Brilio.net - Kalau kamu sering merasa dada seperti terbakar setelah makan atau tiba-tiba ada rasa asam yang naik ke tenggorokan, bisa jadi kamu sedang mengalami gerd. Penyakit ini sering dianggap sepele dan disamakan dengan "maag", padahal keduanya berbeda, lho! Yuk, kenali lebih dalam apa itu gerd, apa penyebabnya, gejalanya, serta bagaimana cara mengatasinya supaya nggak kambuh lagi, brilio.net himpun dari berbagai sumber pada Kamis (23/10).
Apa itu gerd?
Menurut penjelasan dari Mayo Clinic, Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah kondisi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan (esofagus) secara berulang dan menyebabkan iritasi. Refluks ini bisa terasa seperti sensasi terbakar di dada, rasa asam di mulut, atau bahkan sulit menelan.
Secara sederhana, gerd terjadi karena katup otot di ujung bawah esofagus (lower esophageal sphincter/LES) tidak menutup sempurna. Akibatnya, isi lambung yang seharusnya tetap di tempatnya malah naik ke atas. Kalau hal ini terus terjadi, dinding kerongkongan bisa meradang bahkan rusak.
Penelitian dari Cleveland Clinic juga menjelaskan bahwa gerd termasuk penyakit kronis, bukan sekadar heartburn sesekali, karena gejalanya sering kambuh dan bisa memengaruhi kualitas hidup jika tidak ditangani dengan tepat.
Penyebab gerd
Menurut penjelasan dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), penyebab utama GERD adalah melemahnya otot LES di bagian bawah kerongkongan. Namun, ada juga beberapa faktor lain yang bisa memperparah kondisinya.
Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Kelebihan berat badan atau obesitas
Tekanan di dalam perut meningkat sehingga asam lambung lebih mudah naik.
2. Hiatal hernia
Kondisi di mana sebagian lambung terdorong ke atas melalui diafragma, membuat fungsi katup LES terganggu.
3. Kebiasaan makan tidak sehat
Makan terlalu banyak, terlalu cepat, atau langsung berbaring setelah makan bisa memicu refluks.
4. Konsumsi makanan pemicu
Seperti cokelat, kopi, makanan berlemak, makanan pedas, dan minuman bersoda.
5. Kebiasaan merokok dan minum alkohol
Keduanya bisa melemahkan otot LES.
Gejala gerd
foto: freepik.com
Menurut penjelasan dari Harvard Health Publishing, gejala gerd paling umum adalah rasa terbakar di dada (heartburn) yang muncul setelah makan atau saat berbaring. Namun, ternyata ada juga gejala lain yang sering diabaikan.
Berikut beberapa tanda kamu mungkin mengalami gerd:
1. Sensasi panas atau terbakar di dada.
2. Rasa asam atau pahit di mulut.
3. Nyeri dada non-jantung.
4. Sulit menelan atau merasa ada sesuatu yang tersangkut di tenggorokan.
5. Batuk kronis, suara serak, atau tenggorokan terasa kering.
Perbedaan antara gerd dan maag
Banyak orang sering mengira gerd dan maag itu sama karena sama-sama berkaitan dengan asam lambung. Padahal, menurut penjelasan dari Harvard Medical School, keduanya berbeda, baik dari lokasi gangguan maupun penyebabnya.
Gerd (Gastroesophageal Reflux Disease) merupakan gangguan yang terjadi pada kerongkongan akibat asam lambung yang naik dari perut ke atas. Hal ini biasanya disebabkan oleh melemahnya katup esofagus bagian bawah (Lower Esophageal Sphincter/LES), yang seharusnya berfungsi menahan agar isi lambung tidak naik kembali. Akibatnya, penderita gerd sering merasakan sensasi terbakar di dada (heartburn), rasa asam di mulut, bahkan batuk kronis yang tidak kunjung sembuh.
