Perang Israel-Iran telah mengacaukan jadwal penerbangan di seluruh dunia, terutama di Timur Tengah. Banyak turis terjebak di negara-negara yang terkena dampak, dan situasi ini semakin sulit bagi mereka.
Salah satu contoh adalah Mujtaba, seorang warga Irak yang terjebak di Beirut. Dia dan teman-temannya datang untuk merayakan Iduladha, tetapi penerbangan pulang mereka dibatalkan. "Saya sudah di sini selama empat hari, dan banyak orang di luar sana kehabisan uang dan tidak punya makanan," keluhnya.
                        BACA JUGA :                        
                        Prabowo siap tampung korban konflik Gaza di Indonesia                    
Situasi semakin rumit ketika beberapa maskapai, termasuk Iraqi Airways, dituduh menaikkan harga tiket secara tidak wajar. Mujtaba mengungkapkan, "Mereka meminta kami membayar sekitar 850 dolar AS hanya untuk mendapatkan tempat duduk." Pejabat maskapai tersebut mengaku sedang menyelidiki tuduhan ini.
Di sisi lain, pasangan turis asal Amerika-Israel, Karen dan Omri Mamon, juga mengalami kesulitan. Mereka datang untuk menghadiri pernikahan, tetapi terjebak dalam serangan mendadak Israel ke Iran. "Kami berpindah-pindah mencari tempat aman, dan kami sudah berusaha mencari jalan keluar sejak saat itu," ungkap Omri.
Di tengah kekacauan ini, Menteri Luar Negeri Indonesia, Sugiono, mengumumkan bahwa 97 WNI telah dievakuasi dari kawasan konflik. Mereka berhasil melewati perbatasan Iran-Azerbaijan dan kini berada di Baku. "Proses evakuasi berjalan aman dan lancar, meskipun situasi di perbatasan cukup ramai," tambahnya.
                        BACA JUGA :                        
                        Heboh Anggun C Sasmi dituding zionis pro Israel, sang diva angkat bicara, beri bantahan keras                    
Dengan semua yang terjadi, harapan untuk kembali ke rumah tetap ada, meskipun tantangan terus menghadang. Mari kita doakan agar situasi ini segera mereda dan semua orang bisa kembali dengan selamat.