Brilio.net - Sekolah semestinya menjadi tempat yang layak dan nyaman bagi anak-anak menimba ilmu. Namun kenyataan berbeda justru terlihat di salah satu sekolah dasar di pelosok Kalimantan Barat.
Bukan fasilitas canggih yang terlihat, melainkan semangat gotong royong dari orang tua murid dan guru yang berusaha memperbaiki kondisi ruang kelas secara mandiri. Mereka memilih untuk tidak tinggal diam, meski bantuan dari pemerintah tak kunjung datang.
Aksi solidaritas ini terjadi di SDN 25 Bonti, Kecamatan Bonti, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Dalam sebuah video yang beredar luas di media sosial, tampak para wali murid dan guru bekerja sama membuat meja dan kursi belajar bagi anak-anak mereka.
foto: Instagram/@sanggau_informasi
Video tersebut diunggah oleh akun Instagram @sanggau_informasi. Beberapa bapak-bapak terlihat memotong dan merakit kayu yang sudah diamplas, membentuknya menjadi meja serta kursi belajar sederhana.
Seorang guru yang turut terlibat dalam aksi ini mengungkapkan lewat pesan langsung di Instagram bahwa mereka merasa tak punya pilihan lain selain bertindak sendiri. Mereka sudah berulang kali mengajukan bantuan, tapi tidak pernah mendapatkan jawaban.
"Min ini kami dari SDN 25 BONTI lagi kerja bakti sama orang tua murid bikin meja/kursi karena sekolah kami ini bisa dibilang sudah tidak layak min," ujar guru tersebut dalam DM Instagram, dikutip brilio.net dari Instagram @sanggau_informasi, Sabtu (2/8).
foto: Instagram/@sanggau_informasi
Dalam pernyataan lanjutan, guru tersebut juga menambahkan bahwa pihak sekolah sebenarnya sudah mencoba untuk mengikuti prosedur resmi. Proposal bantuan telah diajukan ke pihak berwenang, namun sejauh ini belum membuahkan hasil apa pun.
"Ngajukan proposal udah sering tapi tidak ada jawaban dari orang tua. Ini inisiatif guru dan orang tua murid supaya belajar berjalan lancar," jelasnya.
Dalam video berdurasi singkat itu, terlihat jelas bagaimana para wali murid begitu antusias membantu. Mereka memotong papan, mengebor, merakit, hingga mengangkat sendiri hasil kerja mereka ke ruang kelas yang akan digunakan.
foto: Instagram/@sanggau_informasi
Setelah video tersebut viral dan ramai dibicarakan, pihak sekolah pun akhirnya memberikan klarifikasi. Mereka menyampaikan bahwa saat ini sudah ada titik terang terkait bantuan yang dibutuhkan sekolah.
Salah satu perwakilan dari pihak sekolah menyampaikan bahwa telah ada komunikasi lanjutan dengan pihak korwil serta dinas terkait. Harapannya, dengan adanya klarifikasi ini, masyarakat bisa mengetahui bahwa masalahnya sedang dalam proses penyelesaian.
"Halo min ini sudah ada video klarifikasi dari pihak kami dan pihak korwil untuk tembusan ke dinas bahwa masalah yang ada diberita tersebut sudah menemukan solusi dan kesepakatan bersama, dengan ini adanya video ini saya harap admin dapat menghapus kembali postingan tersebut, terima kasih min," tulis perwakilan tersebut.
Mereka pun tak lupa mengucapkan terima kasih karena video itu telah menjadi jembatan suara mereka kepada pihak yang lebih luas. Menurut mereka, unggahan tersebut menjadi pintu agar keluhan mereka bisa terdengar oleh pihak yang berwenang.
foto: Instagram/@sanggau_informasi
"Sebelumnya terima kasih karena sudah menjadi wadah bagi kami-kami yang ingin menyalurkan keluh kesah kami min," tulisnya.
Warganet yang melihat video tersebut pun turut memberi perhatian. Banyak yang memuji semangat gotong royong para orang tua murid dan guru, namun di sisi lain menyayangkan betapa lambannya penanganan fasilitas pendidikan di daerah tersebut.
"Udah viral baru bergerak!" komentar @yeheskiel_yhl20.
"Sama" kita ngawasinya sampai terealisasikan," kata @arfnrarfin.
"Kalau kamu gak posting gak bakalan tau orang dinas kak ...semangat yaa mengalah bukan berarti kalah," kata @nrhomestoresanggau.
"Harusnya yg klarifikasi dari pihak terkait.. lagian itu gotong royong nya baik kok untuk sarana prasarana sekolah," ujar @iskandar_pkm.
Recommended By Editor
- Wanita ini alami perubahan pada wajahnya saat hamil, usahanya berjuang untuk sembuh banjir simpati
- Pasangan Gen Z ini pilih nikah di KUA tanpa resepsi, habis sah tancap gas ngopi santai di cafe
- Bukan cuma kata nenek, bidan juga setuju pentingnya jamu terstandar pasca persalinan
- Pasangan ini jawab usaha dapat momongan selama 8 tahun, habiskan dana capai Rp159 juta untuk promil
- Kisah Romansa beda generasi ini bukti bahagia bukan soal usia, istri kelahiran 1974, suami lahir 1990
- 6 Potret Aurelie Moeremans umumkan kehamilan selang 7 bulan nikah, ekspresi Tyler Bigenho bikin gemas
- 9 Potret Venna Melinda ultah ke-53, keakraban Fuji dengan keluarga Verrell Bramasta bikin fans baper