Sementara itu, maag atau gastritis terjadi karena peradangan pada dinding lambung. Menurut penjelasan dari Cleveland Clinic, penyebab utamanya bisa berasal dari infeksi bakteri Helicobacter pylori, penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen, konsumsi alkohol berlebihan, hingga stres berkepanjangan. Gejalanya pun berbeda, penderita maag biasanya merasakan nyeri di ulu hati, mual, perut terasa kembung, atau bahkan kehilangan nafsu makan.
Perbedaan lainnya terlihat dari komplikasi yang mungkin timbul. Jika gerd tidak ditangani dengan baik, asam lambung yang terus naik bisa menyebabkan radang pada kerongkongan (esofagitis), penyempitan saluran kerongkongan (striktur), hingga kondisi serius bernama Barrett’s esophagus, yang bisa meningkatkan risiko kanker esofagus. Sedangkan maag yang dibiarkan dapat berkembang menjadi tukak lambung, pendarahan di lambung, atau bahkan perforasi (lambung berlubang).
Singkatnya, menurut Cleveland Clinic meski sama-sama menimbulkan rasa tidak nyaman di area perut, gerd berasal dari masalah "asam lambung yang naik ke atas", sedangkan maag disebabkan oleh peradangan di lambung itu sendiri. Jadi, arah dan mekanisme penyakitnya jelas berbeda, dan cara penanganannya pun tidak selalu sama.
Cara mengatasi gerd agar tak kambuh lagi
Menurut panduan dari Mayo Clinic, sebagian besar kasus GERD bisa dikontrol dengan mengubah gaya hidup. Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa kamu terapkan:
1. Ubah kebiasaan makan
Makan lebih sering tapi dalam porsi kecil, hindari makan besar atau langsung tidur setelah makan (beri jeda minimal 2 jam), kurangi konsumsi makanan berlemak, pedas, cokelat, dan minuman bersoda.
2. Jaga berat badan
Penelitian dari Harvard Health menyebutkan bahwa menurunkan berat badan 5–10% dapat mengurangi gejala GERD secara signifikan karena tekanan di perut menurun.
3. Hindari kebiasaan yang memperburuk refluks
Berhenti merokok dan batasi alkohol karena keduanya terbukti bisa melemahkan otot LES menurut data dari American Gastroenterological Association (AGA).
4. Tidur dengan posisi kepala lebih tinggi
Menurut Verywell Health, tidur dengan posisi kepala lebih tinggi sekitar 15–20 cm bisa membantu gravitasi menjaga asam lambung tetap di tempatnya.
5. Konsultasi ke dokter bila gejala tidak membaik
Jika perubahan gaya hidup belum cukup, dokter bisa meresepkan obat seperti antasida, H2 blocker, atau proton pump inhibitor (PPI). Untuk kasus berat, diperlukan pemeriksaan endoskopi agar kondisi dinding esofagus bisa dievaluasi secara langsung.
Kapan harus ke dokter?
Menurut National Institutes of Health (NIH), kamu sebaiknya segera memeriksakan diri bila mengalami hal berikut:
1. Gejala gerd muncul lebih dari dua kali seminggu.
2. Sulit menelan atau terasa nyeri saat menelan.
3. Berat badan menurun tanpa sebab jelas.
4. Muntah darah atau tinja berwarna hitam.
(Magang/Aji setyawan)
Recommended By Editor
- 6 Kronologi mahasiswa ditemukan tak bernyawa di kamar kos di Padang, diduga karena asam lambung
- Cara alami mengatasi asam lambung dengan rebusan serai
- Bagaimana sih atlet tarkam Bekasi atasi nyeri otot cuma pakai minyak urut herbal? Ternyata ini triknya
- 7 Menu diet untuk penderita asam lambung, praktis dibuat dan bikin nagih
- Asam lambung naik saat bekerja? Ini 6 cara efektif mengatasinya
- Macam-macam enzim yang membantu proses pencernaan di lambung
- Cukup tambahkan 1 jenis rempah, ini trik agar masakan bersantan tidak bikin asam lambung naik
- Macam-macam enzim yang bekerja membantu lambung, dilengkapi fungsinya


