Resign PNS di usia 28, karena emoh terikat instansi, pria ini pilih jadi pekerja sosial di Jerman
  1. Home
  2. »
  3. Wow!
17 Februari 2025 15:10

Resign PNS di usia 28, karena emoh terikat instansi, pria ini pilih jadi pekerja sosial di Jerman

Keputusan Alvin untuk memilih menjadi pekerja sosial di Jerman membuat banyak orang terinspirasi. Syeny Wulandari
foto: TikTok/@indonesischmituns

Brilio.net - Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah impian banyak orang di Indonesia. Setiap pembukaan lowongan untuk posisi PNS pasti selalu menarik ribuan pelamar.

Bekerja sebagai PNS memang terkenal memiliki jaminan karier yang lebih jelas. Tak heran bila banyak yang berlomba-lomba mendapatkan pekerjaan di instansi pemerintahan dengan harapan memperoleh kestabilan finansial dan jenjang karier yang terjamin.

BACA JUGA :
ASN sempat direncanakan pindah IKN pada Januari 2025, kini ditunda, Kemenpan RB beri penjelasan


Namun, meskipun begitu, ada juga yang merasa bahwa bekerja sebagai PNS tidak selalu membawa kebahagiaan. Hal yang dialami oleh pria bernama Alvin ini. Dalam unggahannya di akun TikTok @indonesischmituns, ia justru memilih resign sebagai abdi negra dan 'kabur' dari Indonesia.

foto: TikTok/@indonesischmituns

BACA JUGA :
Duduk perkara ASN Bandung Barat diduga jadi korban KDRT oleh istri, hingga cabut laporan polisi

Diceritakan, ia sebelumnya bekerja sebagai PNS selama empat tahun. Meskipun ia menikmati kenyamanan lingkungan kerja yang ia dapatkan, Alvin merasa bahwa ia terikat dengan aturan-aturan yang ketat dan birokrasi yang sulit untuk diubah.

Keinginan untuk mencari kebebasan dan kesempatan untuk berkembang lebih luas mendorongnya untuk mengambil keputusan besar dalam hidupnya. Alvin pun memilih untuk resign dari statusnya sebagai PNS.

Overall nyaman banget sama kehidupan sebagai PNS, waktu itu emang pas banget ada kesempatan untuk #kaburajadulu untuk memulai karier dan kehidupan baru di negeri orang. Lebih milih resign daripada harus CTLN (Cuti di Luar Tanggungan Negara) atau Beasiswa LPDP khusus ASN karena keduanya terikat,” kata Alvin dalam unggahannya.

foto: TikTok/@indonesischmituns

Alvin menjelaskan bahwa dia tidak ingin terus terikat dengan instansi pemerintah. Sebagai seorang yang menginginkan kebebasan dalam menentukan arah hidup, ia memilih untuk memulai kehidupan baru di luar negeri, tepatnya di Jerman.

"Kalo case saya, saya gak mau terikat sm instansi lg. Jadi saya emg sudah putuskan memulai karier di sini, di Jerman," jelasnya.



foto: TikTok/@indonesischmituns

Pada usia 28 tahun, Alvin memulai karier baru dari nol di Jerman dengan mengikuti program BFD (Bundesfreiwilligendienst). Meskipun telah mengantongi sertifikat bahasa Jerman level B2, Alvin memilih untuk tidak langsung melanjutkan ke program Ausbildung (pendidikan vokasi) karena ingin lebih mengenal dunia kerja di Jerman terlebih dahulu.

Gue umur 28 tahun dan saat ini gue emang masih ikut program BFD di Jerman. Daftar mandiri tanpa agen. Walaupun gue udah ada sertifikat bahasa Jerman B2 tapi gue gak memilih untuk langsung Ausbildung karena gue gak mau salah jurusan,” ujar Alvin.

Sebagai informasi, program BFD (Bundesfreiwilligendienst) bisa menjadi opsi bagi banyak orang yang ingin memulai karier di Jerman, khususnya di sektor sosial. Program ini memungkinkan individu untuk bekerja sebagai sukarelawan di berbagai fasilitas sosial, seperti panti jompo atau rumah sakit, dan ikut serta dalam kegiatan yang mendukung pengembangan kepribadian dan keterampilan sosial.

foto: TikTok/@indonesischmituns

Durasi kontrak program BFD berkisar antara 6 hingga 18 bulan, memberikan kesempatan bagi peserta untuk memperoleh wawasan mendalam tentang profesi sosial. BFD juga dapat menjadi batu loncatan untuk menemukan karier yang lebih sesuai dengan minat dan kemampuan peserta.

Selain itu, peserta juga bisa mendapatkan tempat tinggal, makan, serta pelatihan bahasa Jerman yang lebih mendalam, yang tentunya menjadi nilai tambah. Gaji selama mengikuti program BFD berkisar antara 700 hingga 800 Euro per bulan, yang setara dengan sekitar 12 juta hingga 14 juta Rupiah. Terbilang cukup untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari di Jerman.

Di Indonesia, usia 28 tahun sering dianggap sudah terlalu tua untuk memulai karier baru. Namun, Alvin menjelaskan bahwa di Jerman, banyak orang yang justru memulai karier di usia yang lebih matang, selama mereka merasa bahagia dengan keputusan hidup yang diambil.

Mungkin umur 28 tahun buat banyak masyarakat Indonesia udah terlalu tua untuk memulai karier yang baru, tapi di Jerman? Banyak orang yang menganggap sebaliknya, yang penting kita sebagai pengambil keputusan untuk diri kita pribadi bahagia,” terangnya.

foto: TikTok/@indonesischmituns

Keputusan Alvin untuk memilih jalur berbeda dengan menjadi pekerja sosial di Jerman membuat banyak orang terinspirasi. Komentar-komentar positif pun bermunculan, menghargai keputusan besar yang diambil oleh Alvin untuk mengejar kebahagiaan dan karier baru di luar negeri.

"bg orang2 ngejar cpns kmu malah resign. keren kputusanmu. sukses di jerman ya," @mariapanjaitan020.

"Ternyata di luar negri itu lebih enak,, dan itu saya rasakan walaupun harus ada yg di korbankan. #kaburajadulu," @rio.crochet.

"gw cuman seorang OB, tapi tekad kuat ngumpulin duit biar bisa keluar negeri. hidup layak, hak2 seorang manusia dihargai, & penerapan sikap EGALITER yg nyata," @begitulah881.

"keren bgt kamu kak. aku juga pengen resign PNS dan ikutin jejak mu udh lelah dgn environment ini," @arita.gita.

SHARE NOW
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags