Brilio.net - Dalam setiap patah hati, ada bahasa yang mampu mengungkapkan luka lebih dalam dari sekadar tangisan. Salah satunya adalah bahasa Arab—bahasa yang kaya akan makna, estetika, dan kedalaman emosi. Tak heran jika banyak orang menggunakan kutipan galau berbahasa Arab untuk mengekspresikan perasaan mereka yang tak bisa tersampaikan dengan kata biasa. Tahun 2025 ini, tren menggunakan kata-kata galau Arab semakin populer di media sosial, terutama untuk caption, story, hingga status penuh rasa.
Bahasa Arab dengan keindahan fonetik dan maknanya yang puitis membuat setiap kata galau terasa lebih menyentuh dan artistik. Tak perlu bisa berbahasa Arab secara utuh, karena cukup dengan beberapa kutipan sederhana saja, kamu sudah bisa menyampaikan kerinduan, kehilangan, atau penyesalan dengan cara yang elegan dan menyayat. Bahkan dengan huruf latin pun, kata-kata ini tetap terasa kuat dan penuh jiwa.
Dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (24/7), berikut 100 kata-kata galau berbahasa Arab yang paling menyentuh hati di tahun 2025. Lengkap dengan arti dalam bahasa Indonesia, kata-kata ini siap mewakili isi hati yang tak sempat terucap.
Kata-kata galau bahasa Arab tentang cinta tak terbalas dan kehilangan
Kata-kata galau bahasa Arab 2025
© 2025 brilio.net/Meta/AI
1. Ana uhibbuka, lakin laysa li haqq fī qalbik.
Aku mencintaimu, tapi aku tak punya hak di hatimu.
2. Dahab al-hubb wa baqiyat al-dumu'.
Cinta telah pergi, yang tersisa hanya air mata.
3. Kuntu ahlamu bik, walakin anta lam taktufi li.
Aku bermimpi tentangmu, tapi kamu tak pernah cukup untukku.
4. Yujidu qalbun yaksiruk biibtisamah.
Ada hati yang menghancurkanmu dengan senyuman.
5. Intazartuka hatta 'aqabt nafsi.
Aku menunggumu sampai menyakiti diriku sendiri.
6. Kunta kul shay’, wa asbahta la shay’.
Dulu kamu segalanya, kini tak lagi berarti.
7. Laysa kullu man nuhibbuhu yahq al-baqa’.
Tak semua yang kita cintai pantas untuk dipertahankan.
8. Hababtuka wa lam a’rif anna al-hubb yumkin an yakun 'adhaban.
Aku mencintaimu tanpa tahu cinta bisa menjadi siksaan.
9. Ashtaqu ilayk, wa anta la tadri.
Aku merindukanmu, dan kamu tak menyadarinya.
10. Khazaltani hina ihtajtuka akthar.
Kamu mengecewakanku saat aku paling membutuhkannya.
11. La a'arifu kaifa atashafah min hubbin qatalani.
Aku tak tahu bagaimana sembuh dari cinta yang membunuhku.
12. 'Ashaqtuka wa fi hubbika ta'alamt alwaja'.
Aku jatuh cinta padamu dan di cintamu aku belajar rasa sakit.
13. Kullama dakaruka qalbi, baka.
Setiap kali hatiku mengingatmu, ia menangis.
14. Ahibbuka fī al-samt, wa anta tuhibbu ghayri fī al-saut.
Aku mencintaimu dalam diam, dan kamu mencintai yang lain dengan suara.
15. Laysa fī hadha al-‘alam ma yudawi qalban maksuran.
Tak ada di dunia ini yang mampu menyembuhkan hati yang patah.
16. 'Ajz al-hubb huwa al-intizar bighayr wa’d.
Lemahnya cinta adalah menunggu tanpa janji.
17. Tarakteni fī wusṭ al-‘asifah.
Kamu meninggalkanku di tengah badai.
18. Kull shay’ tadammar ba’da hubbik.
Segalanya hancur setelah cintamu pergi.
19. Tazhar fī ahlami wa taghtafi hina afīq.
Kamu muncul dalam mimpiku dan menghilang saat aku bangun.
20. Hubbun bila rad, huwa 'adhabun la yantahi.
Cinta tanpa balasan adalah siksaan tanpa akhir.
