Brilio.net - Sebuah pembersihan besar-besaran baru saja terjadi di Spotify. Angkanya tidak main-main, lebih dari 75 juta lagu yang dianggap spam lenyap dari platform dalam setahun terakhir.

Tindakan masif ini diambil bukan tanpa alasan. Raksasa streaming itu sedang berupaya menjaga kualitas musik sekaligus melindungi para musisi asli. Serbuan konten AI berkualitas rendah yang makin banyak bermunculan jadi biang keladinya.

Diungkap brilio.net dari laman resminya, Rabu (1/10) teknologi kecerdasan buatan ini sayangnya dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab. Lagu dibuat secara massal, bahkan sampai meniru gaya artis terkenal demi menggasak royalti secara ilegal.

Filter Otomatis Pembasmi Lagu Spam di Spotify

Spotify - Lagu Indonesia Spotify - Lagu Indonesia

foto: Spotify

Untuk melawan balik, disiapkanlah senjata utama berupa filter spam baru yang akan bekerja secara otomatis. Sistem canggih ini dirancang untuk mengenali berbagai pola penyalahgunaan yang mencurigakan.

Beberapa contohnya seperti mendeteksi unggahan lagu dalam jumlah super banyak sekaligus, menemukan duplikasi lagu yang sama, hingga melacak judul-judul yang sengaja dipenuhi dengan kata kunci SEO. Semua skema yang dibuat untuk memanipulasi pembayaran royalti bakal coba dihentikan oleh sistem ini.

Pada tahap awal, filter ini bakal dijalankan dengan sangat hati-hati. Tujuannya agar tidak salah sasaran dan malah menghapus karya musisi independen yang otentik. Tapi, sistemnya akan terus diperbarui agar bisa belajar dan mengimbangi trik-trik baru para pelaku spam.

Cara Spotify Jaga Ekosistem

Bukan cuma itu. Aturan soal peniruan identitas juga diperketat. Penggunaan teknologi kloning suara AI untuk meniru artis tanpa izin kini dilarang keras. Ada juga janji untuk mempercepat proses penyelesaian kasus jika ada lagu yang salah alamat atau keliru masuk ke profil artis tertentu.

Langkah lainnya adalah menggandeng mitra industri. Tujuannya untuk membuat standar baru soal transparansi penggunaan AI. Nantinya, para musisi bisa secara sukarela menambahkan keterangan tentang bagaimana AI dimanfaatkan dalam proses kreatifnya.

Pemberian keterangan ini dipastikan tidak akan membuat karya mereka kena penalti, baik di hasil pencarian maupun sistem rekomendasi. Tujuannya murni untuk menciptakan keterbukaan, tanpa menghukum kreator yang memakai AI secara etis dan kreatif.

Langkah tegas ini bukan cuma soal bersih-bersih platform dari konten sampah. Ini adalah soal menjaga kepercayaan para pendengar dan musisi. Dengan total pembayaran royalti yang menembus lebih dari $10 miliar setiap tahun, tentu tidak bisa dibiarkan para pelaku spam merusak pengalaman pengguna atau mencuri hak para artis.

Penghapusan 75 juta lagu adalah sinyal kuat. Palu besar sudah diayunkan sebagai bukti keseriusan menghadapi banjir konten AI berkualitas rendah sebelum masalahnya makin merusak ekosistem musik digital.