Apa itu NPD? Pahami pengertian, ciri-ciri, penyebab, dan cara menghadapinya dengan tepat
  1. Home
  2. »
  3. Kesehatan
26 September 2025 23:30

Apa itu NPD? Pahami pengertian, ciri-ciri, penyebab, dan cara menghadapinya dengan tepat

Di balik kesan percaya diri itu, banyak penderita NPD sebenarnya menyimpan rasa rapuh, ketidakamanan, atau perasaan rendah diri yang dalam. Lola Lolita
freepik.com

Brilio.net - Narcissistic Personality Disorder (NPD) atau dalam bahasa Indonesia sering disebut gangguan kepribadian narsistik, bukan sekadar sikap sombong atau egois sesaat. NPD adalah kondisi klinis yang ditandai pola cara berpikir, perasaan, dan berinteraksi yang persisten: grandiositas, kebutuhan terus-menerus untuk dikagumi, serta keterbatasan empati yang dapat mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan seseorang. Karena terlihat "seperti percaya diri berlebih", NPD sering diremehkan, padahal dampaknya bisa serius pada hubungan, karier, dan kesehatan mental penderitanya.

Namun, di balik kesan percaya diri itu, banyak penderita NPD sebenarnya menyimpan rasa rapuh, ketidakamanan, atau perasaan rendah diri yang dalam. Rasa ini sering mereka tutupi dengan sikap arogan atau pencarian validasi terus-menerus. Menurut American Psychiatric Association, NPD termasuk salah satu gangguan kepribadian dalam kategori Cluster B, bersama borderline, histrionic, dan antisocial personality disorder.

BACA JUGA :
Apa itu sentimental dalam psikologi dan hubungan? Pahami pengertian dan dampak untuk kehidupan


Memahami NPD penting bukan untuk memberi label, melainkan untuk mengenali kapan seseorang membutuhkan evaluasi profesional. Diagnosis dan penanganan yang tepat (psikoterapi terstruktur, manajemen komorbiditas, strategi batasan keluarga) dapat mengurangi konflik dan meningkatkan kualitas hidup, meskipun perubahan pada pola kepribadian biasanya butuh waktu dan kerja panjang.

Apa itu NPD? Pengertian singkat dan konteks klinis

NPD adalah gangguan kepribadian dalam klasifikasi psikiatri (DSM-5/DSM-5-TR) yang ditandai pola berpikir dan perilaku yang mencakup grandiositas (fantasi atau perilaku), kebutuhan untuk dikagumi, dan kurangnya empati, mulai dari awal dewasa dan tampak di banyak konteks kehidupan. Diagnosis formal mensyaratkan jumlah dan kombinasi gejala tertentu yang diuraikan dalam DSM. Selain DSM, literatur klinis modern juga membahas tipe grandiose vs. vulnerable (lebih sensitif terhadap kritik).

Ciri-ciri NPD

BACA JUGA :
Utamakan kesehatan mental, tren baru gen Z tinggalkan smartphone dan pindah ke ponsel jadul

Apa itu NPD
© 2025 brilio.net/freepik.com

Berikut tanda-tanda umum seseorang dengan NPD:

1. Merasa sangat superior dan menganggap orang lain biasa-biasa saja.

2. Sangat butuh pujian dan perhatian terus-menerus.

3. Sering mengubah cerita agar diri tampak lebih hebat, membesar-besarkan prestasi.

4. Sulit menerima kritik-bahkan komentar kecil bisa dianggap menyerang.

5. Kurang empati, sulit merasakan atau memahami perasaan orang lain.

6. Suka memanfaatkan hubungan untuk kepentingan sendiri.

7. Iri terhadap kesuksesan orang lain atau yakin orang lain iri padanya.

8. Eksploitasi terhadap orang lain demi mendapatkan apa yang diinginkan.

Ciri-ciri ini biasanya konsisten, bukan hanya muncul sekali dua kali. Jika berlangsung lama dan sampai mengganggu kehidupan sosial, pekerjaan, maupun hubungan pribadi, maka bisa jadi itu tanda NPD.

Penyebab NPD

foto: freepik.com

Penyebab pasti NPD belum sepenuhnya diketahui, tapi PubMed Central (PMC) melihat kombinasi beberapa faktor:

1. Faktor biologis/genetik: kemungkinan ada kecenderungan bawaan dalam struktur otak atau sifat kepribadian.

2. Lingkungan masa kecil: pola asuh, pengalaman masa kecil seperti dipuji berlebihan atau justru diabaikan, tekanan sosial atau trauma.

3. Faktor psikologis: kebutuhan untuk melindungi diri dari rasa tidak aman atau rasa rendah diri yang tersembunyi.

Cara menghadapi dan menanganinya

Meskipun NPD bisa sulit diubah, berikut strategi menurut Cleveland Clinic yang bisa membantu, baik bagi penderita maupun orang di sekitarnya:

1. Konsultasi dengan profesional: Terapi psikologis seperti psychotherapy, cognitive behavioral therapy (CBT), atau pendekatan psikodinamik bisa membantu mengenali pola diri dan cara baru merespons dunia.

2. Tujuan realistis dan evaluasi diri: Membuat target kecil dan realistis untuk mengurangi kebutuhan berlebihan akan pujian dan belajar menghargai proses.

3. Latihan empati dan mendengarkan aktif: Melatih diri untuk menarik napas sejenak sebelum bereaksi, dan mencoba memahami perspektif orang lain.

4. Kelola kritik dengan bijak: Belajar menerima kritik sebagai bahan evaluasi, bukan sebagai serangan pribadi.

Untuk orang di sekitar penderita:

1. Tetapkan batasan tegas

2. Jaga emosi dan jangan terpancing

3. Gunakan komunikasi yang jelas dan konkret

4. Fokus pada diri sendiri dan cari dukungan

Pertanyaan yang sering ditanyakan

1. Apa perbedaan antara narsisme sehari-hari dan Narcissistic Personality Disorder (NPD)?

Narsisme sehari-hari adalah sifat atau sikap (egois, suka menonjol) yang bisa muncul sementara dan tergantung situasi. NPD adalah pola kepribadian yang persisten, terdiagnosis menurut kriteria klinis (DSM), menyebabkan gangguan fungsi sosial/pekerjaan, dan biasanya mencakup beberapa gejala inti seperti grandiositas, kebutuhan dikagumi, dan kurang empati.

2. Bagaimana NPD didiagnosis?

Diagnosis dilakukan oleh profesional kesehatan mental (psikiater/psikolog) menggunakan wawancara klinis, kriteria DSM-5, dan sering instrumen terstruktur untuk menilai gangguan kepribadian serta mengecek komorbiditas. Diagnosis memerlukan pola gejala yang konsisten sejak awal dewasa dan menimbulkan gangguan fungsi.

3. Bisakah NPD disembuhkan? Apa harapan pengobatan?

“Disembuhkan” bukan istilah yang sering dipakai untuk gangguan kepribadian; lebih realistis membicarakan perbaikan fungsi dan perilaku. Psikoterapi jangka menengah-panjang (psikodinamik, CBT adaptif, terapi skema, terapi mentalisasi) dapat membantu meningkatkan empati, regulasi emosi, dan hubungan interpersonal. Namun bukti RCT masih terbatas, sehingga hasil dan tempo perubahan berbeda per individu. Pengobatan komorbid (depresi, kecemasan) juga penting


Magang/Aji setyawan

SHARE NOW
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags