Brilio.net - Musibah pendaki asal Brasil yang tewas di Gunung Rinjani memantik sorotan tajam dari publik internasional. Juliana Marins (27), yang mengalami kecelakaan saat mendaki, akhirnya ditemukan meninggal dunia setelah tiga hari pencarian intensif oleh tim SAR.
Peristiwa ini tak hanya menyisakan duka, tapi juga memicu kritik dari netizen Brasil yang menilai evakuasi berjalan lambat. Pemerintah Indonesia pun sempat disorot, meski berbagai upaya telah dilakukan demi menyelamatkan korban. Bahkan Instagram Prabowo dibanjiri komentar netizen Brasil yang menuntut keselamatan Juliana
Gubernur NTB hingga Basarnas dan TNI AU langsung turun tangan dalam proses pencarian dan evakuasi. Beragam tantangan seperti cuaca buruk dan medan ekstrem membuat proses penyelamatan berjalan penuh perjuangan.
Berikut brilio.net himpun informasi mengenai fakta evakuasi Juliana Marins di Gunung Rinjani dari berbagai sumber pada Rabu (25/6).
1. Korban terjatuh dari ketinggian 600 meter di area Cemara Nunggal.
foto: Instagram/@ajulianamarins
Juliana Marins terjatuh pada Sabtu (21/6) saat sedang mendaki Gunung Rinjani bersama lima wisatawan asing lainnya dan seorang pemandu. Peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 06.30 WITA saat mereka melintasi jalur Sembalun.
Korban dilaporkan jatuh di area Cemara Nunggal, dengan perkiraan ketinggian sekitar 600 meter dari titik awal pendakian. Kejadian ini langsung dilaporkan ke petugas setempat dan memicu pencarian besar-besaran oleh tim SAR gabungan.
2. Evakuasi terkendala cuaca buruk dan medan curam.
foto: Dok Tim SAR Mataram
Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, relawan, dan aparat lainnya menghadapi berbagai tantangan berat. Cuaca ekstrem membuat akses menuju lokasi menjadi sangat berisiko dan penuh rintangan.
Proses pencarian juga terkendala oleh topografi medan yang curam dan sulit dijangkau. Meski begitu, tim tetap melanjutkan misi dengan berbagai teknik penyelamatan di medan berat.
3. Flying camp dibangun untuk percepat akses ke lokasi korban.
foto: Instagram/@btn_gn_rinjani
Demi mempercepat proses evakuasi, tim SAR memutuskan untuk mendirikan flying camp di sekitar lokasi korban terjatuh. Flying camp ini menjadi titik logistik dan pemantauan yang krusial di lereng Rinjani.
Keberadaan kamp ini memungkinkan tim untuk lebih dekat dengan titik evakuasi. Setelah tiga hari pencarian, korban berhasil ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.
4. Drone thermal bantu deteksi lokasi korban.
foto: Liputan6.com/Hans Bahanan
Tim evakuasi menggunakan drone yang dilengkapi detektor panas (thermal) untuk memastikan posisi korban. Teknologi ini berhasil mengidentifikasi keberadaan jenazah di kedalaman tebing sekitar 500 meter.
Asisten II Setda Provinsi NTB, Lalu Moh Faozal, menjelaskan bahwa langkah ini penting untuk mempercepat proses evakuasi.
"Pada hari Senin (23/6), drone yang dilengkapi detektor panas (thermal) berhasil mendeteksi lokasi akhir di kedalaman tebing sekitar 500 meter," katanya, dikutip brilio.net dari Merdeka, Rabu (25/6).
5. Gubernur NTB gerak cepat minta evakuasi via udara.
foto: Liputan6.com/Hans Bahanan
Begitu korban ditemukan, Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal langsung menggalang koordinasi lintas lembaga. Ia menghubungi Basarnas, TNI AU, dan kementerian terkait seperti Kementerian Kehutanan agar proses evakuasi bisa dilakukan lewat jalur udara.
Menurutnya, medan ekstrem dan cuaca yang tak menentu membuat evakuasi manual sangat berbahaya.
"Kesiapan ada tiga heli dengan spesifikasi airlifter (pengangkutan melalui jalur udara) untuk melakukan operasi evakuasi tersebut," kata Lalu Iqbal dalam keterangannya, Selasa (24/6).
6. Helikopter sempat dikerahkan tetapi batal digunakan.
foto: Instagram/@btn_gn_rinjani
Tim penyelamat sempat mengerahkan helikopter pada pagi hari untuk mempercepat proses evakuasi dari lokasi tebing terjal. Namun, kondisi cuaca yang tidak bersahabat membuat helikopter tidak bisa digunakan secara maksimal dalam proses tersebut.
Kabar terakhir dari SAR Mission Commander di lapangan menyebutkan bahwa jenazah sudah berada di bagian atas dari lokasi terakhir terdeteksi (Last Known Position). Evakuasi secara darat pun tetap dilanjutkan secara hati-hati demi memastikan keselamatan seluruh tim.
7. Evakuasi hari keempat masih terus berlangsung.
foto: Instagram/@btn_gn_rinjani
Memasuki hari keempat pencarian, proses evakuasi jenazah Juliana Marins masih terus berjalan pada. Dikabarkan, tim SAR baru berhasil membawa jenazah hingga ke punggungan lereng dari lokasi jatuhnya korban.
Evakuasi dilakukan sejak pukul 06.00 WITA dengan menghadapi medan yang sangat ekstrem. Jarak 600 meter dari titik jatuh menuju atas terbagi ke beberapa titik tambatan, sehingga membutuhkan waktu cukup lama dan usaha ekstra dari tim.
Recommended By Editor
- Oh, begini caranya bikin si kecil minta sendiri sarapan pagi berbekal sereal bernutrisi nan lezat
- Kakek yang sempat dinyatakan hilang di Gunung Salak ditemukan meninggal, ini kronologinya
- Bukan cuma kata nenek, bidan juga setuju pentingnya jamu terstandar pasca persalinan
- Skema evakuasi pendaki asal brasil yang jatuh di Gunung Rinjani, 3 helikopter canggih diterjunkan
- 10 Potret Juliana Marins turis Brasil yang jatuh di Gunung Rinjani, hobi olahraga dan traveling
- Kronologi turis Brasil jatuh ke bawah tebing Gunung Rinjani, sorotan lampu senter jadi penyelamat
- 6 Mitos di balik keindahan Gunung Rinjani, justru menambah pesonanya
- Lombok kembali diguncang gempa 6,5 SR, kawasan lereng Rinjani longsor








