Brilio.net - Seorang anggota Polres Garut bernama Bripka Cecep Saipul Bahri meninggal dunia saat bertugas mengamankan acara Pesta Rakyat Garut, yang merupakan rangkaian pernikahan anak Dedi Mulyadi dengan Wakil Bupati Garut, Jawa Barat. Sebagai bentuk penghormatan, Polri memberikan kenaikan pangkat anumerta satu tingkat lebih tinggi menjadi Aipda.

"Penghargaan ini adalah wujud penghormatan negara dan institusi atas pengabdian almarhum yang gugur dalam tugas, semoga dapat menjadi kebanggaan bagi keluarga yang ditinggalkan," kata Kepala Kepolisian Resor Garut AKBP Yugi Bayu Hendarto saat menyerahkan Surat Keputusan Kenaikan Pangkat Anumerta Almarhum Aipda Cecep Saepul Bahri di rumah duka Perum Guntur Residence, Garut Kota, Sabtu.

Kapolres menjelaskan bahwa Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah resmi memberikan kenaikan pangkat luar biasa ini dengan Surat Keputusan Nomor : Kep/1085/VII/2025.

Penghargaan tersebut diberikan karena Bripka Cecep gugur saat menjalankan tugas pengamanan pada acara Pesta Rakyat di Pendopo Garut pada 18 Juli 2025.

polisi meninggal pesta rakyat garut © 2025 berbagai sumber

foto: Instagram/@ekanurmanudin

Kapolres menyampaikan almarhum sebelumnya berupaya keras membantu warga yang pingsan akibat saling berdesakan antarwarga di kawasan Pendopo Garut, sebelum akhirnya sesak nafas sendiri dan kelelahan berat akibat terdesak massa.

Ia menyampaikan adanya kenaikan pangkat bagi almarhum itu untuk menjadi pengingat tentang dedikasinya yang telah mengabdikan diri memberikan pelayanan serta menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

"Kenaikan pangkat anumerta ini sekaligus menjadi pengingat bahwa setiap dedikasi dalam tugas, sekecil apa pun adalah bagian dari pengabdian kepada bangsa, dan negara yang tak ternilai," kata Kapolres

Sebelumnya, Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Irjen Pol Rudi Setiawan bersama jajarannya melayat ke rumah duka dan menyampaikan almarhum merupakan anggota Polri terbaik yang gugur saat bertugas pengamanan Pesta Rakyat di Pendopo Garut.

Kapolda juga berziarah ke makam Aipda Cecep Saipul Bahri dan menggelar doa bersama, kemudian menyampaikan turut berduka cita kepada keluarga almarhum.

"Atas nama pribadi, dan negara, saya mengucapkan rasa berduka cita yang mendalam kepada keluarga almarhum, semoga yang ditinggalkan diberikan kesabaran serta ketabahan," katanya.

polisi meninggal pesta rakyat garut © 2025 berbagai sumber

foto: Instagram/@putri.karlina14

Sebelumnya anggota Polri yang meninggal dunia itu melakukan pengamanan dan membantu warga di tengah desakan orang di gerbang Pendopo Garut, namun kondisi korban juga sama berada di kerumunan orang mengalami sesak, kelelahan kemudian dibawa ke rumah sakit yang kemudian meninggal dunia.

Selain anggota Polri, ada juga dua warga sipil yang meninggal dunia yakni seorang anak usia 8 tahun Vania Aprilia (8) dan Dewi Jubaeda (61) warga Garut.

Sebelumnya kegiatan di Pendopo Garut tersebut merupakan rangkaian acara pernikahan Wakil Bupati Garut Luthfianisa Putri Karlina dengan Maula Akbar putra anak dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

FAQ Seputar Tragedi Pesta Rakyat Garut yang Berujung Tragis

1. Apa yang sebenarnya terjadi pada acara pesta rakyat di Pendopo Garut?

Acara pesta rakyat merupakan rangkaian resepsi pernikahan anak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang digelar pada Jumat siang, 18 Juli 2025. Acara makan siang gratis ini dihadiri ribuan warga yang membludak dan berdesakan saat antre makanan di satu pintu masuk ke area pendopo. Karena akses terbatas dan penjagaan ketat pintu masuk, terjadi kerumunan besar yang menyebabkan tiga orang meninggal dunia akibat terinjak-injak dan kekurangan oksigen.

2. Siapa saja korban meninggal dalam insiden ini?

Tiga korban meninggal terdiri dari seorang anak berusia 8 tahun bernama Vania Aprilia warga Garut Kota, seorang wanita lanjut usia bernama Dewi Jubaedah (61) dari Jakarta Utara, serta Bripka Cecep Saipul Bahri, anggota polisi yang saat itu sedang bertugas mengamankan acara.

3. Apa penyebab utama terjadinya tragedi terinjak-injak ini?

Pemicu utama adalah lonjakan massa besar yang berdesakan pada satu pintu masuk ke area pesta untuk mendapat makanan gratis. Pintu tersebut memang satu-satunya akses masuk dan tidak dibuka sepenuhnya, sehingga memicu kepadatan yang berpotensi bahaya serta membuat banyak orang kekurangan oksigen.

4. Berapa banyak korban luka dalam kejadian tersebut?

Sebanyak 23 hingga 30 orang mengalami luka-luka, pingsan, dan beberapa bahkan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit. Para korban mengalami luka akibat terseret kerumunan, kekurangan oksigen, serta satu di antaranya mengalami retak tulang kaki. Beberapa korban masih dirawat dengan kondisi sebagian memiliki penyakit bawaan seperti jantung dan asma.

5. Apa tanggapan pihak terkait dan langkah selanjutnya setelah tragedi?

Gubernur Dedi Mulyadi menyampaikan permintaan maaf dan bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Polda Jawa Barat kemudian memulai investigasi mendalam, termasuk memeriksa pihak Event Organizer yang menangani acara, untuk mencari penyebab pasti dan mencegah kejadian serupa terulang. Pemerintah dan aparat menekankan pentingnya evaluasi dan perbaikan dalam pengamanan acara massal di masa mendatang.