Pemerintah Indonesia mengambil langkah tegas dengan menutup sementara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) akibat meningkatnya kasus keracunan dari Makan Bergizi Gratis (MBG) di berbagai daerah. Menko Pangan, Zulkifli Hasan, atau yang akrab disapa Zulhas, menjelaskan bahwa penutupan ini bertujuan untuk melakukan evaluasi dan investigasi menyeluruh.
"SPPG yang bermasalah ditutup untuk sementara waktu. Kami akan melakukan evaluasi dan investigasi untuk memastikan semua berjalan sesuai standar," ungkap Zulhas di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, pada Minggu (28/9).
BACA JUGA :
Prabowo tanggapi kasus keracunan MBG: Masalah besar, jangan sampai dipolitisasi
Evaluasi ini tidak hanya berfokus pada tempat-tempat yang mengalami kasus keracunan, tetapi juga mencakup semua SPPG yang ada. Zulhas menekankan pentingnya kedisiplinan, kualitas, dan kemampuan juru masak dalam proses penyajian makanan. Selain itu, seluruh alat makan diwajibkan untuk disterilkan dan proses sanitasi harus diperbaiki, terutama terkait kualitas air dan pengelolaan limbah.
Di sisi lain, Presiden Prabowo Subianto juga mengambil langkah cepat dengan memanggil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, untuk meminta laporan mengenai perkembangan pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dadan melaporkan bahwa saat ini terdapat 9.615 unit SPPG yang beroperasi dan telah melayani sekitar 31 juta penerima manfaat.
Namun, Dadan juga mengungkapkan bahwa selama periode 6 Januari hingga 31 Juli 2025, terdapat 24 kasus kejadian luar biasa (KLB) terkait SPPG, dan angka ini meningkat menjadi 47 kasus dari 1 Agustus hingga 27 September 2025.
BACA JUGA :
Pesan WhatsApp bocor, ada politikus minta jatah dapur MBG, Wakil Kepala BGN geram dan langsung blokir
"Data menunjukkan bahwa banyak kasus terjadi pada SPPG yang baru beroperasi, di mana SDM masih membutuhkan pengalaman lebih," jelasnya.
Faktor-faktor yang memicu insiden keracunan ini antara lain kualitas bahan baku, kondisi air, dan pelanggaran terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP). Prabowo, yang baru kembali dari kunjungan luar negeri, menegaskan bahwa ia akan terus memantau perkembangan kasus keracunan MBG yang melibatkan anak-anak, meskipun saat itu ia berada di luar negeri.
"Ini adalah masalah besar, dan saya yakin kita bisa menyelesaikannya dengan baik. Namun, saya juga mengingatkan agar kasus ini tidak dipolitisasi. Tujuan dari program MBG adalah untuk memberikan makanan bergizi kepada anak-anak yang kesulitan mendapatkan makanan yang layak," tegas Prabowo.
Dengan adanya langkah-langkah ini, diharapkan masalah keracunan dalam program MBG dapat teratasi dan tidak mengganggu tujuan utama dari program tersebut, yaitu memberikan akses makanan bergizi bagi anak-anak di Indonesia.