Keluarga Juliana Marins merasa sangat terkejut ketika mengetahui hasil autopsi ulang turis Brasil yang jatuh di Gunung Rinjani melalui berita di media, bukan dari otoritas resmi. Ini tentu saja membuat mereka merasa diabaikan dalam proses yang sangat penting ini.
Menurut laporan dari O Globo pada Jumat (11/7), jenazah Juliana telah menjalani pemeriksaan forensik lebih lanjut setelah tiba di Brasil pada 1 Juli 2025. Keluarga mendiang meminta autopsi ulang untuk mendapatkan kejelasan mengenai waktu kematian dan untuk menyelidiki apakah ada kelalaian dari pihak berwenang Indonesia dalam memberikan bantuan yang diperlukan.
Awalnya, mereka berharap hasil autopsi bisa segera diterima, namun Mariana Marins, saudara perempuan Juliana, mengungkapkan kekecewaannya. "Kami tidak menerima apapun dari hasil autopsi ulang Juliana," ujarnya. Ini menunjukkan betapa pentingnya komunikasi yang baik antara pihak berwenang dan keluarga korban.
Hasil autopsi baru ini melengkapi laporan awal yang diperoleh di Indonesia, seperti yang dilaporkan oleh TV Globo. Para ahli Brasil menyatakan bahwa waktu kematian yang tepat belum dapat ditentukan, tetapi diperkirakan Juliana masih hidup sekitar 10-15 menit setelah terjatuh di jalur menuju puncak Gunung Rinjani.
Di sisi lain, pada Rabu (9/7), Sekretariat Negara Kepolisian Sipil mengonfirmasi bahwa laporan autopsi telah selesai, tetapi dokumen tersebut bersifat rahasia. Mariana menambahkan bahwa pertemuan untuk menerima hasil autopsi ulang dijadwalkan pada hari ini, Jumat (11/7). Namun, Kepolisian Sipil membantah telah merilis laporan tersebut secara resmi.
Hasil autopsi ulang ini diharapkan dapat mendukung penyelidikan internasional mengenai kematian Juliana saat mendaki Gunung Rinjani, menurut Tasa Bittencourt, seorang pembela hak asasi manusia di Rio de Janeiro.
Jika terbukti ada kelalaian dari pihak berwenang Indonesia, Brasil dapat membuka penyelidikan sendiri melalui Kepolisian Federal. Tasa menekankan bahwa mereka telah meminta penyelidikan untuk mengungkap kemungkinan kelalaian dalam penanganan kasus ini.
Autopsi pertama yang dilakukan di Indonesia menunjukkan bahwa penyebab kematian Juliana adalah trauma tumpul akibat terjatuh, dan ia diperkirakan meninggal sekitar 20 menit setelah insiden tersebut. Namun, keluarga merasa laporan tersebut tidak memberikan kejelasan yang memadai.
Juliana, yang meninggal pada akhir Juni 2025, telah dimakamkan di kampung halamannya, Niteri, pada 4 Juli 2025. Banyak pelayat, termasuk Ibu Negara Brasil Janja da Silva dan Menteri Kesetaraan Ras Brasil Anielle Franco, datang untuk memberikan penghormatan terakhir.
Recommended By Editor
- Oh, begini caranya bikin si kecil minta sendiri sarapan pagi berbekal sereal bernutrisi nan lezat
- Juliana Marins, pendaki yang tewas di Gunung Rinjani diabadaikan jadi nama jalan di pantai Brasil
- Bukan cuma kata nenek, bidan juga setuju pentingnya jamu terstandar pasca persalinan
- Viral video pemandu Juliana Marins berusaha selamatkan korban di gunung Rinjani
- Cukup 5 menit si kecil jadi suka sarapan cuma berbekal sereal? Ini ceritanya
- Kini di-blacklist sementara, ini sosok Ali Musthofa guide Juliana Marins saat mendaki Gunung Rinjani
- Investor kabur, proyek kereta gantung gunung Rinjani resmi dihentikan
- Jenazah Juliana Marins tiba di Brasil, keluarga minta autopsi ulang, ini alasannya
- Pesan menyentuh Juliana Marins sebelum tewas di Gunung Rinjani

