementara STNK mobil pribadinya diserahkan sebagai jaminan sisa biaya. Tindakan tersebut langsung mengundang simpati luas, terutama karena datang dari seorang pemimpin di tingkat desa. Momen ini dianggap sebagai bentuk nyata kepedulian pejabat terhadap rakyat kecil.

Aksi mulia ini sampai didengar oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Ia pun memberikan apresiasi atas perbuatan tersebut.

“Saya membaca berita bahwa kades Cikahuripan yang bernama Jaro Midun menjaminkan STNK mobilnya untuk jaminan bagi keluarga pasien yang dirawat di RSUD Palabuhanratu,” ujar Kang Dedi.

foto: TikTok/@dedimulyadiofficial

Ia mengucapkan terima kasih kepada Kepala Desa Jaro Midun atas kepeduliannya. Menurutnya, tindakan tersebut adalah langkah nyata dalam menyelamatkan warganya.

“Saya ucapkan terima kasih kepada Kepala Desa Pak Jaro Midun yang melangkah menyelamatkan warga,” ucapnya lagi.

Kang Dedi sempat mengira jumlah tagihannya besar. Namun ternyata hanya Rp 1.780.000 dengan sisa Rp 1.200.000 yang belum dibayarkan.

Menurut Dedi, rumah sakit seharusnya tetap melayani semua masyarakat tanpa mempersoalkan kepemilikan KIS. Ia menegaskan bahwa memberikan layanan kesehatan adalah kewajiban negara kepada warganya.

“Sebenarnya rumah sakit harus tetap memberikan layanan kepada siapa pun yang memerlukan pengobatan, tanpa harus bicara apakah dia punya KIS atau tidak. Karena itu adalah kewajiban kita sebagai penyelenggara negara,” tegasnya.

Ia menyayangkan kurangnya koordinasi antara pemerintah desa dan kabupaten dalam menangani situasi darurat seperti ini. Menurutnya, kepala desa seharusnya bisa dengan mudah berkomunikasi dengan dinas teknis seperti Dinas Kesehatan atau langsung ke bupati.

“Sebenarnya kepala desa sangat mudah berkoordinasi dengan dinas teknisnya, seperti Dinas Kesehatan kabupaten atau bupati. Saya tidak tahu di Sukabumi apa yang jadi problem, hal kecil ini muncul ke permukaan seolah-olah menjadi peristiwa besar,” jelas Dedi.

foto: TikTok/@herisuryanaofficial

Sebagai bentuk dukungan nyata, Dedi telah mengirim dana pribadi untuk melunasi sisa biaya pengobatan tersebut. Ia juga menyisihkan tambahan uang untuk membantu kebutuhan makan keluarga pasien.

“Hanya sekitar Rp 1,7 juta seperti begitu berat tertangani. Untuk itu, saya sudah kirim uang ke nomor rekening yang diberikan Pak Kades Jarwo Midun. Uangnya saya lebihkan untuk biaya makan dari keluarga pasien,” ungkapnya.

Aksi ini mendorong evaluasi mendalam terhadap pelayanan kesehatan di RSUD Palabuhanratu. Dedi pun berencana memanggil pihak rumah sakit guna memperbaiki sistem layanan publik agar lebih empatik.

Di akhir pernyataannya, Dedi Mulyadi mengajak seluruh pemimpin daerah untuk memperkuat komunikasi demi meningkatkan respons pelayanan publik. Ia menekankan pentingnya peran aktif pemimpin dalam menjalin koordinasi dan memberikan solusi cepat bagi masyarakat.

“Mari kita saling melayani. Bangunlah komunikasi yang baik antara kepala desa dan bupati dengan kepala dinas, agar Jawa Barat bisa memberi pelayanan terbaik bagi kepentingan masyarakat,” pungkasnya.

“Saatnya kita jadi pemimpin yang melayani, menjadi pemimpin yang menjemput, bukan pemimpin yang dilayani dan bukan menjadi pemimpin yang menunggu datangnya informasi," tutupnya.

SHARE NOW
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags