Brilio.net - Jemaah haji yang pindah hotel bukan karena terpisah dari pasangan atau keluarga, diharapkan untuk kembali ke hotel asal mereka paling lambat tanggal 31 Mei 2025. Hal ini disebabkan oleh penerapan sistem multi-syarikah yang baru pertama kali diterapkan tahun ini, yang berdampak pada jemaah haji yang terpisah dari rombongan mereka.

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah mengeluarkan surat edaran Nomor 059/PPIH-AS/5/2025 yang mengatur tentang penggabungan pasangan jemaah haji yang terpisah. Selain itu, banyak jemaah haji yang terpisah dari kelompok bimbingan ibadah haji dan umrah (KBIHU) dan memilih untuk pindah hotel tanpa koordinasi dengan petugas.

Oleh karena itu, PPIH meminta agar jemaah yang pindah hotel untuk segera kembali ke hotel asal mereka sebelum pukul 18.00 WAS pada tanggal 31 Mei 2025. Hal ini penting agar pergerakan mereka ke Armuzna tidak terhambat karena data syarikah dan markaz yang tidak sesuai.

Surat edaran juga memerintahkan kepala sektor untuk mendata dan memfasilitasi proses kembalinya jemaah ke hotel asal mereka. Data tersebut harus dilaporkan kepada kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah paling lambat 1 Juni 2025.

Jemaah haji Indonesia dijadwalkan untuk bergerak menuju Arafah pada 8 Dzulhijjah 1446 H atau Rabu, 4 Juni 2025, dan pergerakan ini akan dilakukan secara bergelombang.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Hilman Latief, juga mengimbau agar jemaah tidak berpindah hotel tanpa terorganisir. Hal ini untuk menghindari kesulitan dalam pendistribusian kartu nusuk dan memastikan semua jemaah terlayani dengan baik.

Jemaah yang terpisah diminta untuk bersabar dan melaporkan diri kepada petugas haji jika mereka sudah berpindah hotel. Perubahan ini akan mempengaruhi data di e-Hajj, yang sangat penting untuk memastikan pelayanan yang optimal pada saat puncak haji di Arafah-Muzdalifah-Mina (Armuzna).

Petugas haji juga diharapkan untuk memberikan pelayanan terbaik agar tidak ada jemaah yang tertinggal. Dengan penambahan kuota petugas hasil negosiasi dengan Arab Saudi, diharapkan semua jemaah dapat terlayani dengan baik.

Kepala Satuan Operasional Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), Harun Arrasyid, menjelaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan rencana penempatan pos petugas haji di beberapa titik penting di Mina. Pos-pos ini akan membantu mengarahkan jemaah agar tidak tercecer selama pelaksanaan ibadah.

Tim yang bertugas di pos ini terdiri dari berbagai unit, termasuk perlindungan jamaah, media center haji, dan tenaga kesehatan. Mereka akan memastikan keamanan dan kelancaran pergerakan jemaah di area yang padat.

Dengan semua persiapan ini, diharapkan jemaah haji dapat menjalani ibadah dengan aman dan lancar, tanpa ada yang tertinggal atau terpisah dari rombongan mereka.