Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Philips Jusario Vermonte, menegaskan bahwa meskipun ada menteri dalam Kabinet Merah Putih yang kurang populer, hal ini tidak berarti mereka tidak bekerja. Menurutnya, penting bagi masyarakat untuk mengenal menteri, namun lebih penting lagi bagi pemangku kepentingan untuk mengetahui kinerja mereka.

"Menteri perlu dikenal oleh masyarakat, tetapi yang lebih penting adalah pengenalan oleh stakeholders utama," ujar Philips saat menghadiri rilis survei di Jakarta. 

Philips juga menjelaskan bahwa evaluasi terhadap kinerja Kabinet Merah Putih dilakukan secara rutin oleh Presiden melalui mekanisme rapat terbatas dan rapat kabinet. Ini menunjukkan bahwa meskipun menteri-menteri tersebut tidak selalu berada di sorotan publik, mereka tetap bekerja keras.

Indikator Politik Indonesia baru-baru ini melakukan survei antara 16 hingga 21 Januari 2025. Survei ini melibatkan seluruh warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih, yaitu mereka yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.

Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan 1.220 responden, di mana 49,9 persen adalah laki-laki dan 50,1 persen perempuan. Toleransi kesalahan survei diperkirakan sekitar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Dalam survei tersebut, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol tercatat sebagai menteri yang paling kurang populer selama 100 hari kerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, dengan hanya 5 persen responden yang mengenalnya.

Dua menteri lainnya yang juga kurang populer adalah Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Rini Widyantini, masing-masing dengan 6 persen pengenalan.