Brilio.net - Insiden tak menyenangkan dialami pasangan Epy Kusnandar dan Karina Ranau. Warung makan milik mereka yang baru beberapa hari dibuka di kawasan Samali, Kalibata, Jakarta Selatan, didatangi sejumlah orang yang membuat keributan.

Dalam video yang beredar di media sosial, Karina tampak marah dan menangis saat menegur para pelaku. Ia merasa kecewa karena usaha yang baru dirintis justru langsung mendapat gangguan dari orang tak dikenal.

Melalui unggahannya di Instagram, Karina menyampaikan rasa kesal dan berniat membawa peristiwa itu ke pihak berwenang. Ia ingin suasana di sekitar tempat usahanya kembali aman dan nyaman bagi pelaku usaha kecil lainnya.

Pihak kepolisian kemudian memberikan keterangan terkait kejadian tersebut. Kompol Mansur menjelaskan bahwa orang yang datang ke warung bukanlah preman, melainkan tukang parkir yang biasa berada di sekitar lokasi.

"Kondisinya gini, itu warung, malam hari udah mau tutup, nah yang minta makan itu, tadi hasil penyelidikan anggota serse, itu tukang parkir yang biasa nongkrong di situ," jelas Kompol Mansur dikutip brilio.net dari Kapanlagi.com, Kamis (23/10).

 Karina Ranau dan polisi beri pengakuan berbeda © Instagram

Karina Ranau dan polisi beri pengakuan berbeda
© Instagram/@karinaranau9

Ia menjelaskan, keributan itu terjadi saat warung sudah bersiap untuk tutup dan stok makanan sudah habis. Salah satu pengunjung tidak terima ketika diberitahu bahwa pesanan tidak bisa dilayani, hingga akhirnya terjadi adu mulut di lokasi.

"Mau tutup barang ini habis, habis itu dia gak terima lah, akhirnya dengan nada tinggi lah mereka begitu, akhirnya terjadilah percekcokan mulut, itu aja sebetulnya," tambahnya.

Polisi menduga oknum yang membuat keributan datang dalam kondisi tidak sepenuhnya sadar. Kondisi itu disebut menjadi pemicu emosinya yang mudah tersulut saat keinginannya untuk makan tidak dipenuhi.

"Iya, biasa di sana, terus biasa di sana nggak tahu saat itu informasinya mungkin kondisi kata warung sebelahnya, setengah teler, itu aja setengah teler," ungkap Kompol Mansur.

Pihak kepolisian memastikan bahwa insiden tersebut bukan merupakan aksi pemalakan atau pungutan liar. Hasil penyelidikan menunjukkan peristiwa itu murni dipicu oleh persoalan sepele terkait makanan.

"Bukan Pungli. Setelah kita mintain keterangan tadi ya, faktor makan saja. Dugaan Pungli itu nggak benar," tegasnya.

 Karina Ranau dan polisi beri pengakuan berbeda © Instagram

Karina Ranau dan polisi beri pengakuan berbeda
© Instagram/@karinaranau9

Berbeda dengan penjelasan polisi, Epy Kusnandar mengaku melihat sendiri situasi di lokasi kejadian. Ia menyebut sekelompok orang dengan mata merah mendatangi warung mereka pada malam itu.

"Kronologinya itu malam minggu yang kelam, jadi ada anak-anak gak jelas di situ pada nongkrong, mata merah. Tiba-tiba, saya mau ke masjid, mereka malah gangguin ini (istri). Orangnya, orang akamsi. Ya, mungkin lihat warung kita ramai, minta jatah ya," kata Epy Kusnandar saat menjadi bintang tamu di Pagi Pagi Ambyar Trans TV).

Sementara itu, Karina Ranau menjelaskan situasi sebelum kejadian terjadi. Ia sedang beres-beres warung bersama pegawai ketika seorang pria tiba-tiba memesan makanan dengan cara yang tidak sopan.

"Sampai sekarang gak tahu mukanya kayak apa. Cuma dengar (suaranya) karena lagi beres-beres di bawah, dengar suaranya aja. 'Ada ayam gak?', 'Habis Bang'. 'Ya sudah yang ada aja'," cerita Karina Ranau.

Setelah pesanan selesai, Karina sempat merasa takut karena pria yang memesan tak kunjung datang mengambil makanan. Ia kemudian mendekati sekelompok anak muda di pojok warung yang berada di tempat gelap.

"Satu orang (yang pesan). Gak tahu minta dianterin apa gimana pesanannya, cuma pas antar pesanan gitu ada segerombolan anak muda di pojok warung, di tempat agak gelap. Akunya jadi takut. Makanannya sudah selesai, dia (yang pesan) gak datang-datang," sambungnya.

 Karina Ranau dan polisi beri pengakuan berbeda © Instagram

Karina Ranau dan polisi beri pengakuan berbeda
© Instagram/@karinaranau9

Perempuan 42 tahun itu akhirnya memberanikan diri menghampiri kelompok tersebut. Namun, saat ia menyerahkan makanan, para pria itu justru saling melempar dan tidak mau mengaku sebagai pemesan.

"Akhirnya saya samperin, 'Mas ini makanannya. Mau bayar pakai QRIS apa cash?'. 'Gak tahu tuh yang pesan tadi, si Abang itu,'. Kan kita gak tahu, yang pesan (makan) tadi orangnya sudah pergi," tutur Karina.

Kondisi itu membuat Karina merasa diintimidasi dan takut dengan sikap mereka. Ia juga menegaskan tidak pernah menyebut kejadian tersebut sebagai tindakan pungli atau ulah ormas.

"Aku gak pernah bilang pungli. Makanya berita jadi simpang siur. Bukan pungli, bukan ormas," tegasnya.