Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) baru saja mengeluarkan peringatan mengenai potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan akan berlangsung hingga 25 Agustus 2025. Ini termasuk hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, yang bisa disertai dengan kilat, petir, dan angin kencang. Jadi, setelah kita merayakan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia (HUT ke-80 RI), kita juga harus tetap waspada!
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menjelaskan bahwa beberapa wilayah di Indonesia akan mengalami peningkatan curah hujan, meskipun sebagian besar masih berada dalam periode musim kemarau. Ini mungkin terdengar aneh, tetapi ada beberapa faktor yang memengaruhi kondisi ini.
Andri menjelaskan bahwa aktivitas Dipole Mode negatif, Madden-Julian Oscillation (MJO), dan gelombang tropis (seperti Kelvin, Mixed Rossby-Gravity, dan Low Frequency) berperan dalam pembentukan awan hujan dan aktivitas konvektif. Sirkulasi siklonik di sekitar Indonesia juga mempengaruhi pola angin, yang pada gilirannya memperkuat pembentukan awan hujan yang signifikan.
Dia menambahkan bahwa nilai Dipole Mode yang negatif (-0.84) meningkatkan pasokan uap air di Samudra Hindia bagian barat Sumatera. Sementara itu, fenomena MJO fase 3 yang diprediksi akan memasuki fase 4, diperkirakan akan aktif dan mempengaruhi peningkatan potensi hujan di sebagian besar wilayah Indonesia bagian barat dan tengah.
“Kondisi atmosfer yang aktif dan kompleks ini berpotensi memicu cuaca ekstrem seperti hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, angin kencang, serta gelombang laut tinggi di beberapa wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan,” ungkap Andri.
Selama periode 19-21 Agustus 2025, cuaca di Indonesia diprediksi akan didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan. Namun, hujan sedang hingga lebat dan angin kencang masih berpotensi melanda banyak wilayah, termasuk Aceh, Sumatera Utara, Riau, dan Jakarta.
Untuk periode 22-25 Agustus 2025, cuaca di Indonesia diperkirakan akan cerah berawan hingga hujan ringan, tetapi tetap ada potensi hujan sedang hingga lebat dan angin kencang di beberapa daerah. Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan menghindari tempat terbuka saat hujan disertai petir dan angin kencang.
Di Jakarta, Pemprov DKI melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) sebagai langkah mitigasi terhadap cuaca ekstrem. Kegiatan ini berlangsung selama lima hari dari 17 hingga 21 Agustus 2025, dengan tujuan untuk mengatur distribusi hujan agar tidak terkonsentrasi di wilayah rawan genangan dan banjir.
Direktur Operasional Modifikasi Cuaca BMKG, Budi Harsoyo, menegaskan bahwa OMC dilakukan dengan perhitungan ilmiah yang cermat. Ini adalah upaya kolaboratif untuk menjaga agar aktivitas masyarakat tetap berjalan normal meskipun cuaca tidak bersahabat.
Peneliti dari BRIN, Edvin Aldrian, menjelaskan bahwa fenomena kemarau basah sedang berlangsung, di mana curah hujan lebih tinggi dari kondisi normal meskipun sedang berada di musim kemarau. Ini berarti kita masih akan melihat hujan yang cukup sering di beberapa wilayah hingga akhir Agustus 2025.
Recommended By Editor
- Oh, begini caranya bikin si kecil minta sendiri sarapan pagi berbekal sereal bernutrisi nan lezat
- Apa itu La Nina? Fenomena iklim yang diperkirakan landa Indonesia pada Agustus 2024, begini dampaknya
- Bukan cuma kata nenek, bidan juga setuju pentingnya jamu terstandar pasca persalinan
- Mengenal bediding, fenomena suhu dingin di musim kemarau, penyebab dan tips menjaga kesehatan tubuh
- Cukup 5 menit si kecil jadi suka sarapan cuma berbekal sereal? Ini ceritanya
- Tak perlu lidah buaya, ini cara atasi kulit wajah kering akibat cuaca ekstrem pakai 1 bahan makanan
- 9 Aplikasi prakiraan cuaca untuk smartphone, lengkap dan akurat
- Curah hujan masih tinggi, ini 5 wilayah di Indonesia yang terdampak
- 10 Potret Jogja pasca angin kencang, sejumlah pohon dan baliho tumbang

