Amerika Serikat serang fasilitas nuklir Iran, apa dampaknya bagi Indonesia? Ini penjelasannya
  1. Home
  2. »
  3. Serius
23 Juni 2025 10:30

Amerika Serikat serang fasilitas nuklir Iran, apa dampaknya bagi Indonesia? Ini penjelasannya

3 Krisis yang mengancam Indonesia. Hapsari Afdilla
Shutterstock.com

Brilio.net - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru aja ngumumin kalau pasukan udara AS udah nge-bom tiga fasilitas nuklir utama Iran: Fordow, Natanz, dan Esfahan. Serangan ini jadi babak baru di tengah panasnya konflik antara Iran dan Israel. Washington bilang aksi ini buat nahan pengembangan senjata nuklir Iran, tapi banyak negara justru khawatir soal dampaknya ke keamanan dunia dan masa depan diplomasi.

Aksi militer Amerika ke fasilitas nuklir Iran langsung dapet respons dari berbagai negara dan organisasi internasional. Banyak yang ngasih reaksi serius, minta semua pihak buat nahan diri supaya situasi nggak makin runyam dan stabilitas kawasan tetap terjaga. Serangan ini juga dianggap bikin situasi makin panas, apalagi sebelumnya Israel udah lebih dulu nyerang Iran selama seminggu penuh lewat Operasi Rising Lion.

BACA JUGA :
Kisah turis terdampak perang Israel-Iran, kehabisan uang dan nggak bisa makan


Kali ini, Amerika nggak cuma jadi “pemain belakang layar”, tapi turun langsung ke lapangan. Iran sendiri udah wanti-wanti bakal balas kalau AS ikut campur, dan sekarang dunia lagi deg-degan nunggu langkah selanjutnya. Banyak negara, termasuk Indonesia, ngingetin soal risiko bencana kemanusiaan dan pentingnya diplomasi buat meredam konflik.

Jadi, apa sih efek serangan Amerika ke Iran buat Indonesia?

Indonesia Bisa Terperangkap dalam 3 Krisis Sekaligus

BACA JUGA :
Sosok Baoxia Liu wanita asal China yang kepalanya dihargai Rp246 miliar oleh FBI, pemasok senjata Iran

foto: Shutterstock.com

Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik Achmad Nur Hidayat mengatakan, bagi Indonesia, konsekuensi serangan ini tidak bisa dianggap enteng.

"Negara kita akan terkena imbas dalam tiga level: fiskal, moneter, dan sosial," kata dia dalam keterangan tertulis, dikutip brilio.net dari Liputan6.com, Senin (23/6).

Pertama, kalau harga energi naik gila-gilaan, APBN bisa keteteran. Anggaran buat subsidi BBM, listrik, sama LPG bakal ikut melonjak. Kalau nggak ada pemasukan tambahan, defisit negara bisa makin lebar.

Kedua, harga impor energi dan pangan yang makin mahal bakal bikin inflasi naik dan nilai tukar rupiah makin tertekan. Bank Indonesia kemungkinan terpaksa naikin suku bunga, yang ujung-ujungnya bikin pertumbuhan ekonomi melambat dan dunia usaha makin berat.

foto: Shutterstock.com

Ketiga, harga kebutuhan pokok yang naik terus bakal bikin tekanan sosial makin tinggi. Masyarakat kelas menengah ke bawah lagi-lagi harus menanggung beban, padahal mereka nggak ada sangkut-pautnya sama konflik ini.

Menurutnya, Indonesia nggak boleh cuma diam aja. Pemerintah harus gerak cepat bikin strategi diplomasi dan kebijakan ekonomi yang siap menghadapi situasi. Ketergantungan sama minyak impor harus dikurangi, dan pengembangan energi alternatif perlu dipercepat.

"Tapi yang terpenting, Indonesia harus bersuara di fora internasional untuk menghentikan eskalasi konflik ini," tutup dia.

SHARE NOW
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags