Brilio.net - Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) masih menjadi impian banyak orang di Indonesia. Stabilitas finansial, tunjangan bulanan, dan jaminan pensiun menjadi daya tarik utama profesi ini.
Banyak orang rela bersaing ketat demi mendapatkan posisi PNS, bahkan tidak sedikit yang mengikuti seleksi berkali-kali. Meski demikian, bekerja sebagai PNS tidak selalu memberikan kenyamanan seperti yang dibayangkan banyak orang.
BACA JUGA :
Pencairan THR Rp50 Triliun untuk PNS dipercepat, ini alasannya
Tekanan pekerjaan, lingkungan kerja yang kurang sehat, dan keterbatasan pengembangan diri seringkali menjadi masalah bagi sebagian orang. Kondisi inilah yang dirasakan oleh seorang pria bernama Rico, hingga akhirnya ia memilih resign dari pekerjaannya sebagai PNS.
foto: TikTok/@ricosahidan
BACA JUGA :
Gaji pensiunan PNS melonjak 12%, intip daftar golongan penerimanya
Pilih jadi kuli di Australia setelah resign PNS
Rico membagikan kisahnya melalui akun TikTok @ricosahidan. Ia menceritakan keputusannya untuk meninggalkan status PNS dan beralih menjadi kuli di sebuah pabrik pengolahan daging.
"Resign dari PNS, eh malah jadi kuli di Australia," ujarnya dalam video yang diunggahnya.
Setiap hari, Rico berangkat dari kontrakannya menuju tempat kerja yang berjarak sekitar 10 menit naik mobil. Setibanya di pabrik, ia segera mengganti pakaian dengan seragam khusus yang harus dikenakan selama bekerja.
foto: TikTok/@ricosahidan
Berbeda dengan pekerjaannya dulu yang hanya duduk di depan laptop, kini ia harus bekerja secara fisik dalam shift malam selama enam hari dalam seminggu. Meski begitu, ia mengaku merasa lebih bahagia.
"BTW, gue kerjanya 6 malam ya, mulai dari jam 12 malam," ujarnya
"Oh ya, meskipun disini gue cuma jadi kuli, kerja fisik, tidak seperti sebelumnya yang cuma duduk dan pake laptop, terus sekarang gue jauh lebih bahagia," tambahnya.
foto: TikTok/@ricosahidan
Dari segi penghasilan, pekerjaannya di Australia memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan saat menjadi PNS. Dengan gaji Rp330.000 per jam dan Rp500.000 per jam untuk lembur, Rico merasa kehidupannya kini lebih sejahtera.
"Dari sisi finansial juga lebih oke. Gaji per jam Rp330.000, kalau lembur malah dapat Rp500.000 per jam," kata Rico.
Sebagai pekerja full-time di Australia, jam kerja yang dijalaninya adalah 38 jam per minggu. Jika dihitung, dalam seminggu Rico bisa mengantongi sekitar sekitar Rp12.540.000 per minggu.
foto: TikTok/@ricosahidan
Ia menegaskan bahwa keputusan untuk meninggalkan pekerjaannya sebagai PNS bukanlah sesuatu yang disesali. Baginya, bekerja di lingkungan yang lebih sehat secara mental jauh lebih penting dibandingkan bertahan dalam pekerjaan yang memberinya tekanan.
"Masya Allah, siapa sih yang nggak bakal seneng? Daripada kerja tekanan batin, harus berada di lingkungan yang kotor, memberi pengaruh buruk, mending aku disini hidup tenang," ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa ia tidak pernah tergiur dengan jabatan. Baginya yang paling penting adalah hidup dengan tenang dan tanpa beban.
"Lagian aku juga tidak gila jabatan," tandasnya.
Banyak yang menyoroti perbedaan kesejahteraan pekerja di luar negeri dibandingkan di Indonesia. Selain soal finansial, lingkungan kerja yang lebih menghargai pekerja juga menjadi alasan banyak orang memilih bekerja di luar negeri. Beban mental yang lebih ringan membuat mereka merasa lebih nyaman dan dihargai.
"Di Indo kl mau kaya harus sekolah setinggi-tingginya itu pun blm menjamin juga siii.. tp kl di luar tamat SMA sekalipun tp hidupnya sejahtera," komentar @anfjcg123.
"Free life... sgalanya.... lebih di terima di sana," tulis @yulia.wati154.
"Aku paham kak knp km memilih ke ausie dari pada PNS karna kesehatan mental lebih penting yak," ungkap @ayudenotz.