Brilio.net - Lulus dari perguruan tinggi memang jadi kebanggaan, tapi tak selalu berakhir dengan pekerjaan yang layak. Banyak sarjana baru justru terjebak dalam kenyataan pahit, gelar sudah di tangan, tapi panggilan kerja tak kunjung datang.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7.465.599 orang pada Agustus 2024. Dari angka tersebut, sebanyak 842.378 orang, atau 11,28 persen, merupakan lulusan perguruan tinggi, termasuk diploma (D4), sarjana (S1), hingga pascasarjana (S2 dan S3).
BACA JUGA :
Hidup di Jakarta gaji 2 digit, pasutri ini bongkar pengeluaran tiap bulan, cuma bisa nabung 1 jutaan
Fenomena ini menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan tinggi belum tentu menjamin kemudahan dalam mencari kerja. Meski pemerintah telah menggaungkan program Kampus Merdeka, nyatanya akses ke dunia industri belum merata.
Wakil Presiden Gibran Rakabuming juga sempat menjanjikan akan membuka 19 juta lapangan kerja saat debat Pilpres keempat di JCC Senayan. Namun kondisi di lapangan justru seolah membuktikan sebaliknya, terutama bagi para lulusan baru.
Seorang wanita sarjana pendidikan menceritakan kisah pilunya lewat akun TikTok @cuyakcuy. Ia mengaku resmi lulus dan menyandang gelar S.Pd pada 2024, namun sampai tahun 2025 masih belum berhasil mendapatkan pekerjaan.
BACA JUGA :
Bukan soal nominal, viral suami belikan istri emas dari tabungan uang pecahan di kresek, bikin salut
Wanita sarjana pendidikan ngeluh susah cari kerja
© TikTok/@cuyakcuy
Lulusan pendidikan di Indonesia memang memiliki tantangan tersendiri dalam memasuki dunia kerja. Pilihan profesi yang terbatas dan nyaris terfokus menjadi guru membuat persaingan semakin ketat dan kesempatan makin sempit.
Di sisi lain, nasib guru honorer di Indonesia juga belum sepenuhnya sejahtera. Banyak di antaranya menerima gaji di bawah standar upah minimum, bahkan tidak sedikit yang hanya dibayar ratusan ribu rupiah per bulan.
Survei dari Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) dan GREAT Edunesia Dompet Dhuafa pada Mei 2024 terhadap 403 guru di 25 provinsi menunjukkan fakta yang mengejutkan. Sebanyak 74 persen guru mendapat gaji di bawah Rp2 juta, dan sebagian lainnya bahkan di bawah Rp500 ribu.
Maka sangat wajar jika ini mencoba berbagai platform pencarian kerja demi mengubah nasibnya. Ia mengaku sudah melamar lewat JobStreet, Glints, LinkedIn, email, hingga langsung ke situs resmi perusahaan.
Wanita tersebut mengaku telah mengirim lebih dari 500 lamaran kerja sepanjang tahun 2024. Meski sudah mencoba berkali-kali, usahanya belum membuahkan satu pun panggilan.
“100+ apply JobStreet, 100+ apply Glints, 100+ apply email, 100+ apply LinkedIn, 100+ apply website,” terangnya.
Wanita sarjana pendidikan ngeluh susah cari kerja
© TikTok/@cuyakcuy
Memasuki tahun 2025, harapan untuk mendapat pekerjaan belum juga terwujud meski segala cara sudah dicoba. Tekanan mental pun mulai dirasakan setelah berulang kali gagal dalam proses seleksi.
Gagal interview, 0 panggilan, stress, OVT,” curhatnya.
Ia merasa perjuangannya seperti tak berarti ketika melihat realita di lapangan. Posisi yang diincar justru sering kali sudah diisi oleh orang-orang titipan tanpa proses seleksi terbuka.
"kalah sama titipan," ungkapnya miris.
Wanita sarjana pendidikan ngeluh susah cari kerja
© TikTok/@cuyakcuy
Unggahan curhat wanita sarjana pendidikan ini langsung memancing reaksi banyak netizen. Banyak yang mengamini kondisi sulitnya mencari kerja, terutama bagi lulusan pendidikan.
“Emang sekarang lagi susah-susahnya buat cari kerja,” tulis akun @kacung12380.
“Cuman di negara ini lulusan pendidikan bener-bener dibuat bingung arahnya ke mana,” tulis akun @cometoplay09.
Sebagian lain menyoroti fakta lapangan bahwa sistem kerja lebih banyak ditentukan oleh koneksi. Ada pula yang memberikan saran realistis dan menyarankan agar mulai membuka jaringan sejak dari lingkungan kampus.
“Ingat 75% yang diterima bekerja itu REKOMENDASI,” komentar akun @2120g.
“Tips, kalau kamu kenal dengan teman atau senior kampus kamu jangan pernah segan-segan tanya lowker. Jangan OVT tentang ordal, karena ordal emang penting karena nanti yang akan dicek ordal itu apakah kamu cocok untuk posisi yang available,” kata akun @papishanikasuamiadilla.