Tak bisa ikut ujian karena belum bayar sumbangan, kisah siswa kerja keras lunasi utang bikin nyesek
  1. Home
  2. »
  3. Duh!
9 Oktober 2025 23:10

Tak bisa ikut ujian karena belum bayar sumbangan, kisah siswa kerja keras lunasi utang bikin nyesek

Gea diketahui berasal dari keluarga sederhana. Kedua orang tuanya bekerja di rumah makan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Khansa Nabilah
foto: Instagram/@liputan6.sctv

Brilio.net - Kisah pilu datang dari seorang siswi SMA Negeri 1 Gunungsitoli bernama Khairatun Gea. Siswi kelas X ini dilarang mengikuti ujian tengah semester hanya karena belum melunasi uang sumbangan sekolah sebesar Rp40 ribu per bulan. Uang tersebut disebut sebagai sumbangan sukarela dari orang tua murid, namun faktanya menjadi syarat yang wajib dipenuhi agar siswa bisa ikut ujian.

Gea diketahui berasal dari keluarga sederhana. Kedua orang tuanya bekerja di rumah makan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, sementara dirinya ikut membantu agar bisa sedikit meringankan beban keluarga. Sejak bulan Juli, keluarga Gea belum mampu membayar sumbangan tersebut karena kondisi ekonomi yang sulit.

BACA JUGA :
Momen pilu ibu kenang kepergian putranya lewat CCTV, dua hari sebelum meninggal sang anak masih sehat


Upaya Gea untuk mencari jalan keluar pun telah dilakukan. Ia sempat memohon kepada wali kelas agar diberikan keringanan dengan cara mencicil pembayaran, namun permintaannya tidak digubris. Keputusan untuk melarangnya ikut ujian membuat Gea dan keluarganya sedih serta kecewa.

foto: Instagram/@liputan6.sctv

BACA JUGA :
Viral pria di Konawe serahkan istri ke selingkuhan lewat prosesi adat, momennya bikin nyesek

Ibunda Gea, Asmidar Harefa, mengaku terpukul atas perlakuan yang diterima anaknya di sekolah. Ia merasa keputusan tersebut tidak adil, mengingat semangat anaknya yang begitu besar untuk terus belajar dan berprestasi.

"Pasti kecewa soalnya anak juga sedang semangat-semangatnya belajar," kata Asmidar Harefa, ibunda Gea, dikutip dari Instagram @liputan6.sctv pada Kamis (9/10).

Pihak sekolah kemudian angkat bicara setelah kasus ini ramai diperbincangkan. Mereka mengaku baru mengetahui kejadian tersebut dari laporan yang beredar dan berjanji akan menindaklanjuti permasalahan ini.

Wakil Kepala SMA Negeri 1 Gunungsitoli, Oreniel Halawa, mengatakan akan memanggil siswa dan wali kelas untuk memastikan kebenaran informasi tersebut. Ia ingin menelusuri apakah kebijakan tersebut benar-benar merugikan siswi hingga tak bisa mengikuti ujian.

foto: Instagram/@liputan6.sctv

"Kita akan tindaklanjuti siswa dan wali kelas dan juga untuk verifikasi apakah hal begitu memberatkan sehingga si anak merasa dirugikan," kata Oreniel Halawa, Wakil Kepala SMA Negeri 1 Gunungsitoli.

Pihak sekolah menegaskan bahwa sumbangan yang diminta sebenarnya bersifat sukarela. Besaran nominalnya tidak dipatok sama rata, melainkan disesuaikan dengan kemampuan ekonomi masing-masing orang tua siswa.

Oreniel menambahkan, keputusan soal sumbangan tersebut merupakan hasil kesepakatan bersama antara pihak sekolah dan komite orang tua murid. Ia berharap ke depannya tidak ada lagi kejadian serupa yang membuat siswa kehilangan haknya untuk belajar.

SHARE NOW
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags