Terima usulan serikat pekerja, Prabowo bakal angkat tokoh buruh Marsinah Jadi Pahlawan Nasional
  1. Home
  2. ยป
  3. Serius
1 Mei 2025 17:00

Terima usulan serikat pekerja, Prabowo bakal angkat tokoh buruh Marsinah Jadi Pahlawan Nasional

Presiden Prabowo Subianto setujui Marsinah sebagai pahlawan buruh nasional. Editor

Pada peringatan Hari Buruh Internasional yang berlangsung di Monumen Nasional (Monas) Jakarta pada Kamis, 1 Mei 2025, Presiden Prabowo Subianto mengumumkan dukungannya untuk mengangkat sosok buruh legendaris, Marsinah, sebagai pahlawan nasional.

Usulan ini muncul setelah serikat pekerja menyampaikan keinginan mereka untuk mengangkat pahlawan dari kalangan buruh. Prabowo pun meminta mereka untuk berdiskusi dan menentukan satu nama yang layak. "Coba kalian berembuk, usulkan pahlawan dari kaum buruh. Dan, mereka sampaikan, bagaimana kalau Marsinah jadi pahlawan nasional. Asal seluruh pimpinan buruh mewakili kaum buruh sepakat, saya akan mendukung Marsinah jadi pahlawan nasional," ungkap Prabowo.

BACA JUGA :
8 Janji Presiden Prabowo Subianto di Hari Buruh, segera bentuk Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional


Siapa Marsinah?

Bagi banyak buruh, Marsinah adalah simbol perjuangan. Ia dikenal sebagai aktivis buruh yang berani bersuara demi hak-hak pekerja di Indonesia pada tahun 1990-an. Sayangnya, perjuangannya berakhir tragis ketika ia menjadi korban pembunuhan pada 8 Mei 1993 setelah menghilang sejak 5 Mei 1993 malam.

Menurut berbagai sumber, Marsinah lahir pada 10 April 1969 di Nglundo, Nganjuk, Jawa Timur, sebagai anak dari pasangan Astin dan Sumini. Ia memiliki dua saudara perempuan, Marsini dan Wijati. Meskipun hanya lulusan SLTA, semangatnya untuk meraih pendidikan tinggi harus terhenti karena keterbatasan ekonomi.

Setelah merantau ke Surabaya pada 1989, Marsinah tinggal bersama kakaknya dan bekerja di pabrik plastik SKW. Namun, gaji yang diterimanya tidak mencukupi, sehingga ia juga berjualan nasi bungkus untuk menambah penghasilan.

BACA JUGA :
KSPI suarakan kembali 6 tuntutan buruh di momen Hari Buruh bersama Prabowo

Pekerjaan Terakhir di Pabrik Arloji

Setelah bekerja di beberapa tempat, Marsinah akhirnya bergabung dengan PT Catur Putra Surya (PT CPS) di Sidoarjo pada tahun 1990. Di sini, ia aktif memperjuangkan hak-hak rekan-rekannya dan bergabung dengan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) unit kerja PT CPS.

Pada tahun 1993, pemerintah mengeluarkan instruksi untuk menaikkan gaji pokok karyawan sebesar 20 persen. Namun, banyak pengusaha, termasuk PT CPS, yang tidak mengindahkan imbauan tersebut, memicu aksi unjuk rasa dari para buruh.

Pada 2 Mei 1993, Marsinah terlibat dalam perencanaan unjuk rasa di Tanggulangin, Sidoarjo. Sehari setelahnya, para buruh melakukan aksi mogok kerja. Namun, pihak militer segera turun tangan untuk membubarkan aksi tersebut.

Marsinah menjadi salah satu perwakilan buruh yang melakukan perundingan dengan perusahaan. Namun, setelah pertemuan tersebut, ia menghilang pada malam harinya.

Kematian yang Mengguncang

Marsinah ditemukan tewas pada 9 Mei 1993 di Nganjuk, dengan hasil autopsi menunjukkan bahwa ia meninggal akibat penganiayaan berat dan diperkosa. Kematian tragisnya memicu kemarahan masyarakat yang menuntut keadilan dan pengusutan tuntas kasus ini.

Hingga kini, pelaku pembunuhan Marsinah masih misterius. Namun, ia dikenang sebagai pahlawan buruh dan pernah dianugerahi penghargaan Yap Thiam Hien. Kisah hidupnya terus diceritakan, terutama saat Hari Buruh, sebagai pengingat akan perjuangan dan pengorbanan buruh di Indonesia.

Source: liputan6.com / Agustina Melani
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang dengan bantuan Artificial Intelligence dengan pemeriksaan dan kurasi oleh Editorial.

SHARE NOW
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags