Wilayah Sukabumi dan Bogor baru-baru ini diguncang oleh serangkaian gempa bumi yang membuat banyak warga merasa ketakutan. Pada Minggu, 21 September 2025, gempa yang berpusat di Sukabumi ini memaksa beberapa warga di Kabupaten Bogor untuk mencari perlindungan di tenda darurat yang terbuat dari terpal.

Berdasarkan informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, warga yang memilih untuk mengungsi berada di Desa Purwabakti, Kecamatan Pamijahan, dan Desa Pabangbon, Kecamatan Leuwiliang. Komandan Kompi (Danki) BPBD Kabupaten Bogor, Jalaludin, mengonfirmasi.

"Ya benar, pada mengungsi. Karena gempa susulan terus, warga takut jadi memilih tinggal di tenda," ujar Jalaludin dikutip dari Liputan6.com, Senin (22/9).

Menurut laporan dari BMKG, dalam satu hari tercatat sekitar 50 kali gempa susulan terjadi. Jalaludin menambahkan, warga cukup takut karena sudah terjadi 50 kali getaran di tempat yang sama.

"Sampai sekarang sudah sekitar 50 kali kejadian gempanya, makanya warga ketakutan," tambahnya.

Kendala Komunikasi di Lapangan

Gempa susulan guncang Bogor dan Sukabumi, warga resah dan pilih mengungsi di tenda darurat

Gempa guncang Kabupaten Sukabumi dan Bogor

Hingga malam Minggu, laporan mengenai jumlah warga yang mengungsi di tenda darurat belum diterima.

"Kendala di lapangan karena susah sinyal, jadi sulit berkomunikasi," ungkapnya. Selain itu, terdapat laporan mengenai satu rumah di Desa Pabangbon yang mengalami kerusakan akibat gempa susulan.

"Untuk sementara baru dua laporan yang masuk. Dinas Sosial juga sedang persiapan memberikan bantuan," tambahnya.

Data Kerusakan Akibat Gempa di Sukabumi

Gempa berkekuatan 3,8 ini dirasakan oleh warga beberapa kali, dengan getaran terakhir tercatat pada pukul 09.42 WIB dengan magnitudo 3,6. Pelaksana Tugas (Plt) Camat Kabandungan, Budi Andriana, menjelaskan bahwa dampak gempa tidak terlalu signifikan.

Getaran gempa dirasakan oleh warga beberapa kali, termasuk satu getaran terakhir pada pukul 09.42 WIB dengan magnitudo 3,6. Pelaksana Tugas (Plt) Camat Kabandungan, Budi Andriana, memberikan penjelasan mengenai dampak gempa yang tidak terlalu signifikan.

"Kerusakan yang terjadi hanya berupa ambrukan, tidak ada yang masuk kategori rusak berat," ungkap Budi. Getaran gempa tersebut juga hanya dirasakan di beberapa titik dan tidak merata di seluruh wilayah kecamatan, yang menunjukkan bahwa kekuatan gempa tersebut tidak terlalu besar.

"Kalau memang gempanya besar, semua desa se-kecamatan Kabandungan pasti merasakan. Tapi ini hanya di daerah itu saja," tambahnya.