Di Jalan Deper Raya, Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, berdiri sebuah kompleks rumah dinas anggota DPR yang kini tampak sepi. Tembok besar bercat putih dan atap melengkung terlihat kaku, sementara dua barrier dan satu cone oranye terpasang untuk menghalangi akses jalan. Di baliknya, seorang petugas sekuriti duduk dengan tatapan awas, selalu siap mengawasi siapa pun yang melintas.
Di kompleks ini, hanya ada dua titik yang masih terlihat aktif, yaitu masjid dan TK Anak Bangsa. Namun, akses untuk tamu sangat dibatasi. Setiap orang yang ingin masuk, meski hanya untuk salat atau mengambil uang di ATM, harus mendapatkan izin dari sekuriti yang selalu bertanya tentang keperluan mereka.
Dulu, warga sekitar bebas jogging di area ini, tetapi sekarang sudah dilarang total. Sejak rumah dinas ditinggalkan penghuni pada Oktober 2024, setelah pelantikan anggota DPR baru, keamanan di area ini semakin ketat. Aliran listrik pun diputus oleh PLN, membuat suasana semakin mencekam.
Jam sepuluh malam, suasana di kompleks ini gelap gulita. Puluhan rumah dari Blok A hingga Blok F terlihat seperti bangunan mati. Dindingnya masih berdiri, tetapi rumput liar mulai merayap. Tukang kebun terakhir berhenti bekerja pada 31 Desember 2024, dan sejak itu, halaman dibiarkan terbengkalai.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5320771/original/038819500_1755616697-IMG_6814.jpeg)
foto: Liputan6.com/Ady Anugrahadi
Jumlah sekuriti di kompleks ini juga berkurang. Dulu ada 33 orang yang berjaga, kini hanya tersisa 13 orang yang bertugas dengan sistem piket, dari pagi hingga pagi berikutnya. Tugas mereka kini hanya menjaga aset negara berupa bangunan dan inventaris di dalamnya.
foto: Liputan6.com/Ady Anugrahadi
Suatu malam, seorang kurir paket datang ke kompleks ini. "Ada orang namanya Joe, Pak?" tanyanya. Sekuriti menjawab, "Oh iya, ada. Samping masjid ya." Tak lama kemudian, kurir tersebut keluar dengan gelisah. "Pak, kok enggak ada orangnya? Saya ngeri, pak, gelap banget," keluhnya. Sekuriti pun akhirnya mengantarnya ke alamat tujuan.
Dari luar, bangunan dua lantai ini hanya tampak tembok putih pucat dan jendela kaca yang gelap. Tidak ada cahaya, tidak ada tanda-tanda kehidupan. Tembok putih menjulang tinggi, dengan daun rambat kering menggantung di kawat besi.
Gaji anggota DPR tidak naik, tapi ada tunjangan rumah Rp50 juta/bulan
Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir memastikan bahwa gaji bagi Anggota DPR RI tidak mengalami kenaikan, tetapi ada tambahan tunjangan berupa tunjangan rumah sebesar Rp50 juta per bulan.
Dia mengatakan bahwa tambahan tunjangan itu menggantikan rumah dinas DPR RI yang kini sudah tidak ada. Dengan begitu, tunjangan rumah dinas itu diberikan dengan nominal yang disesuaikan tersebut.
"Jadi tunjangan perumahan DPR itu Rp50 juta, tepatnya kurang lebih Rp58 juta dipotong itu mereka terima sekitar Rp50 juta," kata Adies di kompleks parlemen, Jakarta, Selasa, seperti dikutip brilio.net dari Antaranews, Rabu (20/8).
Selain tunjangan rumah dinas itu, dia menjelaskan bahwa Anggota DPR RI bisa menerima gaji hampir Rp70 juta setiap bulannya. Angka itu, terdiri dari gaji pokok sekitar Rp7 juta, tunjangan BBM sekitar Rp7 juta, tunjangan beras Rp12 juta, hingga komponen-komponen tunjangan lainnya.
"Jadi kalau dulu gaji kawan-kawan itu terima total bersihnya sekitar Rp58 juta mungkin. Gaji tidak naik ya, saya tegas sekali gaji tidak naik. Tunjangan makan disesuaikan dengan indeks saat ini mungkin terima hampir Rp69-70 juta," kata dia.
Recommended By Editor
- Gaji anggota DPR tak naik, ini penjelasan wakil ketua DPR soal uang perumahan dan kenaikan tunjangan
- Nafa Urbach tanggapi anggota DPR RI dapat uang tunjangan rumah Rp50 juta per bulan, banjir kritikan
- Bagaimana sih atlet tarkam Bekasi atasi nyeri otot cuma pakai minyak urut herbal? Ternyata ini triknya
- Wakil DPR bantah gaji anggota DPR Rp100 juta, ternyata ini angka sebenarnya
- Heboh gaji DPR naik jadi Rp3 juta per hari, ini rincian gaji & tunjangan anggota DPR sesuai ketentuan
- Viral gaji anggota DPR naik jadi Rp3 juta per hari, begini tanggapan Ketua DPR
- Momen Verrell Bramasta jalani masa reses anggota DPR, rogoh kocek Rp100 juta untuk UMKM dan seniman