21. ‘I’tiqadtu annaka ghayr al-nas, lakin kuntu mukhta’an.
Aku pikir kamu berbeda dari yang lain, ternyata aku salah.
22. Ta’allamtu kaifa uhibbuka, walam ata’allam kaifa ansak.
Aku belajar mencintaimu, tapi tak pernah belajar melupakanmu.
23. ‘Araftu al-hubb, fa’aaraftu al-‘adhab.
Aku mengenal cinta, lalu mengenal derita.
24. Tarktani bi kalimah, wa akmaltu ‘umri fi diam.
Kamu meninggalkanku dengan kata, dan aku menghabiskan hidup dalam diam.
25. Anta ma’dīi wa la yumkin an takūna mustaqbalī.
Kamu adalah masa laluku dan tak mungkin jadi masa depanku.
26. Kulluma taqaddam al-waqt, yazdad al-waj’ ‘amqan.
Semakin waktu berlalu, semakin dalam luka ini.
27. Al-mahabbah laysat kifāyah, idhā kān al-qalb matbroken.
Cinta tak cukup, jika hati telah hancur.
28. Hubbun bighayr qadr, huwa ruju’un bidūn manzil.
Cinta tanpa takdir, seperti pulang tanpa rumah.
29. Baqitu 'ala dhikrak, wa anta lam tabqa li.
Aku bertahan dengan kenanganmu, sementara kamu tak bertahan untukku.
30. La yumkin an tansa man kana qalbak lahu.
Tak mungkin melupakan seseorang yang pernah memiliki hatimu.
31. Tashabartu ‘ala firaqak, walakin al-qalb la yazāl yata’allam.
Aku bersabar atas kepergianmu, tapi hatiku terus terluka.
32. Ka’annaka kunt wa‘dan lam yutamamm.
Seolah kamu adalah janji yang tak pernah ditepati.
33. Wada’tuka wa qalbi ma zāl ma‘ak.
Aku melepasmu, tapi hatiku masih bersamamu.
34. Ahbabtuka li nihaayah lam takun mawjūdah.
Aku mencintaimu untuk akhir yang tak pernah ada.
35. Laysa li fi qalbaka makan, wa hadha yaktufī li al-insihab.
Tak ada tempat bagiku di hatimu, itu cukup jadi alasan untuk pergi.
36. Kunta al-hulm alladzi lam yantaqi ila al-haqiqah.
Kamu adalah mimpi yang tak pernah jadi kenyataan.
37. Kullama tadhakkartu kalimatuk, jara al-dam‘.
Setiap kali mengingat kata-katamu, air mata menetes.
38. Ana al-mathlūb dā’iman wa anta al-ghā’ib dā’iman.
Akulah yang selalu mencari, dan kamu yang selalu menghilang.
39. Hubbī laka kāna ikhtiyār qalbi, laysa ‘aqlī.
Cintaku padamu adalah pilihan hati, bukan logika.
40. Ra’aytuka tastarīh min ghayrī, wa ana atlī min dhikrak.
Kulihat kau tenang tanpa aku, sementara aku tenggelam dalam kenanganmu.
41. Anta sabab farahi wa asbab buḥūtī.
Kamu alasan bahagia dan penyebab kehancuranku.
42. Li aḥaduhum qalbuka, wa lam akun ana.
Seseorang memiliki hatimu, dan itu bukan aku.
43. La tatawasal bi man yaraa fī ‘aibk musalsal.
Jangan memohon pada orang yang melihat kekuranganmu sebagai drama.
44. ‘Ishqī laka lam yakun ghayr judūm, wa fīka ghayab.
Cintaku untukmu selalu hadir, tapi kamu selalu pergi.
45. Intahā kull shay’, wa ana lā azāl ahibbuk.
Semuanya telah usai, tapi aku masih mencintaimu.
46. Hal kan al-hubb khayran law lam naltaqī?
Akankah cinta lebih baik jika kita tak pernah bertemu?
47. La yumkinī an ansā wajhak, wa law akhtafa ‘anī sanīn.
Tak mungkin aku melupakan wajahmu, meski kau hilang bertahun-tahun.
48. Hubbuka ka as-sam, la yubatinu, wa la yumīt.
Cintamu seperti racun, tak membunuh tapi terus menyakitiku.
49. Anta tafrihīn bihayātik, wa ana ubki bi ruḥī.
Kau tertawa dalam hidupmu, dan aku menangis dalam jiwaku.
50. La ya’rif al-maqtūl kayfa nashā al-qatil.
Yang terluka tak pernah tahu mengapa pelukanya dibuat.
Kata-kata galau bahasa Arab tentang kesendirian dan luka yang dalam
51. Wahdi fi ‘alam la yafhamuni.
Sendiri di dunia yang tak memahamiku.
52. Ash’uru bi al-faragh hata wa ana bayna al-nas.
Aku merasa kosong bahkan saat berada di tengah orang-orang.
53. Ana da’iman al-mujrim, walakin la ahadan yas’al ‘an sabab.
Aku selalu disalahkan, tapi tak ada yang bertanya mengapa.
54. Laysa kullu sukuut raḍā.
Tak semua diam adalah tanda setuju.
55. Dahikat wajhi, wa baka qalbi.
Wajahku tersenyum, hatiku menangis.
56. Yabdu anni a’ishu, wa ana fī al-haqiqah anhadir.
Tampaknya aku hidup, padahal aku sedang runtuh.
57. Sakant li ajl al-salam, wa khassart nafsi.
Aku diam demi kedamaian, dan kehilangan diriku sendiri.
58. Al-alam yastawtin qalbi fi kulla laylah.
Rasa sakit bersemayam di hatiku setiap malam.
59. Ahtaj ila ahadin yasma’ni duna hukm.
Aku butuh seseorang yang mendengarkanku tanpa menghakimi.
60. Al-samt asbah rafiqi.
Diam telah menjadi sahabatku.
61. Khaybat al-amal ta’ti min al-aqrab.
Kekecewaan datang dari yang paling dekat.
62. Ba’da kulli ibtisamah, yujad waja’.
Di balik setiap senyuman, ada luka.
63. Hal mumkin an ahya bidun shu’ur?
Apakah mungkin hidup tanpa perasaan?
64. Ashtu fi a’māqī wa la ahad yuraqi.
Aku tenggelam di kedalaman, dan tak ada yang menyadari.
65. Yakunul wujūd bila ahad, la shay’an.
Keberadaan tanpa seseorang, tak berarti apa-apa.
66. Ujarib an akun qawiyan, lakin qalbi muta’abb.
Aku mencoba kuat, tapi hatiku lelah.
67. Kul laylah hiya mu’arakah ma’a nafsi.
Setiap malam adalah pertarungan dengan diriku sendiri.
68. Ta’allamt an abtassim wa ana atadammaru.
Aku belajar tersenyum saat aku hancur.
69. La ahadan yahmil waja’i siwaya.
Tak ada yang menanggung sakitku selain aku.
70. Ana waḥdi, wa dhalika yakfī li kasri.
Aku sendiri, dan itu cukup untuk menghancurkanku.
71. La yuhiss al-naas bima fī dākhilik illa idhā takassarta jihra.
Orang tak akan tahu apa yang kamu rasakan sampai kamu benar-benar hancur.
72. Yahmulūn ismī, walā yaḥmilūn waja‘ī.
Mereka mengenal namaku, tapi tak membawa lukaku.
73. Ba‘ḍ al-jarḥ lā yashfīh al-waqt.
Beberapa luka tak bisa disembuhkan oleh waktu.
74. Ana ‘āshiq al-samt, li’annahu lā yukhayyib zannī.
Aku mencintai diam karena ia tak pernah mengecewakanku.
75. Ta‘abt min taẓāhurī bi annī bi khayr.
Aku lelah berpura-pura bahwa aku baik-baik saja.
76. ‘Indamā takūn waḥīdan, tusbiḥ fī ṣilāḥ ma‘a fikrak.
Saat sendiri, kau bertarung dengan pikiranmu sendiri.
77. Kull wāḥid ‘indah shay’un yujarrib an yunsāh.
Setiap orang punya sesuatu yang coba ia lupakan.
78. Al-layl yakshif mā akhfa al-nahār.
Malam mengungkapkan apa yang disembunyikan siang.
