Brilio.net - Kisah memilukan datang dari Bandar Lampung. Seorang siswi SMP Negeri 13 Bandar Lampung bernama Gina Dwi Sartika harus menelan kenyataan pahit setelah berhenti sekolah akibat perundungan yang diterimanya. Remaja berusia 16 tahun itu menjadi korban ejekan karena pekerjaan orang tuanya sebagai pemulung.
Kehidupan Gina berubah drastis sejak dirinya kerap dijadikan bahan olokan di sekolah. Cibiran dan hinaan teman-temannya membuat semangat belajarnya menurun. Di balik senyumnya yang tenang, tersimpan keinginan kuat untuk tetap menuntut ilmu meski keadaan hidupnya serba terbatas.
BACA JUGA :
Awalnya murid ini dibully teman-temannya tapi endingnya malah bikin haru, dapat kejutan tak terduga
Isu tentang putus sekolahnya Gina mencuat ke publik setelah ia menceritakan sendiri kisahnya kepada wartawan. Cerita ini mengundang empati banyak pihak yang menilai bahwa kemiskinan tak seharusnya menjadi alasan anak kehilangan hak pendidikan.
Gina tinggal bersama ibunya di sebuah rumah kontrakan sederhana di Kelurahan Beringin Raya, Kecamatan Kemiling. Rumah itu berada di belakang SMKN 8 Bandar Lampung, tempat kesehariannya membantu sang ibu mengumpulkan barang bekas. Dalam suasana penuh keterbatasan, ia masih menyimpan cita-cita untuk kembali duduk di bangku sekolah.
BACA JUGA :
Kisah anak penjual rujak berjuang untuk kuliah ini bikin rektor haru, auto diberi beasiswa S-2
foto: Instagram/@lampungcityinfo
Gina mengenang masa-masa ketika dirinya masih aktif di sekolah sebelum akhirnya memilih berhenti. Ia merasa tak kuat menahan tekanan dari teman-temannya yang sering mengejek pekerjaan orang tuanya.
"Saya sering dibully, mereka hina orang tua saya pemulung, tukang rongsokan. Akhirnya saya dikeluarkan waktu kelas VIII," ujar Gina kepada wartawan, Rabu (22/10), dikutip brilio.net dari Liputan6.com.
Setelah tak lagi bersekolah, Gina kini lebih banyak membantu sang ibu mencari rongsokan demi bertahan hidup. Meski begitu, ia tetap berharap suatu saat bisa kembali melanjutkan pendidikan.
"Saya sebenarnya masih mau sekolah lagi kalau ada yang bantu," ungkapnya lirih.
Sang ibu, Misna Megawati, tidak kuasa menahan air mata saat menceritakan nasib anaknya. Ia merasa kecewa dengan keputusan pihak sekolah yang justru meminta Gina pulang daripada melindunginya dari perundungan.
foto: Instagram/@lampungcityinfo
"Saya tidak tega anak saya dibully. Kata gurunya, daripada pilih satu anak dan yang lain ribut, akhirnya Gina disuruh pulang," ujar Misna.
Misna merupakan janda dengan enam anak yang hidup dalam kondisi serba kekurangan. Setiap hari ia bekerja memulung barang bekas dan menjualnya demi memenuhi kebutuhan keluarga.
"Kadang tiga hari kami nggak makan. Anak saya yang kerja kirim Rp500 ribu buat beli beras," ucapnya.
Dalam penghasilannya yang hanya sekitar Rp600 ribu per bulan, sebagian besar habis untuk membayar kontrakan sebesar Rp300 ribu. Ia berharap pemerintah bisa membantu anak-anak miskin seperti Gina agar tetap bisa bersekolah tanpa terkendala ekonomi maupun administrasi.
"Saya ingin anak-anak saya sekolah tinggi, jangan seperti saya yang cuma sampai kelas 4 SD," ungkapnya.
foto: TikTok/@tni_polri1
Menanggapi hal tersebut, pihak sekolah melalui Wakil Kepala SMP Negeri 13 Bandar Lampung, Abdul Rohman, membantah tudingan bahwa sekolah telah mengeluarkan Gina. Ia menegaskan bahwa pihak sekolah tetap memantau kondisi siswi tersebut.
"Sekolah tidak pernah mengeluarkan Gina. Kami masih memantau dia, bahkan pernah lihat dia memulung di daerah Kemiling," kata Abdul.
Abdul menjelaskan bahwa pihak sekolah telah berusaha agar Gina tetap bisa melanjutkan pendidikannya melalui jalur lain. Salah satunya dengan menyalurkannya ke Program Kejar Paket B (PKBM).
"Kami arahkan ke PKBM supaya dia bisa lanjut sekolah. Sekolah kami ini ramah anak, bahkan ada satgas dan program anti-bullying," klaimnya.
Menurut Abdul, Gina mulai jarang masuk sekolah setelah tantenya yang dulu mengasuh sejak bayi meninggal dunia. Sejak saat itu, kehadirannya di sekolah menurun hingga akhirnya tak muncul lagi.
"Mungkin dia minder dan akhirnya tak masuk lagi. Kami tetap berharap dia mau ikut PKBM supaya bisa terus belajar," katanya.