Brilio.net - Kematian tragis mahasiswa FISIP di Denpasar, Bali, bernama Timothy Anugerah Saputra, masih meninggalkan duka mendalam bagi keluarga. Timothy mengembuskan napas terakhirnya pada Rabu (15/10) setelah terjatuh dari lantai empat gedung kampus.
Peristiwa ini memicu gelombang empati sekaligus perdebatan setelah muncul dugaan adanya perundungan di balik kematiannya. Bahkan, sempat viral Timothy Anugerah turut dirundung setelah terjatuh dari lantai empat.
BACA JUGA :
Kisah haru gadis remaja putus sekolah karena dibully, dikeluarkan karena ibunya pemulung
Dalam perbincangan bersama Denny Sumargo, sang ibunda, Sharon, akhirnya angkat bicara mengenai berbagai kabar yang beredar. Ia berusaha meluruskan isu seputar kondisi anaknya semasa hidup dan apa yang sebenarnya terjadi di balik insiden tersebut.
Sejumlah pengakuannya menyentuh hati publik, terutama keputusan besar yang ia ambil terhadap mahasiswa yang sempat membully putranya. Berikut lima pernyataan Sharon, ibunda mendiang Timothy Anugerah Saputra, yang dihimpun brilio.net dari podcast Denny Sumargo pada Jumat (24/10).
1. Bantah Timothy alami perundungan saat kuliah.
BACA JUGA :
Awalnya murid ini dibully teman-temannya tapi endingnya malah bikin haru, dapat kejutan tak terduga
foto: YouTube/CURHAT BANG Denny Sumargo
Sharon menegaskan bahwa anaknya tidak mengalami perundungan selama menjalani masa kuliah. Ia menilai Timothy telah belajar cara menghadapi berbagai situasi sosial dengan baik, termasuk bagaimana merespons hal-hal yang terjadi di sekitarnya.
Menurutnya, Timothy memiliki kemampuan mengelola emosi dan memahami lingkungan sosialnya dengan cukup matang. Ia percaya, anaknya cukup kuat untuk tidak mudah terpengaruh oleh perilaku negatif orang lain.
"Kalau Timmy dibully selama kuliah, saya pikir enggak, karena dia itu bertahun-tahun belajar merespons bagaimana memberikan respon yang benar atas hal-hal di sekitarnya dia," ujar Sharon.
Sharon kemudian mengungkap bahwa anaknya pernah menjalani sesi konseling ke psikolog. Hal itu dilakukan untuk mendukung kesehatan mental dan proses belajarnya, bukan karena mengalami masalah kejiwaan.
Ia menjelaskan, kebiasaan itu sudah dilakukan sejak lama agar Timothy bisa lebih terbuka dan mengenali dirinya sendiri. Namun, intensitas kunjungan ke psikolog makin berkurang seiring waktu.
"Dulu seminggu sekali, lalu sebulan sekali. Nanti kalau pas Timmy merasa perlu ketemu psikolog bilang aja ya," ucapnya mengenang kebiasaan sang putra.
2. Tegaskan Timothy tidak mengidap gangguan mental.
foto: YouTube/CURHAT BANG Denny Sumargo
Dalam podcast tersebut, Sharon menepis isu bahwa anaknya memiliki gangguan mental. Ia menegaskan, informasi mengenai kunjungan ke psikolog disampaikan hanya untuk keperluan data medis di rumah sakit.
Sharon menjelaskan bahwa sesi psikolog itu dilakukan saat Timothy kecil untuk membantu mengatasi keterlambatan bicara, bukan karena gangguan jiwa. Ia ingin publik memahami konteksnya agar tidak salah menilai.
"Saya memang menyampaikan kepada dokter saraf dan dokter bedah, dahulu Timmy sempat mengalami speech delay dan pernah dibawa ke psikolog. Itu pun dilakukan untuk membantu proses belajar dan komunikasi, bukan karena gangguan mental," katanya.
Lebih lanjut, Sharon menyampaikan bahwa hasil pemeriksaan justru menunjukkan kemampuan luar biasa anaknya. Sang psikolog bahkan menilai Timothy memiliki kecerdasan tinggi.
"Waktu itu psikolog menilai Timmy justru jenius, bukan anak dengan gangguan mental," tegas Sharon.
3. Masih sadar setelah jatuh dari lantai empat.
foto: Instagram/@univ.udayana
Sharon menceritakan momen memilukan ketika mengetahui anaknya masih hidup setelah terjatuh. Ia mengaku melihat Timothy dalam keadaan sadar dan sempat berbicara beberapa hal sebelum akhirnya meninggal dunia.
Menurut Sharon, tubuh Timothy tidak sepenuhnya rusak akibat jatuh dari ketinggian. Ia menilai kondisi itu sebagai sebuah keajaiban meski sang putra mengalami patah tulang di beberapa bagian.
"Masih buka mata, memang dari jatuh sampai saya datang itu Timmy dalam keadaan sadar dan dia sempat ngomong beberapa hal sama saya," ujarnya lirih.
Dalam kondisi kritis, Timothy bahkan masih sempat memberi tahu dari mana ia terjatuh. Namun, Sharon mengaku tak kuasa menanyakan lebih jauh mengenai penyebabnya.
"Timmy jatuhnya dari mana? Terus Timmy bilang, 'Lantai 4, Mami'. Timmy bilang seperti itu ke saya. Tapi dalam kondisi seperti itu jelas saya nggak ada kekuatan untuk bilang kenapa. Saya nggak tanya lebih lanjut apakah kamu menjatuhkan diri atau ada yang mendorong," lanjutnya.
4. Pembully datang meminta maaf ke rumah duka.
foto: YouTube/CURHAT BANG Denny Sumargo
Beberapa waktu setelah insiden terjadi, sejumlah mahasiswa yang sempat menulis komentar negatif tentang Timothy mendatangi rumah duka. Mereka datang untuk meminta maaf secara langsung kepada ibunda almarhum.
Sharon mengaku memahami bahwa tindakan mereka mungkin dilakukan tanpa berpikir panjang. Meski kecewa, ia memilih untuk memaafkan karena percaya setiap orang bisa berubah.
"Mereka semua ini nggak tahu Timmy, ini adalah orang-orang bodoh sesaat yang mungkin mulutnya nggak dikontrol," ucap Sharon.
Ia kemudian menyebut tiga nama mahasiswa yang datang untuk menyampaikan penyesalan mereka. Ketiganya datang dengan tulus untuk meminta maaf kepada dirinya secara langsung.
"Bukan satu orang, tapi tiga orang datang ke rumah duka. Ketiganya adalah Leo, Vito, dan Eric, yang datang untuk menyampaikan penyesalan mereka secara langsung," ujar Sharon.
5. Angkat salah satu pembully menjadi anak.
Sikap besar hati Sharon tidak berhenti pada pemberian maaf. Ia bahkan memutuskan untuk mengangkat Vito, salah satu mahasiswa yang sempat membully Timothy sebagai anaknya.
Keputusan itu ia ambil sebagai bentuk kasih dan pembelajaran agar sang mahasiswa bisa memperbaiki diri. Sharon berharap tindakan ini menjadi warisan moral dari kebaikan hati Timothy semasa hidup.
"Tante sudah nggak punya anak lagi, jadi kamu sekarang harus jadi anak tante.Tante ingin lihat komitmen kamu untuk jadi orang yang lebih baik, untuk kamu bawa spiritnya Timmy ini, bagaimana dia selama ini menjalani hidupnya," katanya.
Sharon menegaskan bahwa niatnya tulus untuk menuntun anak itu ke arah yang lebih baik. Ia ingin memastikan agar kesalahan serupa tidak terulang dan sang mahasiswa dapat tumbuh menjadi pribadi yang lebih bijak.
"Ingat kamu punya mama satu lagi di-update juga jadi kamu saya kenakan wajib lapor, kamu harus update tante juga supaya tante bisa liha supaya ke depannya kamu ini menjalani hidup secara lebih baik," tutup Sharon.