Bukan nggak mampu bekerja, Wamenaker ungkap alasan kenapa Sarjana di Indonesia banyak yang menganggur
  1. Home
  2. »
  3. Serius
28 Juli 2025 17:10

Bukan nggak mampu bekerja, Wamenaker ungkap alasan kenapa Sarjana di Indonesia banyak yang menganggur

Ternyata masalahnya bukan karena nggak sanggup kerja, tapi karena regulasi yang bikin sulit masuk ke dunia kerja profesional. Hapsari Afdilla
Shutterstock.comalasan sarjana banyak menganggur di Indonesia

Brilio.net - Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer, ngasih perhatian khusus soal banyaknya pengangguran di kalangan sarjana Indonesia yang jumlahnya sampai sekitar satu juta orang.

Ternyata, masalahnya bukan karena mereka nggak sanggup kerja, tapi lebih karena ada aturan-aturan yang bikin susah buat masuk ke dunia kerja profesional. Jadi, hambatan regulasi itu jadi faktor utama yang bikin banyak sarjana kesulitan dapat pekerjaan.

BACA JUGA :
Ditelantarkan kakak, viral kisah haru pemuda berjuang cari kerja, rela digaji berapa aja demi hidup


"Banyak narasi-narasi terkait 1 juta angka pengangguran sarjana. Ternyata pas kita lihat problemnya, ada misalnya kayak di tenaga kerja farmasi, kedokteran. Itu ada regulasi yang menghambat mereka untuk bekerja. Misalnya mereka harus ningkatin itu, istilahnya profesi," kata Immanuel saat ditemui di gedung BRIN, Jakarta Pusat, dikutip brilio.net dair Merdeka.com, Senin (28/7).

Dia ngasih contoh dari dunia kesehatan kayak farmasi sama kedokteran. Biasanya, lulusan jurusan ini harus lanjut sekolah profesi dulu biar bisa kerja secara resmi. Sayangnya, sekolah profesi ini butuh biaya yang lumayan besar, jadi jadi beban tersendiri.

BACA JUGA :
Sulitnya cari kerja zaman sekarang, 2 wanita S1 akuntansi ini lamar jadi petugas kebersihan di Jakarta

foto: Shutterstock.com

"Kerja profesi itu kan pakai uang lagi. Di sisi lain orang tua, keluarganya nuntut untuk yang lulus ini agar segera bekerja. Akhirnya nggak bisa bekerja, kenapa? Tuntutan untuk melanjutkan sekolah profesi nggak ada karena nggak ada uang," jelasnya.

Nah, si Noel bilang, ada kasus dimana lulusan yang udah sekolah profesi malah gak lulus-lulus karena ada masalah praktik nggak sehat di sistemnya. Dia bahkan ngomong soal indikasi mafia yang bikin proses kelulusan makin susah di dunia pendidikan profesi.

"Belum, kalau pun sudah sekolah profesi. Berkali-kali mereka tidak diluluskan. Artinya ada mafia kesehatan, ada mafia regulasi di situ," ujarnya.

Pemerintah Bakal Lawan Mafia Regulasi

foto: Shutterstock.com

Wamenaker bilang, pemerintah bakal ngelawan mafia regulasi yang selama ini bikin tenaga kerja susah masuk pasar kerja karena praktik-praktik nggak sehat.

"Nah, sekarang kita dengan hadirnya pemerintah Pak Prabowo, mafia-mafia itu kita lawan. Apalagi saya ada menteri saya, ada wamen gue lawan tuh kayak gitu-gitu," kata Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer, saat ditemui di gedung BRIN, Jakarta, Senin (28/7).

Sebagai Wakil Menteri, dia ngerasa punya tanggung jawab besar buat berantas masalah ini. Bahkan dia terang-terangan siap “bertarung” lawan para mafia yang main-main di dunia ketenagakerjaan dan pendidikan profesi.

"Kita akan bongkar nanti. Karena ini harus kita mitigasi. Karena ini ada regulasinya nggak mungkin," ujarnya.

FAQ Seputar Pengangguran Lulusan Sarjana di Indonesia 2025

1. Berapa jumlah pengangguran lulusan sarjana di Indonesia saat ini?
Per Februari 2025, jumlah pengangguran lulusan sarjana di Indonesia mencapai sekitar 1,01 juta orang dari total 7,28 juta pengangguran seluruh jenjang pendidikan.

2. Apa penyebab utama tingginya angka pengangguran di kalangan sarjana?
Salah satu faktor utamanya adalah ketidaksesuaian antara kemampuan lulusan dengan kebutuhan pasar kerja serta adanya regulasi yang mempersulit akses ke pekerjaan profesional. Selain itu, jumlah lulusan yang terus bertambah tidak diimbangi dengan lapangan pekerjaan yang memadai.

3. Apakah regulasi dan sistem pendidikan profesi memengaruhi pengangguran sarjana?
Ya, lulusan dari jurusan seperti kesehatan (kedokteran dan farmasi) harus menempuh pendidikan profesi yang biayanya tinggi. Selain itu, ada laporan praktik tidak sehat dan indikasi mafia dalam sistem pendidikan profesi yang menghambat kelulusan dan akses kerja para sarjana tersebut.

4. Bagaimana upaya pemerintah dalam menanggulangi pengangguran lulusan sarjana?
Pemerintah berkomitmen melawan praktik mafia regulasi dan membuka akses masuk pasar kerja lebih luas, dengan mendorong reformasi di sektor ketenagakerjaan dan sistem pendidikan profesi. Wakil Menteri Ketenagakerjaan menyatakan kesiapannya untuk memberantas praktik tidak sehat ini guna memperbaiki kesempatan kerja bagi sarjana.

5. Apa tantangan terbesar dalam menyerap tenaga kerja lulusan perguruan tinggi?
Tantangan utama adalah mismatch atau ketidaksesuaian keterampilan lulusan dengan kebutuhan industri, serta tingginya persaingan yang membuat banyak lulusan menunggu pekerjaan yang ideal sehingga kesempatan kerja terserap kurang maksimal.

SHARE NOW
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags