Brilio.net - Media sosial kembali diramaikan oleh unggahan nostalgia yang memicu diskusi hangat. Kali ini, sebuah slip gaji dari tahun 1997 menjadi sorotan setelah diunggah oleh akun Facebook Nostalgia 80 dan 90an. Dalam unggahan tersebut, seorang pria membagikan slip gaji milik ibunya yang bekerja di PT Bank Dagang Nasional Indonesia, lengkap dengan rincian gaji bruto, uang makan, dan THR.
BACA JUGA :
Pekerja kena PHK berhak dapat 60% gaji selama 6 bulan dan tunjangan Rp2,4 jt, ini cara klaimnya
Pria ini bagikan slip gaji ibunya
Facebook/Nostalgia 80 dan 90an
Berdasarkan slip tersebut, gaji bruto ibunya pada Januari 1997 sebesar Rp 1,075 juta, ditambah uang makan Rp 15.000 dan THR Rp 2,7 juta. Setelah dipotong berbagai biaya, gaji bersih yang diterima mencapai Rp 3,7 juta. Jika disesuaikan dengan inflasi, nilai tersebut setara dengan sekitar Rp 29,7 juta di tahun 2023. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata UMP 2024 yang hanya Rp 3,1 juta.
Perbandingan ini memicu reaksi beragam dari warganet. Banyak yang merasa miris karena gaji karyawan era 90-an, jika disesuaikan dengan inflasi, jauh lebih besar dibanding UMR di banyak wilayah saat ini. Beberapa warganet bahkan membandingkan dengan kondisi mereka sendiri yang masih menerima upah lebih rendah.
BACA JUGA :
Sebutkan macam-macam sistem upah, pahami definisi, fungsi, dan penerapannya
"UMR Jogja aja masih kalah," tulis @amarcellinop.
"Gaji ortunya tahun 97 lebih gede dari UMR di beberapa daerah sekarang," tambah @winfinity___.
"Walaupun itu zaman dulu, tetap aja nominalnya lebih besar dari gaji UMR gue sekarang, nyesek cuy," keluh @r.ramadhan1097.
Selain itu, banyak yang menyoroti ketimpangan daya beli antara masa lalu dan sekarang. Harga barang dan kebutuhan pokok terus meningkat, namun kenaikan gaji tidak sebanding. Beberapa warganet mengaku semakin sulit memenuhi kebutuhan hidup meskipun bekerja penuh waktu.
Pria ini bagikan slip gaji ibunya
Facebook/Nostalgia 80 dan 90an
Meski jabatan ibu dalam slip gaji tersebut tidak disebutkan, warganet menduga ia memegang posisi cukup tinggi, mengingat sektor perbankan pada era 90-an memang menawarkan gaji lebih besar dibanding profesi lain. Kala itu, bekerja di bank dianggap sebagai pekerjaan bergengsi dengan jenjang karier yang menjanjikan.
Fenomena ini kembali menegaskan bahwa meskipun angka UMR terus meningkat secara nominal, daya beli masyarakat belum tentu lebih baik dibanding masa lalu. Kesenjangan antara kenaikan gaji dan inflasi menjadi isu yang terus diperdebatkan, terutama di tengah meningkatnya biaya hidup saat ini.