Kisah anak penjual rujak berjuang untuk kuliah ini bikin rektor haru, auto diberi beasiswa S-2
  1. Home
  2. »
  3. Wow!
16 Oktober 2025 07:10

Kisah anak penjual rujak berjuang untuk kuliah ini bikin rektor haru, auto diberi beasiswa S-2

Wanita ini berjuang untuk bisa kuliah tanpa harus membebani orang tuanya. Dia mencari cara hingga akhirnya bisa lulus. Khansa Nabilah
foto: YouTube/UNAIRTV

Brilio.net - Tak ada batas bagi seseorang untuk bermimpi besar, bahkan bagi anak dari penjual rujak di pinggir jalan. Sosok bernama Yunida Mustarini menjadi bukti nyata bahwa ketulusan dan kerja keras mampu mengubah keterbatasan menjadi kekuatan. Kisah perjuangannya menembus keterbatasan hingga membuat rektor terharu kini mencuri perhatian banyak orang.

Mahasiswi Program Studi S1 Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR) ini berhasil menamatkan kuliah dengan predikat cumlaude. Di balik toga dan senyum bangga itu, tersimpan perjalanan panjang yang penuh liku dan air mata. Semua berawal dari tekad kuat seorang anak yang tak ingin menyerah pada keadaan.

BACA JUGA :
5 Kronologi pasutri keracunan akibat kebocoran gas water heater saat honeymoon, sang istri tewas


Perjalanan tersebut tak lepas dari perjuangan panjang untuk meyakinkan orang tuanya yang sehari-hari berjualan rujak di Klaten, Jawa Tengah. Sang ayah semula enggan mengizinkan Yunida kuliah karena khawatir dengan kondisi ekonomi keluarga.

Namun, dengan keberanian dan keyakinan penuh, Yunida menenangkan hati orang tuanya bahwa ia akan berjuang mencari jalan sendiri agar bisa kuliah tanpa memberatkan siapa pun. Dalam wisuda UNAIR, Yunida mengenang momen saat ia meneguhkan niat kepada kedua orang tuanya bahwa biaya bukan alasan untuk menyerah.

BACA JUGA :
Tak bisa ikut ujian karena belum bayar sumbangan, kisah siswa kerja keras lunasi utang bikin nyesek

foto: YouTube/UNAIRTV

"Dulu waktu saya mau kuliah, ibu bapak saya (bilang) 'Nggak bisa nak, kita aja makan nggak tahu besok gimana'. Lalu, saat itu dengan lantang dan bekal tawakal, saya bilang 'Bapak nggak perlu khawatir nanti aku cari usaha biar Allah yang bantu, aku cari beasiswa biar bapak ibu nggak perlu mikirin gimana aku kuliah'," kata Yunida, dikutip brilio.net dari YouTube UNAIRTV pada Rabu (15/10).

Semangat dan keteguhan hatinya membuahkan hasil manis. Ia berhasil lolos mendapatkan beasiswa KIPK, kemudian juga menerima bantuan dari program Etos ID milik Dompet Dhuafa yang membuatnya bisa tinggal di asrama. Berkat kerja keras dan tekad itu, semua kebutuhan kuliah terpenuhi tanpa membebani keluarganya.

"Alhamdulillah, saya keterima di beasiswa KIPK, lalu saya mendapatkan beasiswa Etos ID dari dompet dhuafa, dan saya tinggal di asrama," ucapnya penuh syukur.

Setelah lulus, perjuangan Yunida tak berhenti. Ia kini telah bekerja di dua tempat sekaligus untuk membantu ekonomi keluarga. Salah satunya di lembaga amil zakat dan satunya lagi di Islamic Montessori School. Kedua pekerjaan itu dijalaninya dengan penuh tanggung jawab sebagai bentuk balasan atas doa dan dukungan orang tuanya.

Momen paling mengharukan terjadi saat acara wisuda berlangsung. Rektor Universitas Airlangga, Muhammad Madyan, yang mendengarkan kisah perjuangan Yunida, tampak terharu. Ia kemudian berbincang langsung dengan Yunida di hadapan seluruh peserta wisuda. Dalam percakapan tersebut, rektor menanyakan rencana Yunida setelah lulus.

foto: YouTube/UNAIRTV

"Habis ini saudari kira-kira apa akan bekerja atau apa?" tanya Rektor Universitas Airlangga, Muhammad Madyan.

Yunida menjawab dengan jujur bahwa ia berencana melanjutkan pekerjaannya terlebih dahulu karena masih terikat kontrak. Ia juga menyebut ingin menabung agar bisa memperbaiki kondisi keluarganya sebelum melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.

"Betul bapak, saya akan melanjutkan kerja karena kontraknya sampai satu tahun ke depan," jawabnya.

Rektor kemudian menanyakan apakah Yunida tidak ingin melanjutkan kuliah lagi. Pertanyaan itu disambut dengan kejujuran yang tulus dari Yunida yang memang punya keinginan besar untuk menempuh pendidikan lebih tinggi, meski harus menunda karena tanggung jawab keluarga.

"Saya sangat tertarik. Namun, saya ingin nabung dulu karena ingin menstabilkan kehidupan keluarga saya," kata Yunida.

Jawaban itu justru membuat sang rektor tersentuh. Tanpa ragu, ia langsung memberikan kabar bahagia yang membuat seluruh ruangan terpana. Ia mengumumkan bahwa Yunida berhak mendapatkan beasiswa penuh untuk melanjutkan program magister di Universitas Airlangga.

foto: YouTube/UNAIRTV

"Bismillahirrahmanirrahim, saudara akan mendapatkan beasiswa dari Universitas Airlangga untuk melanjutkan program magister. Beasiswa ini meliputi SPP dan sedikit biaya hidup," ujar Muhammad Madyan.

Mendengar kabar itu, Yunida tak mampu menahan rasa harunya. Ia menunduk penuh rasa syukur dan berterima kasih kepada pihak universitas atas kesempatan luar biasa tersebut. Suaranya bergetar saat menyampaikan rasa syukur itu di hadapan semua orang.

"Masya Allah, Barakallah terimakasih atas kesempatannya bapak. Berarti saya Insya Allah menjadi magister pertama di keluarga saya," jawab Yunida dengan rasa penuh haru.

Kisah Yunida menjadi inspirasi bagi banyak orang tentang arti perjuangan dan keyakinan. Ia membuktikan bahwa latar belakang sederhana bukanlah penghalang untuk meraih pendidikan tinggi. Ketulusannya dalam berjuang membuatnya bukan hanya berhasil menamatkan kuliah, tetapi juga membuka jalan untuk menjadi magister pertama di keluarganya.

SHARE NOW
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags