Proyek pembangunan rumah susun di Ibu Kota Nusantara (IKN) semakin menarik perhatian investor asing. Hingga saat ini, nilai investasi asing yang masuk melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) telah mencapai sekitar Rp 12,3 triliun. Ini menunjukkan betapa besarnya minat global terhadap proyek ini.
Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN, Agung Wicaksono, menyatakan bahwa partisipasi aktif investor internasional adalah tanda kepercayaan global terhadap IKN. "Masuknya konsorsium dari negara-negara mitra adalah bukti nyata kepercayaan dunia internasional terhadap pembangunan IKN," tegasnya.
BACA JUGA :
Sudah ada 42 perusahaan investasi Rp62,08 triliun di IKN, investornya makin nambah
Baru-baru ini, dua konsorsium investor dari Amerika Serikat dan Korea Selatan telah menyatakan bergabung sebagai pemrakarsa proyek KPBU di sektor hunian vertikal. Konsorsium asal Korea Selatan, yang terdiri dari Samsung C&T dan PT Brantas Abipraya, akan membangun 21 menara rumah susun dengan nilai investasi diperkirakan mencapai Rp 6,3 triliun.
Sementara itu, konsorsium dari Amerika Serikat, yang melibatkan PJ-IC International, Bee-Invest, Ozturk Holdings, dan Promec Joint Venture, juga menggandeng mitra dari Brunei, Turki, dan Spanyol dengan estimasi nilai investasi sekitar Rp 6 triliun untuk pembangunan 20 tower rumah susun.
Di sisi lain, enam perusahaan swasta juga telah menandatangani perjanjian kerja sama untuk berinvestasi di IKN, dengan total nilai investasi mencapai Rp 3,65 triliun. Penandatanganan ini berlangsung di Kantor Otorita IKN yang baru beroperasi.
BACA JUGA :
Pemerintah bakal sediakan hunian untuk masyarakat umum di IKN, seperti apa desainnya?
Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, mengungkapkan bahwa hingga April 2025, investasi yang telah berjalan di IKN mencapai Rp 62,08 triliun dari 42 perusahaan. Dengan kehadiran enam perusahaan baru, jumlah tersebut semakin meningkat.
Keenam perusahaan tersebut berasal dari berbagai sektor, termasuk kuliner, perhotelan, pendidikan, ritel, konstruksi, hingga properti. Misalnya, PT Solusi Harapan Nusantara akan membangun pusat kuliner di lahan seluas 1.800 m, sementara PT Makmur Berkah Hotel akan menghadirkan hotel bintang lima di bawah jaringan Marriott International di atas lahan 2,04 hektare. Di sektor pendidikan, PT Australia Independent School (AIS) akan membangun sekolah berkapasitas 750 siswa dengan kurikulum International Baccalaureate (IB) di lahan seluas 7.900 m.
Selain itu, PT Maxi Nusantara Raya akan membangun supermarket modern lengkap dengan area kuliner, dan PT Kreasibeton Nusapersada serta PT Daya Mulia Turangga akan berkontribusi dalam pembangunan ruang komersial dan kawasan perkantoran. Basuki juga menegaskan bahwa saat ini mereka tengah menunggu pengumuman lelang untuk pembangunan jalan yang akan mendukung aksesibilitas di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).