Brilio.net - Pas banget bertepatan dengan Hari Transportasi Nasional pada 17 September, sekitar 5.000 driver ojek online bakal turun ke jalan buat gelar aksi demo.
"Akan ada 5.000 yang terlibat aksi," kata Yudha perwakilan dari kelompok Ojol Garda Indonesia, dikutip dari Liputan6.com pada Rabu (17/9).
BACA JUGA :
Sushila Karki terpilih jadi PM perempuan pertama nepal setelah demo besar Gen Z
Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono menyebutkan bahwa gedung Kementerian Perhubungan dan DPR/MPR RI menjadi sasaran lokasi unjuk rasa para pengemudi ojek daring (online/ojol) pada Rabu (17/9) siang.
"Kami mulai dari markas Garda di Cempaka Mas Jakarta Pusat jam 10, lanjut ke Istana Presiden dan Kemenhub, terakhir di DPR RI jam 12-13," kata dia dikutip dari Antara, Rabu (17/9).
Menanggapi rencana aksi demo, Yudha mengimbau warga Jakarta untuk beralih ke transportasi alternatif pada Rabu, 17 September 2025.
BACA JUGA :
Buntut demo besar-besaran, bandara Nepal tutup dan semua penerbangan dibatalkan
"Sebab, sebagian besar transportasi online akan mematikan aplikasi secara masif sebagai bentuk solidaritas pergerakan aksi demontrasi ojek online ke Kemenhub, Istana dan DPR RI," dia menandasi.
7 Tuntutan Massa Demo, Salah Satunya Soal RUU Transportasi Online
Menurut informasi, ribuan pengemudi ojol mengusung sekitar tujuh tuntutan. Salah satunya agar RUU Transportasi Online masuk pada Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2025-2026.
Kemudian, potongan aplikator 10 persen, regulasi tarif antarbarang dan makanan, audit investigasi potongan lima persen yang telah diambil oleh aplikator, Penghapusan Aceng, slot, multi order hinga member berbaya, serta meminta Kapolri usut tuntas tragedi 28 Agustus 2025.
Aksi Demo Sebelumnya
Sebelumnya, awal bulan ini unjuk rasa para pengemudi ojol juga dilakukan di gedung DPR/MPR RI. Mereka berorasi dengan menyuarakan apa yang menjadi keresahan masyarakat, seperti kebutuhan pokok yang terus melambung, lapangan pekerjaan sulit dan sebagainya.
Mereka juga sempat melakukan aksi damai dengan membahagiakan bunga mawar hanya dipusatkan di Kawasan Monas, untuk menghindari provokasi pada 2 September lalu.
Kegiatan tersebut menjadi upaya pengemudi ojol untuk menciptakan situasi dan kondisi yang aman.
6118 Personel Gabungan Dikerahkan
Polres Metro Jakarta Pusat menyebutkan sebanyak 6.118 personel gabungan dari TNI, Polri dan Pemda DKI dikerahkan untuk mengawal aksi unjuk rasa pengemudi ojek daring/online (ojol) di Gedung DPR/MPR dan kawasan Monas, Rabu.
"Kuat pasukan pengamanan aksi unjuk rasa di wilayah Jakpus sebanyak 6.118 personel," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, di Jakarta Pusat terdapat aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh pengemudi ojol dan sejumlah aliansi masyarakat yang berada di depan Gedung DPR/MPR RI dan kawasan Monas.
"Pengamanan ini dilakukan untuk menjaga kelancaran penyampaian aspirasi publik," ujarnya.