79. Al-khauf laysa min al-wahdah, bal min la shay’ yantazir.
Takut bukan karena sendiri, tapi karena tak ada yang menanti.
80. Ana fī zamān lā yahtam fīh al-naas.
Aku hidup di zaman di mana orang tak lagi peduli.
81. Al-kalām la yanfa‘ man fi qalbih ḥarb.
Kata-kata tak berguna bagi yang sedang berperang di dalam hati.
82. Al-jarḥ alladhī la yudhhar, huwa al-akthar ta’thīran.
Luka yang tak terlihat, seringkali yang paling dalam.
83. La ahadan yasma’ ṣawtak ‘inda al-ṣamt.
Tak ada yang mendengar suaramu dalam diam.
84. Lammā tabki wa anta tabtasim, fa’anta a‘ẓam min jamī‘ al-quwwa.
Ketika kamu menangis sambil tersenyum, kamu lebih kuat dari yang lain.
85. Tazif al-dunyā fī waqt lā tastahīqqūhu.
Dunia tertawa di saat kamu tak layak disakiti.
86. Al-ta‘ab lā ya’tī min al-‘amal, bal min al-tafakkur al-mustamir.
Kelelahan tak datang dari kerja, tapi dari pikiran yang terus-menerus.
87. Al-hayāh laysat ‘ādilah, wa lā ta‘tidir ‘an dhalik.
Hidup memang tak adil, dan tak pernah meminta maaf.
88. Asbahtu yawmiy bihāla, wa qalbī bighābah.
Hari-hariku tampak biasa, tapi hatiku gelap gulita.
89. Man ya‘rifni, lā yadrī ‘anī shay’an.
Mereka yang mengenalku, tak tahu apa-apa tentangku.
90. Naḥnu naqūlu: ana bi khayr, wa yudammirnā al-wujūd.
Kita berkata: aku baik-baik saja, padahal kita hancur di dalam.
91. Lammā yaskut al-‘ālam, yabda’ kalām al-dākhil.
Saat dunia diam, suara dari dalam hati mulai berbicara.
92. Saḥīḥ anī waḥdī, lakin dhillī lam yatruknī.
Benar aku sendiri, tapi bayanganku tetap menemani.
93. Al-māḍī yashbah al-shabah—kullamā nazarta khalfak, tamtali’ ‘uyūnak dam‘an.
Masa lalu seperti kabut—semakin kau lihat ke belakang, semakin penuh air mata.
94. Khayālī huwa rafīqī al-da’im.
Bayanganku adalah sahabat sejatiku.
95. Lā aḥad yudrik mā kāna yujāhid fīhi al-ākhirūn.
Tak seorang pun tahu apa yang sedang diperjuangkan orang lain.
96. Al-layl yatūl ‘inda al-mutakassirīn.
Malam terasa lebih panjang bagi yang patah hati.
97. Yamurrūn bi hayatak, wa yabqawna fi qalbak.
Mereka lewat dalam hidupmu, tapi menetap di hatimu.
98. Yatabassamūn, wa fi dākhilihim ṣarākh.
Mereka tersenyum, tapi di dalamnya menjerit.
99. Qad tata‘alam al-dhahik wa anta fi a‘maq al-ḥuzn.
Kamu bisa belajar tertawa saat berada di titik paling sedih.
100. Sāmḥtukum jamī‘an, li’annī la urīdu ḥamlan akthar.
Aku memaafkan kalian semua, karena aku tak ingin menanggung beban lagi.
Recommended By Editor
- 100 Kata-kata istri saat hati terluka oleh suami, bukan maksud mengeluh, tapi tanda luka
- 100 Kata-kata galau aesthetic girl 2025, nyesek tapi masih ingin terlihat elegan
- Bagaimana sih atlet tarkam Bekasi atasi nyeri otot cuma pakai minyak urut herbal? Ternyata ini triknya
- 100 Kata-kata sedih anak terakhir yang sering terabaikan, nyesek tapi bikin kuat
- 100 Kata-kata galau islami tentang jodoh yang belum datang, menanti dalam doa
- 100 Kata-kata galau dan kecewa 2025 yang menusuk hati, cocok buat kamu yang lagi disakiti


