Sarjana tak harus kerja kantoran, sarjana pendidikan ini malah jual nasi kuning, alasannya bikin salut
  1. Home
  2. »
  3. Wow!
29 Agustus 2025 13:10

Sarjana tak harus kerja kantoran, sarjana pendidikan ini malah jual nasi kuning, alasannya bikin salut

Tak ingin jadi pengangguran, seorang pria memilih jalan yang berbeda setelah lulus kuliah. Syeny Wulandari
Instagram/@coelzk__

Brilio.net - Lulus dari perguruan tinggi memang jadi kebanggaan tersendiri, namun tak selalu berakhir dengan pekerjaan yang sesuai harapan. Banyak sarjana justru harus berhadapan dengan kenyataan pahit, gelar sudah di tangan tapi panggilan kerja tak kunjung datang.

Harapan umum masyarakat, seorang sarjana mestinya bekerja di kantoran dengan pakaian rapi dan gaji tetap setiap bulan. Pandangan itu membuat banyak orang beranggapan bahwa kesuksesan hanya bisa dicapai lewat jalur profesi formal.

BACA JUGA :
Wanita ini dulu karyawan dengan gaji Rp5 juta, resign pilih jadi petani, omsetnya capai 3 digit


Tak ingin jadi pengangguran, seorang pria memilih jalan yang berbeda setelah lulus kuliah. Lewat unggahan di akun Instagram @coelzk__, pria bernama Zul Kifli ini menceritakan perjalanan hidupnya setelah meraih gelar sarjana pendidikan.

"2022 sarjana pendidikan," tulisnya.

Tiga tahun berselang, arah hidupnya justru membawanya membuka usaha kecil di pinggir jalan. Ia memilih berjualan nasi kuning dan menyebut dirinya sebagai PNS, singkatan dari Penjual Nasi Kuning.

BACA JUGA :
Pria ini resign dari PNS dan pilih kerja serabutan di Australia, realitanya bikin iri

"2025 PNS (Penjual Nasi Kuning)," ungkapnya.

sarjana pendidikan ini malah jual nasi kuning
© Instagram/@coelzk__

Tempat usahanya pun sederhana, bukan ruko megah atau restoran besar, melainkan sebuah gerobak di pinggir jalan. Dari sanalah ia memulai langkah baru yang membuat banyak orang salut dengan keberaniannya.

Ia menyadari bahwa menjadi sarjana pendidikan tidak selalu harus berakhir dengan profesi guru. Pilihan untuk berjualan nasi kuning adalah bentuk nyata bahwa nilai kerja keras bisa dipelajari dari mana saja, bahkan dari jalanan.

Lewat usahanya, ia ingin menunjukkan bahwa keberanian mengambil keputusan di luar kebiasaan adalah sebuah pelajaran. Setiap piring nasi kuning yang ia jual adalah simbol bahwa setiap pilihan hidup layak dihormati, apa pun bentuknya.

"Aku mungkin tidak mengajar di kelas, tapi aku sedang mengajar dunia. bahwa kerja keras itu mulia, bahwa setiap pilihan hidup pantas dihargai," ujarnya.

sarjana pendidikan ini malah jual nasi kuning
© Instagram/@coelzk__

Ia menolak terjebak dalam pandangan sempit bahwa gelar sarjana hanya sah digunakan di balik meja kantor. Baginya, kesuksesan bisa hadir dari arah mana saja selama dijalani dengan ketulusan dan keberanian.

Pandangan orang sering kali menjadi tembok besar bagi mereka yang ingin mencoba hal baru. Ia justru menjadikannya tantangan, bahwa memilih jalan berbeda adalah wujud kemenangan terbesar dalam hidup.

"Hari ini aku ingin berkata pada kalian semua Jangan biarkan gelar membatasi langkahmu. Jangan biarkan stigma orang lain menghentikan mimpimu. Karena jalan sukses tidak pernah tunggal, dan keberanian untuk memilih adalah kemenangan terbesar," lanjutnya.

Keputusan membuka usaha kecil tidak membuatnya merasa rendah diri. Ia justru menganggap setiap proses, termasuk melayani pembeli di pinggir jalan, sebagai bentuk pembelajaran.

"Aku bukan hanya penjual nasi kuning. Aku adalah pembelajar seumur hidup," paparnya.

sarjana pendidikan ini malah jual nasi kuning
© Instagram/@coelzk__

Dari usaha kecil itulah ia belajar arti perjuangan yang sesungguhnya. Keyakinan pada diri sendiri menjadi fondasi kuat yang menuntunnya menulis kisah hidup dengan caranya sendiri.

"Dan lewat jalan sederhana ini, aku sedang menulis kisahku sendiri kisah tentang arti merdeka, arti berjuang, dan arti percaya pada diri sendiri," tutupnya.

Banyak netizen yang ikut memberi semangat setelah kisahnya viral. Mereka kagum pada keberaniannya memilih jalan berbeda dibanding sarjana lain. Menurut mereka, kemampuan individu jauh lebih penting dari sekadar selembar ijazah.

"Tapi kamu hebat udah berani loh bang," @shinnar_7

"Karena sarjana hanya selembar ijazah bukan tolak ukur kemampuan individu," @aruungg_

"Sangat setuju bung, sarjana tidak harus kerja ini atu itu. Apapun pekerjaannya setiap orang pantas untuk dihargai," @andi_haerul03

"Nggak apa apa mas itu keren, daripada kerjaan tidur terus tapi digaji besar seperti anggota dpr," @yudhaprawira18

SHARE NOW
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags