Brilio.net - Tragedi ambruknya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat. Berdasarkan data BNPB, hingga Minggu (5/10) siang, jumlah korban meninggal dunia telah mencapai 37 orang.
Proses evakuasi korban yang masih tertimbun reruntuhan terus dilakukan oleh tim gabungan. Upaya pencarian berlangsung siang dan malam demi menemukan korban yang belum berhasil dievakuasi.
Di tengah situasi yang penuh kepanikan, muncul sosok pahlawan medis yang mencuri perhatian publik. Dokter Aaron Franklyn Suaduon Simatupang, seorang prajurit TNI AD, terjun langsung ke lokasi reruntuhan untuk menyelamatkan korban yang terjebak di bawah bangunan empat lantai tersebut.
Tindakan Heroik di Tengah Bahaya
Sosok Dokter Aaron Simatupang
© YouTube/TNI AD
Salah satu momen paling dramatis terjadi saat Aaron menemukan seorang santri berusia 16 tahun bernama Nur Ahmad dalam kondisi terjepit beton. Dalam situasi penuh risiko itu, ia mengaku sudah siap mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan korban.
Aaron menceritakan, saat itu ada dua pilihan, pertama, menunggu beton diangkat lalu mengevakuasi korban. Atau opsi kedua, langsung melakukan tindakan anestesi dan amputasi di lokasi reruntuhan.
Aaron yang bekerja di bawah supervisi Dokter Larona Hydravianto dari RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo akhirnya mengambil keputusan cepat untuk menyelamatkan Ahmad. Tindakan amputasi darurat pun dijalankan di lokasi reruntuhan dengan waktu yang sangat singkat.
"Saat itu diputuskan untuk melaksanakan plan B. dilaksanakanlah amputasi yang dapat kami laksanakan kurang dari 10 menit," terang sang dokter dikutip dari YouTube TNI AD, dikutip pada Minggu (5/10).
Sosok Dokter Aaron Simatupang
© YouTube/TNI AD
Setelah proses amputasi berhasil dilakukan, Aaron bersama tim medis berupaya mengevakuasi korban dari bawah reruntuhan dengan cara yang hati-hati. Mereka merayap mundur sambil memastikan posisi tubuh korban aman sebelum dipindahkan.
"kami bawa pasien dengan merayap mundur. Kami bawa pasien kemudian kami amankan untuk diposisikan lock roll. Karena posisi sebelumnya pasien terlungkup," lanjutnya.
Ia memastikan setiap tahap evakuasi dilakukan dengan penuh kehati-hatian di tengah kondisi reruntuhan yang masih labil. Semua tindakan difokuskan agar korban dapat segera mendapatkan perawatan lanjutan di rumah sakit.
“Kami posisi terbaringkan pindahkan ke stretcher, ke daerah yang memungkinkan membawa masuk stretcher untuk dievakuasi lebih lanjut ke sarana kesehatan lanjutan,” terangnya.
Sosok Dokter Aaron Simatupang
© YouTube/TNI AD
Keputusan Medis yang Penuh Risiko
Tindakan amputasi darurat yang dilakukan di lokasi sempat menimbulkan keberatan dari keluarga korban. Direktur Utama RSUD R.T. Notopuro, dr. Atok Irawan, menjelaskan bahwa keputusan itu harus diambil cepat karena kondisi yang sangat kritis.
Setelah dijelaskan dengan tenang dan penuh empati oleh tim medis, keluarga akhirnya menerima keputusan tersebut sebagai langkah penyelamatan terbaik bagi Ahmad. Situasi di lokasi yang sempit juga membuat para tenaga kesehatan harus bekerja di bawah ancaman bahaya setiap detiknya.
Meski harus kehilangan salah satu tangannya, Ahmad berhasil bertahan hidup berkat keberanian dokter Aaron dan tim. Sosok dokter muda itu ternyata memiliki perjalanan karier yang menginspirasi dan penuh dedikasi terhadap kemanusiaan.
Sosok Dokter Aaron Simatupang
© YouTube/TNI AD
Berdasarkan informasi dari TNI Angkatan Darat (AD), pria kelahiran Jayapura pada 29 Januari 1994 ini mulai berkarier di TNI AD melalui jalur perwira prajurit karier pada tahun 2018. Ia meraih gelar sarjana profesi kedokteran dari Universitas Methodist Indonesia Medan dan melanjutkan studi magister manajemen rumah sakit di Universitas Langlangbuana, Bandung, pada 2021.
Pada 2022, Aaron melanjutkan studi magister hukum kesehatan di Universitas Pancabudi, Medan. Di waktu yang sama, ia juga menempuh pendidikan dokter spesialis Ortopedi Traumatologi di Universitas Airlangga.
Saat ini, ia menyandang pangkat kapten dan bertugas di Batalyon Kesehatan I Kostrad. Sebelumnya, Aaron pernah berdinas di Batalyon Raider 323 Kostrad yang bermarkas di Banjar, Jawa Barat.
Sosok Dokter Aaron Simatupang
© YouTube/TNI AD
Dedikasi di Medan Bahaya dan Perdamaian Dunia
Selain bertugas di dalam negeri, Aaron juga pernah menjadi bagian dari misi perdamaian dunia. Ia dikirim ke Lebanon pada tahun 2020 sebagai anggota pasukan perdamaian PBB (UNIFIL).
Pengalaman di medan konflik membuatnya terbiasa menghadapi situasi berisiko tinggi dengan tenang dan profesional. Aksi heroiknya di Sidoarjo menjadi bukti nyata bahwa semangat kemanusiaan dan dedikasi seorang prajurit dokter tak pernah surut, bahkan saat harus mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan orang lain.
Recommended By Editor
- Viral 9 potret perubahan Ponpes Al Khoziny dari tahun 2015-2024, tiang penyangga bikin salfok
- Petugas kesulitan identifikasi jenazah korban ambruknya Ponpes di Sidoarjo
- Bagaimana sih atlet tarkam Bekasi atasi nyeri otot cuma pakai minyak urut herbal? Ternyata ini triknya
- Keluarga santri korban musala Al Khoziny tolak santunan, demi dapat rida dan berkah kiai di pesantren
- Tragedi ambruknya musala di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo: 3 korban meninggal
- Detik-detik musala Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo ambruk saat santri salat, 1 orang meninggal
- Rumahnya jadi satu dengan pondok pesantren, intip 7 penampakan hunian Gus Miftah






