Brilio.net - Rheza Sendy Pratama, mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta meninggal dunia ketika mengikuti aksi demo yang berujung kericuhan di depan Polda DIY Sabtu (30/8) hingga Minggu (31/8). Rheza sempat mendapatkan perawatan di RSUP Dr. Sardjito sebelum menghembuskan napas terakhir.
Rheza meninggal dunia di RSUP Dr. Sardjito sekitar pukul 07.00 WIB. Jenazah mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi ini kemudian dibawa ke rumah duka di Dusun Jaten, Desa Sendangadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, DIY sekitar pukul 14.56 WIB.
BACA JUGA :
Prabowo batalkan kunjungan ke China, fokus tangani polemik dalam negeri
Ratusan pelayat tampak memadati rumah duka. Tak berselang lama setelah jenazah Rheza tiba di rumah duka, kemudian langsung dimakamkan di pemakaman umum Jaten.
Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Irjen Pol Anggoro Sukartono menyatakan siap menggelar penyelidikan hingga penyidikan kematian mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta, Rheza Sendy Pratama, apabila pihak keluarga menghendaki.
"Apabila keluarga akan mempertanyakan sampai kepada proses hukum dari meninggalnya, kami siapkan semua proses itu, mulai dari penyelidikan hingga penyidikan," kata Anggoro usai melayat ke rumah duka almarhum di Sendangadi, Mlati, Sleman, DIY, Ahad (31/8) malam seperti dikutip Antara, Senin (1/9).
BACA JUGA :
Detik-detik rumah Ahmad Sahroni digeruduk massa, kaca mobil pecah sampai patung Iron Man dibawa keluar
Polisi Siap Melakukan PenyelidikanÂ
Ia mengatakan pihak keluarga memilih ikhlas menerima kepergian almarhum dan menolak opsi ekshumasi yang ditawarkan kepolisian. Kendati demikian, ia menegaskan jalur hukum tetap terbuka apabila di kemudian hari keluarga menghendaki adanya penyelidikan lebih lanjut.
"Kalau nanti pihak keluarga di kemudian hari berubah pikiran dan ingin mempertanyakan proses hukum terhadap meninggalnya saudara Rheza, kami siap untuk melakukan penyidikan," ujar jenderal polisi bintang dua itu.
Anggoro juga meminta masyarakat yang memiliki informasi maupun saksi terkait peristiwa yang dialami Rheza agar menyampaikannya kepada kepolisian.
"Sementara ini, yang kami lihat hanya dari media. Kami coba lihat berita-berita media sosial apakah benar korban yang diperlakukan seperti itu. Ini penting, jadi kalau masyarakat memang menemukan, sampaikan ke saya supaya saya mudah melakukan penyelidikan nantinya," tutur dia.
Sebelumnya, Forum BEM se-DIY melalui akun Instagram resminya menuliskan bahwa Rheza sempat mengikuti aksi unjuk rasa di Yogyakarta pada Ahad (31/8).
Selain itu, sebuah video yang merekam diduga sosok Rheza mengendarai sepeda motor saat aksi di sekitar Mapolda DIY pun beredar di media sosial.
Ketua BEM Amikom Yogyakarta Alvito Afriansyah meyakini bahwa sosok dalam rekaman itu adalah Rheza mengacu jenis motor yang ditunggangi serta keterangan rekan sekelasnya.
"Betul, itu adalah korban yang kita lihat di video, bahwa korban tertinggal pada saat aparat melemparkan gas air mata, dan mungkin insiden itu terjadi saat itu. (Indikasi) dari motor, dan itu kami dapatkan informasinya dari teman sekelas yang memvalidasi bahwa itu memang betul Saudara Rheza," ujar dia.
Di sisi lain, pihak Amikom Yogyakarta menyatakan bakal menelusuri lebih jauh ihwal kematian Rheza. Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Amikom Yogyakarta Ahmad Fauzi mengatakan pihaknya masih mengumpulkan informasi dari rumah sakit maupun rekan-rekan almarhum, serta berharap kepolisian memberikan penjelasan lengkap mengenai peristiwa yang terjadi.